Kamis, 10 April 2025

Dalam Dua Pekan, Uber PHK 6.700 Karyawan 

NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Perusahaan transportasi daring, Uber, berada dalam masalah besar bidang keuangan saat pandemi corona (Covid-19) melanda hampir semua negara. Mereka kemudian membuat keputusan yang tak populi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 6.700 karyawan dalam waktu kurang dari dua pekan.

Dilansir CNN, pengurangan 6.700 karyawan ini setara dengan 25 persen total karyawan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu. Uber mengambil langkah drastis ini karena krisis yang dialami perusahaan akibat pandemi virus corona.

Uber pertama kali mengumumkan telah melakukan PHK 3.700 pegawai penuh waktu mereka sekitar dua pekan lalu. Pada Senin (18/5/2020) waktu setempat, Uber kembali mengumumkan pengurangan 3.000 karyawan.

Baca Juga:  Hilangkan Jerawat dengan Masker Kefir, Ini Efek Sampingnya

Dalam surat elektronik yang dikirimkan ke para staf, CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengatakan, juga berencana menutup atau menggabungkan sekitar 45 kantor di seluruh dunia.

"Kami harus mengambil langkah yang sulit ini agar tetap kuat, mengamankan masa depan, dan melanjutkan misi kami," tulis Khosrowshahi sembari menyatakan PHK ribuan karyawan ini bertujuan membantu perusahaan fokus ke bisnis inti mereka.

Pada awal Mei lalu, Khosrowshahi mengatakan bisnis transportasi online Uber anjlok mencapai 80 persen pada April 2020. Penurunan drastis itu disebabkan banyak orang tetap tinggal di rumah karena aturan lockdown yang berlaku di Negeri Paman Sam.

Di luar masalah itu, layanan pesan antarmakanan Uber sebenarnya mengalami peningkatan. Meskipun peningkatan di sektor tersebut tidak mampu menutup kerugian yang dialami perusahaan selama pandemi virus corona.

Baca Juga:  Dukung Kiprah HMI untuk Daerah

"Jika ada kabar baik dari krisis ini, yaitu Eats (layanan pesan antarmakanan Uber, red) menjadi penting bagi masyarakat di rumah dan restoran," ucap Khosrowshahi.

Sementara itu, pesaing Uber dalam layanan transportasi daring di AS, Lyft, juga telah lebih dulu melakukan PHK Karyawan. Lyft mengumumkan telah melakukan PHK karyawan pada akhir April lalu karena pandemi Covid-19.

Sumber: CNN/AP/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Perusahaan transportasi daring, Uber, berada dalam masalah besar bidang keuangan saat pandemi corona (Covid-19) melanda hampir semua negara. Mereka kemudian membuat keputusan yang tak populi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 6.700 karyawan dalam waktu kurang dari dua pekan.

Dilansir CNN, pengurangan 6.700 karyawan ini setara dengan 25 persen total karyawan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu. Uber mengambil langkah drastis ini karena krisis yang dialami perusahaan akibat pandemi virus corona.

Uber pertama kali mengumumkan telah melakukan PHK 3.700 pegawai penuh waktu mereka sekitar dua pekan lalu. Pada Senin (18/5/2020) waktu setempat, Uber kembali mengumumkan pengurangan 3.000 karyawan.

Baca Juga:  Kehilangan Semangat Donal dan Kecermatan Gober

Dalam surat elektronik yang dikirimkan ke para staf, CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengatakan, juga berencana menutup atau menggabungkan sekitar 45 kantor di seluruh dunia.

"Kami harus mengambil langkah yang sulit ini agar tetap kuat, mengamankan masa depan, dan melanjutkan misi kami," tulis Khosrowshahi sembari menyatakan PHK ribuan karyawan ini bertujuan membantu perusahaan fokus ke bisnis inti mereka.

Pada awal Mei lalu, Khosrowshahi mengatakan bisnis transportasi online Uber anjlok mencapai 80 persen pada April 2020. Penurunan drastis itu disebabkan banyak orang tetap tinggal di rumah karena aturan lockdown yang berlaku di Negeri Paman Sam.

Di luar masalah itu, layanan pesan antarmakanan Uber sebenarnya mengalami peningkatan. Meskipun peningkatan di sektor tersebut tidak mampu menutup kerugian yang dialami perusahaan selama pandemi virus corona.

Baca Juga:  Hilangkan Jerawat dengan Masker Kefir, Ini Efek Sampingnya

"Jika ada kabar baik dari krisis ini, yaitu Eats (layanan pesan antarmakanan Uber, red) menjadi penting bagi masyarakat di rumah dan restoran," ucap Khosrowshahi.

Sementara itu, pesaing Uber dalam layanan transportasi daring di AS, Lyft, juga telah lebih dulu melakukan PHK Karyawan. Lyft mengumumkan telah melakukan PHK karyawan pada akhir April lalu karena pandemi Covid-19.

Sumber: CNN/AP/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Dalam Dua Pekan, Uber PHK 6.700 Karyawan 

NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Perusahaan transportasi daring, Uber, berada dalam masalah besar bidang keuangan saat pandemi corona (Covid-19) melanda hampir semua negara. Mereka kemudian membuat keputusan yang tak populi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 6.700 karyawan dalam waktu kurang dari dua pekan.

Dilansir CNN, pengurangan 6.700 karyawan ini setara dengan 25 persen total karyawan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu. Uber mengambil langkah drastis ini karena krisis yang dialami perusahaan akibat pandemi virus corona.

Uber pertama kali mengumumkan telah melakukan PHK 3.700 pegawai penuh waktu mereka sekitar dua pekan lalu. Pada Senin (18/5/2020) waktu setempat, Uber kembali mengumumkan pengurangan 3.000 karyawan.

Baca Juga:  Presiden Tak Akan Beri Toleransi bagi Perusuh

Dalam surat elektronik yang dikirimkan ke para staf, CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengatakan, juga berencana menutup atau menggabungkan sekitar 45 kantor di seluruh dunia.

"Kami harus mengambil langkah yang sulit ini agar tetap kuat, mengamankan masa depan, dan melanjutkan misi kami," tulis Khosrowshahi sembari menyatakan PHK ribuan karyawan ini bertujuan membantu perusahaan fokus ke bisnis inti mereka.

Pada awal Mei lalu, Khosrowshahi mengatakan bisnis transportasi online Uber anjlok mencapai 80 persen pada April 2020. Penurunan drastis itu disebabkan banyak orang tetap tinggal di rumah karena aturan lockdown yang berlaku di Negeri Paman Sam.

Di luar masalah itu, layanan pesan antarmakanan Uber sebenarnya mengalami peningkatan. Meskipun peningkatan di sektor tersebut tidak mampu menutup kerugian yang dialami perusahaan selama pandemi virus corona.

Baca Juga:  Tanpa Selesaikan Masalah Palestina, Mustahil Timur Tengah Damai 

"Jika ada kabar baik dari krisis ini, yaitu Eats (layanan pesan antarmakanan Uber, red) menjadi penting bagi masyarakat di rumah dan restoran," ucap Khosrowshahi.

Sementara itu, pesaing Uber dalam layanan transportasi daring di AS, Lyft, juga telah lebih dulu melakukan PHK Karyawan. Lyft mengumumkan telah melakukan PHK karyawan pada akhir April lalu karena pandemi Covid-19.

Sumber: CNN/AP/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Perusahaan transportasi daring, Uber, berada dalam masalah besar bidang keuangan saat pandemi corona (Covid-19) melanda hampir semua negara. Mereka kemudian membuat keputusan yang tak populi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 6.700 karyawan dalam waktu kurang dari dua pekan.

Dilansir CNN, pengurangan 6.700 karyawan ini setara dengan 25 persen total karyawan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu. Uber mengambil langkah drastis ini karena krisis yang dialami perusahaan akibat pandemi virus corona.

Uber pertama kali mengumumkan telah melakukan PHK 3.700 pegawai penuh waktu mereka sekitar dua pekan lalu. Pada Senin (18/5/2020) waktu setempat, Uber kembali mengumumkan pengurangan 3.000 karyawan.

Baca Juga:  Presiden Tak Akan Beri Toleransi bagi Perusuh

Dalam surat elektronik yang dikirimkan ke para staf, CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengatakan, juga berencana menutup atau menggabungkan sekitar 45 kantor di seluruh dunia.

"Kami harus mengambil langkah yang sulit ini agar tetap kuat, mengamankan masa depan, dan melanjutkan misi kami," tulis Khosrowshahi sembari menyatakan PHK ribuan karyawan ini bertujuan membantu perusahaan fokus ke bisnis inti mereka.

Pada awal Mei lalu, Khosrowshahi mengatakan bisnis transportasi online Uber anjlok mencapai 80 persen pada April 2020. Penurunan drastis itu disebabkan banyak orang tetap tinggal di rumah karena aturan lockdown yang berlaku di Negeri Paman Sam.

Di luar masalah itu, layanan pesan antarmakanan Uber sebenarnya mengalami peningkatan. Meskipun peningkatan di sektor tersebut tidak mampu menutup kerugian yang dialami perusahaan selama pandemi virus corona.

Baca Juga:  Autopsi Jenazah Brigadir J Selesai, Lemkapi Beberkan Hal Mengejutkan

"Jika ada kabar baik dari krisis ini, yaitu Eats (layanan pesan antarmakanan Uber, red) menjadi penting bagi masyarakat di rumah dan restoran," ucap Khosrowshahi.

Sementara itu, pesaing Uber dalam layanan transportasi daring di AS, Lyft, juga telah lebih dulu melakukan PHK Karyawan. Lyft mengumumkan telah melakukan PHK karyawan pada akhir April lalu karena pandemi Covid-19.

Sumber: CNN/AP/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari