JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Indonesia terpilih menjadi Anggota Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lewat persaingan ketat dengan negara kawasan Asia Pasifik. Sedikitnya ada 5 negara yang memperebutkan 4 kursi untuk menjadi Anggota Dewan HAM PBB. Terkait hal itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ikut menceritakan detik-detik terpilihnya Indonesia.
Indonesia memenangkan suara terbanyak dengan 174 suara dan berhasil duduk sebagai Anggota Dewan HAM PBB pada Kamis (17/10) lalu. Menlu Retno Marsudi menjelaskan ketegangan terjadi karena ada 5 negara yang hanya memperebutkan 4 kursi.
“Alhamdulillah ya kami saat pemilihan nonton bareng hampir tengah malam ya. Karena di New York kan pagi pemilihannya. Kami nonton bareng dengan tim Kemenlu. Kami juga undang beberapa media untuk memantau secara langsung pemilihan yang ada di sidang umum PBB. Agak deg-degan juga, ada 5 calon di Asia Pasifik untuk memperebutkan 4 kursi. Kalau beberapa kawasan, calonnya 2 dan kursinya 2 enaklah bisa tidur nyenyak. Tapi Indonesia berebut 4 kursi jadi kerja keras banget,†paparnya dalam wawancara eksklusif dengan Jawa Pos di Kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat (18/10).
Tak mudah untuk memperebutkan kursi di Dewan HAM PBB. Menlu Retno harus berusaha melakukan lobi-lobi untuk menggalang dukungan. Dan berhasil. Indonesia bahkan merebut suara terbanyak yakni 174 suara.
“Kita sudah melakukan kampanye dan lobi-lobo all out, minggu-minggu terakhir atau bulan-bulan terakhir duta besar di luar kami cek satu persatu sampai sejauh mana dukungannya. Dan sampai (Kamis) pagi di Jakarta saya masih melakukan komunikasi dengan beberapa Menteri Luar Negeri untuk memberikan dukungan ke Indonesia,†jelasnya.
Bagi Menteri Retno, tingginya suara Indonesia menjadi satu bentuk pengakuan negara Asia Pasifik terhadap Indonesia. Indonesia dinilai sebagai negara yang terus berusaha untuk berkontribusi sebagai bagian dari penyelesaian masalah.
“Tetapi di lain pihak kami melihat ini adalah sebagai tanggung jawab yang harus ditunaikan sebaik mungkin. Rasa bangga iya betul, tapi ada tanggung jawab besar yang ditunaikan,†ujarnya.
Terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB, maka pada 2020, tugas dan beban Indonesia akan lebih berat. Indonesia tak hanya duduk sebagai Anggota Dewan Keamanan PBB tetapi juga Anggota Dewan HAM PBB.
“Saya juga sudah komunikasi lagi dengan New york dan Jenewa, jadi tim Jakarta, Tim New York, dan Tim Jenewa, bahwa tahun depan akan jadi tahun yang sangat berat buat politik luar negeri Indonesia. Karena tahun depan kita masih duduk dalam Dewan Keamanan dan kita duduk juga di Dewan HAM PBB. Saya yakin dengan soliditas tim dan para diplomat Indonesia, Insya Allah kita mampu menunaikannya,†paparnya.
Lantas, apa tugas pokok Indonesia sebagai
anggota Dewan HAM PBB? Menteri Retno menjelaskan politik luar negeri Indonesia selalu mencari solusi. Indonesia memajukan beberapa value baik dengan cara dialog dan kerja sama. Demikian juga saat bicara soal pemajuan dan perlindungan HAM.
“Kami melihatnya perlu sekali bekerja sama di antara bangsa-bangsa dunia agar semua negara terus mengalami kemajuan baik dalam perlindungan dan kemajuan HAM itu sendiri. Mungkin banyak negara yang punya keterbatasan untuk perlindungan dan kemajuan HAM. Dan kami melihat amanah ini jadi tone yang positif untuk bekerja sama agar kemajuan dan proteksi HAM dunia menjadi lebih baik.
Lalu untuk perbaikan di dalam negeri, Menteri Retno menjelaskan dari waktu ke waktu Indonesia juga terus memperbaiki kondisi HAM di dalam negeri. Tantangan dan komitmen diperlukan untuk menjadi lebih maju lagi.
“Tak ada negara di dunia yang perfect. Tapi yang penting kita lakukan adalah bahwa dari waktu ke waktu kita terus berupaya memperbaiki kondisi HAM di Indonesia baik dari kemajuan dan perlindungannya. Tantangannya banyak, komitmen untuk terus maju itu perlu dipertahankan,†tegas Menteri Retno.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Deslina