JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Indonesia mulai memasuki musim hujan. Kabar baiknya, kasus Covid-19 kini sudah semakin turun. Akan tetapi sejumlah penelitian mengaitkan antara musim atau cuaca dengan penyebaran kasus Covid-19.
Ahli Spesialis Penyakit Dalam yang juga Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan, ada beberapa informasi yang simpang siur tentang musim hujan dan penyebaran Covid-19.
Ada yang mengatakan kelembaban musim hujan menurunkan penyebaran Covid-19, tapi ada juga yang menyatakan sebaliknya yakni virus SARS-CoV-2 lebih kuat saat musim hujan.
Mana yang benar?
Zubairi mengutip beberapa penelitian menunjukkan kalau hujan itu memudahkan penyebaran virus corona. Salah satunya penelitian Chinese Academy of Medical Sciences. Mereka menemukan virus ini lebih mudah menyebar pada kadar kelembaban 75 persen.
Sementara, penelitian profesor mikrobiologi dari rumah sakit St. Christopher di Philadelphia, Alan Evangelista juga menemukan hal sama. Ketika udara makin lembab dan makin banyak airnya, maka droplet yang mengandung virus akan lebih mudah menyebar.
“Tapi, beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa jika kadar air di udara meningkat, maka hal itu justru memperlambat penyebaran virus Korona. Jadi, memang belum jelas hubungan antara musim hujan dan penyebaran virus,” kata Zubairi lewat kicauannya yang sudah dikonfirmasi JawaPos.com, Ahad (19/9).
“Sementara ini hasilnya masih saling bertentangan. Kalau bicara fakta, kita bisa lihat di Thailand. Negara yang dekat dengan kita. Kalau musim hujan, negara ini selalu menghadapi outbreak atau peningkatan insidensi kasus influenza,” ungkapnya.
Misalnya pada 2019, di sana 27 orang meninggal dari 390 ribu yang terinfeksi. Artinya, sudah ada contoh bahwa musim hujan meningkatkan penyebaran virus.
“Tapi, kalau musim hujan dan Covid-19, saya belum menemukan adanya kaitan dan bukti yang jelas,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman