Kamis, 19 September 2024

Jemaah Calon Haji Masuk Asrama Haji Mulai 3 Juni

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah membawa misi khusus dalam penyelenggaraan ibadah haji 1443/2022. Yakni, menurunkan tingkat kematian di angka 1 per mil (per 1.000) jemaah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana menyatakan, tingkat kematian jemaah haji Indonesia di Tanah Suci setiap tahun cenderung flat, yakni 2 per mil. Itu terjadi selama 10 tahun terakhir.

”Itu angka yang tinggi. Pesan Pak Menkes, harus diturunkan,” katanya saat paparan dalam bimbingan teknis petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi 1443/2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, kemarin.

Terlepas dari Indonesia sebagai negara dengan pengirim jemaah haji terbanyak, lanjut dia, tingkat kematian itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. India, misalnya, 1 per mil. Lalu, Malaysia di angka 0,3 per mil.

- Advertisement -

Budi memaparkan, penyebab tertinggi kematian jemaah haji berkaitan dengan penyakit jantung dan gangguan saluran pernapasan. Namun, yang paling utama, hal itu dipicu jemaah haji yang kelelahan.

Dia menyebutkan, banyak jemaah yang melakukan aktivitas ibadah berlebihan sebelum fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina).

- Advertisement -

”Bahkan, ada yang sebelum ibadah puncak (wukuf di Arafah, red) umrah sampai 11 kali,” ungkap Budi.

Hal semacam itu, kata dia, perlu diedukasi. Jemaah diberi pemahaman untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kemampuan fisik.

Baca Juga:  Mendag Yakin Subsidi Minyak Goreng Curah Terpenuhi

”Banyak yang ngejar sunah, tapi (ibadah) yang wajib belum dikerjakan dia sudah meninggal karena kelelahan,” terangnya.

Selama 72 hari penyelenggaraan ibadah haji, kata Budi, ada fase angka kematian yang sangat tinggi. Salah satunya dimulai pada hari ke-25 sejak kedatangan jemaah yang pertama.

”Lalu, saat fase Armuzna, angka kematian melonjak tinggi,” ungkap Budi.

Kemarin, pemerintah melakukan rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Bogor terkait dengan persiapan haji. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, pemerintah sudah siap melayani jemaah haji dari berangkat hingga pulang.

”Sudah siapkan skema dari A sampai Z,” ucapnya.

Yaqut menjelaskan, salah satu skema yang disiapkan pemerintah berkaitan dengan protokol kesehatan. Jemaah calon haji (JCH) harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19 minimal dosis kedua.

”Kita sudah usahakan terus, ikhtiarkan agar seluruh jemaah haji, jemaah calon haji yang berangkat ke Saudi nanti sudah tervaksin dua kali atau vaksin lengkap,” ucap Yaqut.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu mengatakan, pemerintah siap menyalurkan dana haji kepada pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Agama. Lebih lanjut, dia menjelaskan, biaya riil untuk berhaji Rp81,7 juta per jemaah. Namun, per jemaah cukup membayar rata-rata Rp39,9 juta. Kekurangannya ditanggung BPKH menggunakan dana hasil pengelolaan biaya haji yang telah disetor jemaah se-Indonesia.

Baca Juga:  Sudah 2.586 Warga Inhil Terserang ISPA

Sementara itu, periode masuknya JCH ke asrama haji semakin dekat. Sesuai dengan kalender Kemenag, JCH mulai masuk ke asrama haji pada 3 Juni. Kemudian, pada 4 Juni, JCH kloter pertama diterbangkan menuju Madinah. Sejumlah pengelola asrama haji menyampaikan kesiapan menyambut kedatangan jemaah.

 

Kesiapan asrama haji tersebut disampaikan Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab saat meninjau kesiapan Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, kemarin. ”Alhamdulillah, semua sudah siap,” katanya.

Beberapa yang dilihat adalah fasilitas kamar jemaah dan sarana pendukung lainnya.

Dia menyatakan, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, disiapkan lima gedung untuk menginap jemaah. Yaitu, gedung D1, D2, D3, D4, dan E. Selain itu, disiapkan tiga unit gedung cadangan. Menurut Mujab, kesiapan asrama haji tidak hanya berupa fasilitas fisiknya. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah kesiapan SDM-nya.

Kepada seluruh pengelola asrama haji, dia mengingatkan misi pemberangkatan haji semakin dekat. Karena itu, persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya. Khususnya mengenai protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.(fal/lyn/wan/c19/oni/jpg)

Sumber: Jawa Pos

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah membawa misi khusus dalam penyelenggaraan ibadah haji 1443/2022. Yakni, menurunkan tingkat kematian di angka 1 per mil (per 1.000) jemaah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana menyatakan, tingkat kematian jemaah haji Indonesia di Tanah Suci setiap tahun cenderung flat, yakni 2 per mil. Itu terjadi selama 10 tahun terakhir.

”Itu angka yang tinggi. Pesan Pak Menkes, harus diturunkan,” katanya saat paparan dalam bimbingan teknis petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi 1443/2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, kemarin.

Terlepas dari Indonesia sebagai negara dengan pengirim jemaah haji terbanyak, lanjut dia, tingkat kematian itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. India, misalnya, 1 per mil. Lalu, Malaysia di angka 0,3 per mil.

Budi memaparkan, penyebab tertinggi kematian jemaah haji berkaitan dengan penyakit jantung dan gangguan saluran pernapasan. Namun, yang paling utama, hal itu dipicu jemaah haji yang kelelahan.

Dia menyebutkan, banyak jemaah yang melakukan aktivitas ibadah berlebihan sebelum fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina).

”Bahkan, ada yang sebelum ibadah puncak (wukuf di Arafah, red) umrah sampai 11 kali,” ungkap Budi.

Hal semacam itu, kata dia, perlu diedukasi. Jemaah diberi pemahaman untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kemampuan fisik.

Baca Juga:  Warga Jalan Siak Heboh, Ada Mayat Mengapung di Anak Sungai Dumai

”Banyak yang ngejar sunah, tapi (ibadah) yang wajib belum dikerjakan dia sudah meninggal karena kelelahan,” terangnya.

Selama 72 hari penyelenggaraan ibadah haji, kata Budi, ada fase angka kematian yang sangat tinggi. Salah satunya dimulai pada hari ke-25 sejak kedatangan jemaah yang pertama.

”Lalu, saat fase Armuzna, angka kematian melonjak tinggi,” ungkap Budi.

Kemarin, pemerintah melakukan rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Bogor terkait dengan persiapan haji. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, pemerintah sudah siap melayani jemaah haji dari berangkat hingga pulang.

”Sudah siapkan skema dari A sampai Z,” ucapnya.

Yaqut menjelaskan, salah satu skema yang disiapkan pemerintah berkaitan dengan protokol kesehatan. Jemaah calon haji (JCH) harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19 minimal dosis kedua.

”Kita sudah usahakan terus, ikhtiarkan agar seluruh jemaah haji, jemaah calon haji yang berangkat ke Saudi nanti sudah tervaksin dua kali atau vaksin lengkap,” ucap Yaqut.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu mengatakan, pemerintah siap menyalurkan dana haji kepada pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Agama. Lebih lanjut, dia menjelaskan, biaya riil untuk berhaji Rp81,7 juta per jemaah. Namun, per jemaah cukup membayar rata-rata Rp39,9 juta. Kekurangannya ditanggung BPKH menggunakan dana hasil pengelolaan biaya haji yang telah disetor jemaah se-Indonesia.

Baca Juga:  Alfedri Kagumi Penampilan Polisi Cilik

Sementara itu, periode masuknya JCH ke asrama haji semakin dekat. Sesuai dengan kalender Kemenag, JCH mulai masuk ke asrama haji pada 3 Juni. Kemudian, pada 4 Juni, JCH kloter pertama diterbangkan menuju Madinah. Sejumlah pengelola asrama haji menyampaikan kesiapan menyambut kedatangan jemaah.

 

Kesiapan asrama haji tersebut disampaikan Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab saat meninjau kesiapan Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, kemarin. ”Alhamdulillah, semua sudah siap,” katanya.

Beberapa yang dilihat adalah fasilitas kamar jemaah dan sarana pendukung lainnya.

Dia menyatakan, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, disiapkan lima gedung untuk menginap jemaah. Yaitu, gedung D1, D2, D3, D4, dan E. Selain itu, disiapkan tiga unit gedung cadangan. Menurut Mujab, kesiapan asrama haji tidak hanya berupa fasilitas fisiknya. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah kesiapan SDM-nya.

Kepada seluruh pengelola asrama haji, dia mengingatkan misi pemberangkatan haji semakin dekat. Karena itu, persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya. Khususnya mengenai protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.(fal/lyn/wan/c19/oni/jpg)

Sumber: Jawa Pos

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari