JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Enam orang Delegasi Chinese Academy of Forestry (CAF) sebagai Organisasi Penelitian Kehutanan Terbesar di Tiongkok tiba di Indonesia untuk menjajaki peluang kerjasama dan pertukaran informasi ilmiah dengan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) KLHK/Forestry and Environmental Research Development and Innovation Agency (FOERDIA). Lima diantara enam orang Delegasi CAF tersebut merupakan Profesor bidang kehutanan, dengan dipimpin oleh Profesor Liu Shirong seorang Profesor dibidang ekologi hutan dan juga sebagai Presiden CAF.
Indonesia dan Tiongkok mempunyai sejarah kerjasama terkait riset yang cukup banyak. Berangkat dari hal itu, FOERDIA memiliki komitmen untuk terus berkolaborasi dengan lembaga penelitian lain untuk mendukung pembangunan nasional terutama menuju Indonesia Emas 2045.
"Kami merasa terhormat atas kedatangan rombongan dari CAF, kami banyak belajar dari keberhasilan Tiongkok dalam merestorasi dan melestarikan hutannya, semoga kita dapat terus bekerjasama," ujar Kirsfianti Linda Ginoga, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan saat menyambut kedatangan rombongan CAF di FOERDIA, Bogor (16/5).
Beberapa kerjasama Indonesia dengan CAF yang pernah dilakukan adalah terkait genetik sumber daya hutan, genetik biodiversitas, legalitas kayu, green supply chain dan lain sebagainya.
"Kita punya hubungan yang erat, kita juga punya sejarah kerjasama riset, namun kedepan harus lebih ditingkatkan," ujar Liu Shirong.
FOERDIA juga mempromosikan Xylarium Bogoriense yang merupakan nomor satu di dunia kepada Delegasi CAF. Xylarium adalah “perpustakaan kayu” sebagai dokumentasi koleksi keragaman jenis kayu Indonesia, yang bermanfaat sebagai penunjang penelitian dan sumber informasi ilmiah jenis kayu (nama lokal, nama ilmiah, keragaman jenis, dan persebaran jenis kayu) dan bahan rujukan utama dalam identifikasi kayu. Xylarium Bogoriense ini telah tercatat dalam Index Xylariorum, Institutional Wood Collection sejak 1975 yang dikelola oleh International Assosiation of Wood Anatomists (IAWA).
CAF membuka peluang kerjasama dengan FOREDIA dibidang Forest Landscape Restoration, Green Gas Measurement, Genetics and Breading, Wood Identification and Xylarium. Peluang ini sangat baik karena pengalaman Tiongkok di bidang kehutanan yang sangat banyak mengingat Tiongkok juga merupakan salah satu negara megabiodiversity dengan variasi jenis hutan di Tiongkok yang lengkap mulai dari Tropical Rain Forest hingga ke Cold Temperate Conifer Forest, dan juga merupakan habitat bagi 30.000 tanaman vascular dan 6.347 hewan vertebrata.
Pertemuan dengan delegasi CAF ini juga dihadiri oleh Dwi Sudarto, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, para Peneliti FOREDIA baik penelitian senior maupun peneliti muda serta jajaran pejabat dan staf di FOREDIA. Selanjutnya rombongan CAF mengunjungi Hutan Penelitian Gunung Dahu, di Kabupaten Bogor.(ADV)