PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) โ Banjir yang merendam Jalan Lintas Timur (Jalintim) Km 83, Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan mulai surut. Ahad (16/3), ketinggian air yang menggenangi badan jalan lintas provinsi ini sudah surut 5 sentimeter (cm) dari hari sebelumnya menjadi 40-42 cm.
Namun jalan nasional tersebut belum memungkinkan untuk dilintasi kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda dua dan roda empat berbodi kecil. Alhasil, petugas dari berbagai instansi pun masih tetap siaga di sepanjang jalur banjir dari Km 78 hingga Km 83 untuk memastikan arus lalu lintas berjalan dengan lancar dengan menerapkan sistem buka tutup jalan satu arah.
Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri SIK melalui Kasi Humas AKP Edy Harianto SH mengatakan, penurunan tinggi permukaan air ini memberikan dampak yang cukup menggembirakan dan membuat antrean panjang kendaraan mulai dapat terurai. โSaat ini panjang antrean kendaraan tak sampai 1 kilometer. Sebelumnya mencapai 2 hingga 3 kilometer,โโ ujarnya. โโMeski demikian, kami masih meยญnyaยญrankan kendaraan roda 2 dan roda 4 untuk tidak melintas di Jalintim Km 83 ini karena permukaan air masih tinggi. Sehingga masih kami sarankan menggunakan bantuan mobil gendong yang saat ini telah disediakan dua unit trado oleh Pemkab Pelalawan,โ tambahnya.
Mantan Kapolsek Teluk Meranti Polres Pelalawan ini menjelaskan, badan jalan lintas ini telah banyak mengalami kerusakan dan berlubang sehingga kendaraan rawan terperosok yang menyebabkan kendaraan menjadi mati mesin atau mogok. โKalau mogok tentunya memerlukan waktu untuk mengevakuasi sehingga berdampak kembali mengularnya antrean,โ paparnya.

โIntinya, petugas gabungan akan tetap all out untuk melakukan pengaturan arus lalu lintas di lokasi banjir agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Dengan demikian, aktivitas moda transportasi dapat tetap terus bergerak,โ tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan Zulfan MSi menjelaskan, berdasarkan perhitungan alat pengukur level debit permukaan air Sungai Kampar di jembatan penyeberangan ponton Kecamatan Langgam, debit air Sungai Kampar terpantau turun menjadi 3,39 meter dari sebelumnya setinggi 344 cm.
Lanjut Zulfan, meski surut, kondisi tersebut masih belum membuat aktivitas warga dan juga arus lalu lintas menjadi berjalan normal. โNamun demikian, penurunan banjir ini telah memberikan dampak yang cukup positif. Pasalnya, sudah cukup banyak warga pengungsi yang kembali ke rumah mereka untuk membersihkan sisa banjir,โโ ujarnya.
Untuk itu, mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini berharap banjir yang melanda Negeri Amanah ini dapat segera surut total sehingga aktivitas warga dan moda transportasi dapat secepatnya berjalan dengan normal.(amn)