Rabu, 2 April 2025
spot_img

Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mata, dan Pemberian Kacamata di Posyandu Lansia Kecamatan Rumbio Jaya

KAMPAR (RIAUPOS.CO)-Masalah kesehatan mata pada usia lanjut merupakan salah satu paling mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup.  Kondisi  ini jadi sasaran utama Fakultas Kedokteran  dan RSUD Arifin Achmad dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar,  tanggal 18 September 2019.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya, deteksi dini terhadap ganguan kesehatan mata terkait usia dan pemberian kacamata kepada masyarakat Lansia,  jelas Dokter Yulia Wardany Sp.M  didampingi  Dr Efhandi Nukman Sp.M dan  Dr Silvia Laroza .

Tujuan kegiatan ini untuk menemukan kasus pada tahap awal di masyarakat, sehingga dapat dilakukan pengobatan dini untuk mencegah kebutaan permanen. Disamping memberikan pengetahuan tentang gangguan kesehatan mata, terutama terkait lanjut usia pada masyarakat.

Baca Juga:  Proses Tidak Instan

“Harapan kami, masyarakat yang mempunyai faktor risiko memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan mata secara teratur serta memberikan kacamata baca kepada masyarakat lansia,’’tambahnya.

Ditambahkannya,  berbagai masalah kesehatan mata yang mengganggu tajam penglihatan dapat menurunkan produktifitas dan kualitas kehidupan dan pekerjaan seseorang. Usia harapan hidup yang semakin meningkat dibarengi dengan gaya hidup sedentari dan modernisasi komorbiditas dari penyakit sistemik metabolik dan degenretaif membuat masalah gangguan kesehatan mata semakin banyak dikeluhkan.

Skrining gangguan kesehatan mata terkait usia merupakan cara yang paling penting dalam pencegahan kebutaan, kelompok yang berisiko antara lain usia diatas 40 tahun, riwayat myopia dan hiperopia, riwayat keluarga glaukoma, tekanan intra okuler yang tinggi, riwayat diabetes, hipertensi,migren, sleep apnea syndrome, dan penggunaan steroid jangka panjang.

Baca Juga:  Carter Pesawat, 140 Pengungsi Wamena Diterbangkan Langsung ke Padang 

Terkait hasil deteksi dalam pengabdian masyarakat itu, Yulia mengatakan, karakteristik pasien yang hadir pada saat pemeriksaan, terdiri dari 89 perempuan dan 61 laki-laki. Usia rerata pasien adalah 61,2 tahun dengan rentang usia antara 48-82 tahun. Hasil skrining ini mendapatkan dari 150 orang yang hadir , 100% membutuhkan kacamata baca, katarak 37orang (24,7%), suspek glaukoma 4 orang (2,7%), retinopati diabetik 4 orang (2,7%), kerusakan nervus optikus 2 orang (1,3%), refraksi anomali 20 orang (13%), dan sindroma mata kering 117 orang (78%).

Editor/penulis: Deslina

KAMPAR (RIAUPOS.CO)-Masalah kesehatan mata pada usia lanjut merupakan salah satu paling mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup.  Kondisi  ini jadi sasaran utama Fakultas Kedokteran  dan RSUD Arifin Achmad dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar,  tanggal 18 September 2019.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya, deteksi dini terhadap ganguan kesehatan mata terkait usia dan pemberian kacamata kepada masyarakat Lansia,  jelas Dokter Yulia Wardany Sp.M  didampingi  Dr Efhandi Nukman Sp.M dan  Dr Silvia Laroza .

Tujuan kegiatan ini untuk menemukan kasus pada tahap awal di masyarakat, sehingga dapat dilakukan pengobatan dini untuk mencegah kebutaan permanen. Disamping memberikan pengetahuan tentang gangguan kesehatan mata, terutama terkait lanjut usia pada masyarakat.

Baca Juga:  Penyakit Jantung dan Covid-19

“Harapan kami, masyarakat yang mempunyai faktor risiko memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan mata secara teratur serta memberikan kacamata baca kepada masyarakat lansia,’’tambahnya.

Ditambahkannya,  berbagai masalah kesehatan mata yang mengganggu tajam penglihatan dapat menurunkan produktifitas dan kualitas kehidupan dan pekerjaan seseorang. Usia harapan hidup yang semakin meningkat dibarengi dengan gaya hidup sedentari dan modernisasi komorbiditas dari penyakit sistemik metabolik dan degenretaif membuat masalah gangguan kesehatan mata semakin banyak dikeluhkan.

Skrining gangguan kesehatan mata terkait usia merupakan cara yang paling penting dalam pencegahan kebutaan, kelompok yang berisiko antara lain usia diatas 40 tahun, riwayat myopia dan hiperopia, riwayat keluarga glaukoma, tekanan intra okuler yang tinggi, riwayat diabetes, hipertensi,migren, sleep apnea syndrome, dan penggunaan steroid jangka panjang.

Baca Juga:  Tak Lulus, Peserta Seleksi PPPK Guru Bisa Mengulang 2 Kali

Terkait hasil deteksi dalam pengabdian masyarakat itu, Yulia mengatakan, karakteristik pasien yang hadir pada saat pemeriksaan, terdiri dari 89 perempuan dan 61 laki-laki. Usia rerata pasien adalah 61,2 tahun dengan rentang usia antara 48-82 tahun. Hasil skrining ini mendapatkan dari 150 orang yang hadir , 100% membutuhkan kacamata baca, katarak 37orang (24,7%), suspek glaukoma 4 orang (2,7%), retinopati diabetik 4 orang (2,7%), kerusakan nervus optikus 2 orang (1,3%), refraksi anomali 20 orang (13%), dan sindroma mata kering 117 orang (78%).

Editor/penulis: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mata, dan Pemberian Kacamata di Posyandu Lansia Kecamatan Rumbio Jaya

KAMPAR (RIAUPOS.CO)-Masalah kesehatan mata pada usia lanjut merupakan salah satu paling mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup.  Kondisi  ini jadi sasaran utama Fakultas Kedokteran  dan RSUD Arifin Achmad dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar,  tanggal 18 September 2019.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya, deteksi dini terhadap ganguan kesehatan mata terkait usia dan pemberian kacamata kepada masyarakat Lansia,  jelas Dokter Yulia Wardany Sp.M  didampingi  Dr Efhandi Nukman Sp.M dan  Dr Silvia Laroza .

Tujuan kegiatan ini untuk menemukan kasus pada tahap awal di masyarakat, sehingga dapat dilakukan pengobatan dini untuk mencegah kebutaan permanen. Disamping memberikan pengetahuan tentang gangguan kesehatan mata, terutama terkait lanjut usia pada masyarakat.

Baca Juga:  DPMK Rampungkan Pelipatan Surat Suara

“Harapan kami, masyarakat yang mempunyai faktor risiko memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan mata secara teratur serta memberikan kacamata baca kepada masyarakat lansia,’’tambahnya.

Ditambahkannya,  berbagai masalah kesehatan mata yang mengganggu tajam penglihatan dapat menurunkan produktifitas dan kualitas kehidupan dan pekerjaan seseorang. Usia harapan hidup yang semakin meningkat dibarengi dengan gaya hidup sedentari dan modernisasi komorbiditas dari penyakit sistemik metabolik dan degenretaif membuat masalah gangguan kesehatan mata semakin banyak dikeluhkan.

Skrining gangguan kesehatan mata terkait usia merupakan cara yang paling penting dalam pencegahan kebutaan, kelompok yang berisiko antara lain usia diatas 40 tahun, riwayat myopia dan hiperopia, riwayat keluarga glaukoma, tekanan intra okuler yang tinggi, riwayat diabetes, hipertensi,migren, sleep apnea syndrome, dan penggunaan steroid jangka panjang.

Baca Juga:  Golkar Usulkan Putra BJ Habibie Jadi Menteri Jokowi

Terkait hasil deteksi dalam pengabdian masyarakat itu, Yulia mengatakan, karakteristik pasien yang hadir pada saat pemeriksaan, terdiri dari 89 perempuan dan 61 laki-laki. Usia rerata pasien adalah 61,2 tahun dengan rentang usia antara 48-82 tahun. Hasil skrining ini mendapatkan dari 150 orang yang hadir , 100% membutuhkan kacamata baca, katarak 37orang (24,7%), suspek glaukoma 4 orang (2,7%), retinopati diabetik 4 orang (2,7%), kerusakan nervus optikus 2 orang (1,3%), refraksi anomali 20 orang (13%), dan sindroma mata kering 117 orang (78%).

Editor/penulis: Deslina

KAMPAR (RIAUPOS.CO)-Masalah kesehatan mata pada usia lanjut merupakan salah satu paling mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup.  Kondisi  ini jadi sasaran utama Fakultas Kedokteran  dan RSUD Arifin Achmad dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar,  tanggal 18 September 2019.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya, deteksi dini terhadap ganguan kesehatan mata terkait usia dan pemberian kacamata kepada masyarakat Lansia,  jelas Dokter Yulia Wardany Sp.M  didampingi  Dr Efhandi Nukman Sp.M dan  Dr Silvia Laroza .

Tujuan kegiatan ini untuk menemukan kasus pada tahap awal di masyarakat, sehingga dapat dilakukan pengobatan dini untuk mencegah kebutaan permanen. Disamping memberikan pengetahuan tentang gangguan kesehatan mata, terutama terkait lanjut usia pada masyarakat.

Baca Juga:  Ibunda Meninggal, Presiden Jokowi Langsung ke Solo

“Harapan kami, masyarakat yang mempunyai faktor risiko memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan mata secara teratur serta memberikan kacamata baca kepada masyarakat lansia,’’tambahnya.

Ditambahkannya,  berbagai masalah kesehatan mata yang mengganggu tajam penglihatan dapat menurunkan produktifitas dan kualitas kehidupan dan pekerjaan seseorang. Usia harapan hidup yang semakin meningkat dibarengi dengan gaya hidup sedentari dan modernisasi komorbiditas dari penyakit sistemik metabolik dan degenretaif membuat masalah gangguan kesehatan mata semakin banyak dikeluhkan.

Skrining gangguan kesehatan mata terkait usia merupakan cara yang paling penting dalam pencegahan kebutaan, kelompok yang berisiko antara lain usia diatas 40 tahun, riwayat myopia dan hiperopia, riwayat keluarga glaukoma, tekanan intra okuler yang tinggi, riwayat diabetes, hipertensi,migren, sleep apnea syndrome, dan penggunaan steroid jangka panjang.

Baca Juga:  Carter Pesawat, 140 Pengungsi Wamena Diterbangkan Langsung ke Padang 

Terkait hasil deteksi dalam pengabdian masyarakat itu, Yulia mengatakan, karakteristik pasien yang hadir pada saat pemeriksaan, terdiri dari 89 perempuan dan 61 laki-laki. Usia rerata pasien adalah 61,2 tahun dengan rentang usia antara 48-82 tahun. Hasil skrining ini mendapatkan dari 150 orang yang hadir , 100% membutuhkan kacamata baca, katarak 37orang (24,7%), suspek glaukoma 4 orang (2,7%), retinopati diabetik 4 orang (2,7%), kerusakan nervus optikus 2 orang (1,3%), refraksi anomali 20 orang (13%), dan sindroma mata kering 117 orang (78%).

Editor/penulis: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari