JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dengan telah ditetapkannya biaya pemeberangkatn ibdah haji (BPIH) atau ongkos naik haji (ONH) tahun 2022 oleh Pemerintah bersama DPR RI, maka jemaah calon haji (JCH) keberangkatan 1443 Hijriah telah memiliki separuh kepastian. Khususnya terkait ONH. Apalagi sudah ada jaminan dari pemerintah bahwa JCH Indonesia yang akan diberangkatkan telah melunasi setoran hajinya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) H Ismed Hasan Putro mengatakan, meskipun ada kenaikan, namun tidak dikenakan biaya tambahan. Karena sudah ditanggung pemerintah bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Kabar ini tentu sangat menggembirakan dan melegakan bagi para JCH yang sudah menanti sejak jauh-jauh hari, akan keberangkatannya ke Tanah Suci.
Ismed mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi atas respons positif pemerintah terkait tanpa ada biaya tambahan bagi JCH meskipun hitungan rasionalnya ada kenaikan ONH.
Masalah lain yang masih menjadi penantian para JCH tahun 2022, ujar Ismed, kepastian keberangkatan. Mengapa masih menjadi penantian? Karena sampai saat ini Kerajaan Saudi Arabia belum menyampaikan kuota untuk JCH dari Indonesia.
“Yang sudah diumumkan Kementerian Urusan Haji Kerajaan Saudi Arabia, baru kuota untuk semua negara di dunia,” ujar Ismed dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/4/2022).
Namun secara paralel, Ismed berharap agar para JCH tetap fokus pada persiapan keberangkatan ke Tanah Suci.
"Saatnya JCH untuk secara komprehensif mempertebal basis kesiapan ilmu dan pemahaman sebagai bekal dalam proses menunaikan ibadah haji,” ujarnya.
Dikatakan Ismed, JCH sebaiknya pada tahap persiapan melalui kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) masing-masing. Khususnya saat manasik haji, bisa mengeksplorasi secara komprehensif bekal pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terkait proses haji. Dikatakannya, jemaah perlu bekal ilmu dan pemahaman yang memadai dan mendalam setiap melaksanakan proses dalam rukun haji.
“JCH benar-benar meresapi dan menanamkan dalam sanubarinya,” ujar Ismed.
Dikatakan Ismed lagi, sebaiknya JCH memiliki pengetahuan yang cukup dan pemahaman yang baik. Mengapa harus tawaf? Mengapa harus sa'i? Mengapa harus melempar jumrah? Mengapa harus ada di Padang Arafah? Mengapa juga harus ada di Mina.
“Itu semua harus dipelajari dan dipahami dengan baik dan kaffah oleh setiap JCH,” kata Ismed.
Editor: Edwar Yaman