Kamis, 19 September 2024

Waspada, Diabetes Tak Selalu Tunjukkan Gejala Khas

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sudahkah memeriksa berapa kadar gula darah Anda? Sebab diabetes seringkali menghinggapi atau menyerang seseorang tanpa menyadari gejala. Setelah terkena penyakit berat seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal barulah dicek dan ternyata penyebabnya diabetes.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum PEDI (Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia) DR dr Aris Wibudi Sp PD KEMD dalam rangka Hari Diabetes Sedunia setiap 14 November. Rata-rata dia menemukan pasien baru tahu sudah terkena diabetes ketika sudah terbaring di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

Sebab, beberapa orang sering menyantap makanan minuman manis atau kuliner tinggi kalori, tak sadar atau jarang mengecek berapa kadar gula darah di dalam dirinya. Padahal, gejala diabetes bisa dilihat dengan ciri umum seperti banyak minum, banyak buang air kecil, banyak makan, dan berat badan menurun.

Baca Juga:  Camar Sudah Gelar 100 Lebih Kampanye di Rohil

“Ada pasien stroke dengan gula darah 600 di UGD saya tanya. Sudah berapa lama kena gula? Ternyata, katanya tak punya riwayat diabetes. Itu artinya pasien tak tahu dia sudah diabetes dan baru sadar saat komplikasi sudah datang,” tukasnya dalam diskusi baru-baru ini.

- Advertisement -

Namun, bagi seseorang dengan pra diabetes, kadang gejala tak terlihat. Terlebih jika kadar gulanya masih diangka 200-an.

“Kalau kencing terus dipikirnya sehat. Minum banyak malah segar, enggak akan terasa. Wong yang 400-500 saja sering enggak ada gejalanya,” katanya.

- Advertisement -

Sehingga dr Aris mengingatkan siapa saja untuk mewaspadai diabetes tanpa gejala atau asimtomatik. Caranya dengan memperhatikan dan membatasi berapa batasan kalori yang masuk serta gaya hidup sehat.

“Apalagi yang sudah obesitas atau kegemukan, lalu yang keluarganya punya riwayat diabetes. Itu harus screening karena berisiko,” jelasnya.

Baca Juga:  Makan Dulu, atau Konsumsi Buah?

Data Federasi Diabetes Internasional (IDF) Atlas 2017 mengungkapkan, Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun. Sekitar 10,3 juta orang dan akan bertambah menjadi 16,7 juta orang di tahun 2045, dengan mayoritas penderitanya tinggal di daerah perkotaan.

Di Indonesia, hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen. Sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang.

“Salah satu penyebabnya itu tadi, adalah minimnya kesadaran masyarakat akan penyakit ini dan upaya pencegahan serta penanggulangannya. Maka dari itu, dibutuhkan edukasi yang tepat untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” tegasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sudahkah memeriksa berapa kadar gula darah Anda? Sebab diabetes seringkali menghinggapi atau menyerang seseorang tanpa menyadari gejala. Setelah terkena penyakit berat seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal barulah dicek dan ternyata penyebabnya diabetes.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum PEDI (Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia) DR dr Aris Wibudi Sp PD KEMD dalam rangka Hari Diabetes Sedunia setiap 14 November. Rata-rata dia menemukan pasien baru tahu sudah terkena diabetes ketika sudah terbaring di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

Sebab, beberapa orang sering menyantap makanan minuman manis atau kuliner tinggi kalori, tak sadar atau jarang mengecek berapa kadar gula darah di dalam dirinya. Padahal, gejala diabetes bisa dilihat dengan ciri umum seperti banyak minum, banyak buang air kecil, banyak makan, dan berat badan menurun.

Baca Juga:  Waketum Gerindra Dukung Jokowi Realisasikan Hukuman Mati Koruptor

“Ada pasien stroke dengan gula darah 600 di UGD saya tanya. Sudah berapa lama kena gula? Ternyata, katanya tak punya riwayat diabetes. Itu artinya pasien tak tahu dia sudah diabetes dan baru sadar saat komplikasi sudah datang,” tukasnya dalam diskusi baru-baru ini.

Namun, bagi seseorang dengan pra diabetes, kadang gejala tak terlihat. Terlebih jika kadar gulanya masih diangka 200-an.

“Kalau kencing terus dipikirnya sehat. Minum banyak malah segar, enggak akan terasa. Wong yang 400-500 saja sering enggak ada gejalanya,” katanya.

Sehingga dr Aris mengingatkan siapa saja untuk mewaspadai diabetes tanpa gejala atau asimtomatik. Caranya dengan memperhatikan dan membatasi berapa batasan kalori yang masuk serta gaya hidup sehat.

“Apalagi yang sudah obesitas atau kegemukan, lalu yang keluarganya punya riwayat diabetes. Itu harus screening karena berisiko,” jelasnya.

Baca Juga:  Pesona Cinta dari Telukjering

Data Federasi Diabetes Internasional (IDF) Atlas 2017 mengungkapkan, Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun. Sekitar 10,3 juta orang dan akan bertambah menjadi 16,7 juta orang di tahun 2045, dengan mayoritas penderitanya tinggal di daerah perkotaan.

Di Indonesia, hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen. Sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang.

“Salah satu penyebabnya itu tadi, adalah minimnya kesadaran masyarakat akan penyakit ini dan upaya pencegahan serta penanggulangannya. Maka dari itu, dibutuhkan edukasi yang tepat untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” tegasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari