JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Warkop DKI Reborn menghadirkan cerita dan cast baru. Aliando Syarief berperan sebagai Dono, Adipati "Dodot" Dolken sebagai Kasino, dan Randy Danistha sebagai Indro. Ini demi upaya penyegaran dan film yang lebih milenial.
Warkop DKI Reborn menjadikan Dono, Kasino, dan Indro mata-mata. Mereka ditugasi agen rahasia (Indro Warkop) untuk menjalani misi berbahaya. Mereka harus mengusut kejahatan money laundering di industri perfilman. Ketiganya harus menembus ke produksi film milik Amir Muka (Ganindra Bimo), seorang produser.
Demi misi itu, Dono, Kasino, dan Indro ikut audisi film-film yang diproduksi Amir. Namun, karena suatu alasan, mereka bertiga malah dibuang ke Maroko. Mereka telantar di padang pasir dan harus mencari jalan kembali sambil berusaha menghentikan Amir.
Yang menjadi sutradara kali ini adalah Rako Prijanto. Terpilihnya tiga cast pemeran trio komedi legendaris itu juga merupakan ide Rako.
"Supaya di film ini ada sentuhan barunya. Warkop milenial gitu lah," jelas Rako yang juga menjadi penulis naskah. Upaya Rako dan tim produksi Falcon Pictures memang berhasil membuat unsur kekinian film Warkop DKI Reborn lebih terasa.
Karena ketiga aktor baru belum punya pengalaman berperan sebagai trio Warkop, Rako memberi ketiganya PR (pekerjaan rumah) untuk mendalami peran. Selain mengubah penampilan, Aliando, Dodot, dan Randy harus bisa memunculkan gestur dan ciri khas setiap personel Warkop.
Dalam hal kemiripan fisik dan tampilan, tim make-up dan wardrobe patut diacungi jempol. Aliando, Dodot, dan Randy mirip dengan versi muda trio Warkop DKI.
"Pokoknya, kami rela deh didandani kayak apa," ujar Aliando yang harus menggunakan gigi palsu supaya mirip almarhum Dono.
PR dari Rako juga dikerjakan dengan baik oleh para pemain. Aliando bisa senyum malu-malu khas Dono, Dodot sedikit-sedikit latah seperti Kasino, serta Randy dengan ekspresi melongo milik Indro. Indro Warkop sebagai satu-satunya personel yang masih hidup juga secara kontinu memantau akting mereka.
"Saya ingatkan dan arahkan mereka tiap syuting. Tiap break pun saya evaluasi," kata Indro.
Selain tiga cast utama, kemunculan pelawak senior semakin memberi warna. Misalnya, Mandra yang berperan sebagai Karman. Meski kemunculannya cuma sedikit, dia sukses membuat tertawa di bagian awal film. Komedi kejar-kejaran ala film Warkop DKI zaman dulu juga dihadirkan. Sayangnya, untuk komedi verbal, ada beberapa yang terkesan garing dan sia-sia. Entah karena muatan leluconnya yang kurang kuat atau pemerannya tidak total dalam menyampaikan. Secara keseluruhan, film tersebut lucu, tapi kurang nendang di beberapa bagian.
Alur cerita juga terlalu panjang. Fokus cerita seolah berpindah di pertengahan film. Dari upaya tiga tokoh utama meringkus kejahatan berubah menjadi upaya bertahan hidup di Maroko.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi