DINAS Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau telah merealisasikan berbagai program kesehatan guna mendukung dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bumi Lancang Kuning, sepanjang 2019. Pelaksanaan program tersebut akan kembali berlanjut pada tahun ini, hal itu dilakukan untuk peningkataan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Kepala Diskes Provinsi Riau, Dra Hj Mimi Yuliani Nazir mengatakan, pihaknya telah melaksanakan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Riau bersama insan kesehatan serta stakeholder dengan tujuan menyatukan pandangan dan persepsi dalam menjalankan program kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Riau.
Rapat yang digelar pada medio Maret 2019 lalu, kata Mimi, membahas beberapa persoalan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Bumi Melayu, salah satunya mengenai pembiayaan jaminan kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan. "Selama tiga tahun terakhir ada jutaan masyarakat miskin mendapatkan biaya jaminan kesehatan daerah yang bersumber dana dari APBN. Tahun 2017 ada 1.408.625 jiwa, tahun 2018 ada 1.410.040 jiwa dan 1.503.946 jiwa di tahun 2019," ungkap Mimi.
Selain dari dana APBN, lanjut Mimi, Pemprov Riau juga mengalokasikan dana dari APBD untuk memberikan bantuan biaya jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin sebanyak 478.683 jiwa pada 2017. Lalu, sebanyak 518.840 jiwa di tahun 2018 dan 2019 terhadap 681.947.
Sedangkan untuk Jamkesda pada kategori PPK II sebanyak 9.360 jiwa di tahun 2017. Kemudian, tahun 2018 kepada 8.085 jiwa dan 3.873 jiwa di tahun 2019. Sementara, kategori PPK III sebanyak 32 jiwa dengan rincinan 11 dari jamkesda dan 21 dari PBI, 48 jiwa ditahun 2018 terdiri 13 jiwa dari jamkesda dan 35 dari PBI serta serta di 2019 terdapat sebanyak 65 jiwa dengan rincian 4 jiwa dari jamkesda dan 61 dari PBI.
"Dari sisi peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan puskesmas, kita melaksanakan akreditasi di tahun 2019. Untuk puskesmas berjumlah 214, 23 RS Pemerintah dan 39 RS swasta yang terakreditasi," jelasnya.
Dalam upaya pencegahan dean pengendalian penyakit, dipaparkan Mimi, pihaknya telah melaksanakan berbagai program peningkatan derajat kesehatan untuk menuju Riau Sehat, seperti penanganan kasus HIV, pencegahan dan pengobatan tuberkulosis (TB). Lalu, pencegahan malaria, pencegahan kanker leher rahim dan payudara terhadap perempuan melalui IVA Test dan Imunisasi untuk anak-anak Provinsi Riau.
Hingga bulan Oktober Tahun 2019, sebanyak 59.242 orang yang telah di tes HIV dan dari jumlah itu, sekitar 4.155 orang ODHA yang telah di obati. Terhadap penanganan TB, diakuinya, masih rendah karena kurang kesadaran masyarakat yang terjangkit untuk berobat melawan penyakit TB tersebut.
Lebih jauh lagi, untuk PTM seperti Kecacingan terjadi meningkatan presentase jumlah anak 1-12 tahun yang diberikan obat cacing. Di tahun 2019, persentase jumlah anak 1- 12 tahun yang diberikan obat cacing sekitar 92 persen, angka ini jauh di atas target yang di tetapkan sekitar 75 persen. "Dalam penanganan Kewaspadaan dini pada melalui Sinyal Kewaspadaan Dini Respon, Provinsi Riau merupakan yang terbaik tingkat Nasional hal ini dibuktikan dengan 4 tahun berturut-turut Riau mendapatkan peringkat pertama dalam tanggap cepat Sinyal Kewaspadaan Dini Respon (SKDR)," jelasnya.
Menteri Kesehatan RI Periode 2014-2019 Prof Dr dr Nila F Moeloek SpM (K) didampingi Kadiskes Provinsi Riau, Dra Mimi Yuliani Nazir saat pembahasan Program Kesehatan di rapat kerja kesehatan daerah Provinsi Riau.
Kemudian dari sisi Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Diskes Provinsi Riau telah banyak melakukan berbagai kegiatan dalam mempromosikan perilaku sehat, sejalan dengan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Pada peringatan Hari Kesehatan Nasioal (HKN) 2019, kata dia, pihaknya melakukan upaya promotif serta preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Riau.