Sabtu, 12 April 2025

Wartawannya Mati Ditembak, Al Jazeera: Tentara Israel Sengaja Membunuh

TEPI BARAT (RIAUPOS.CO)  – Seharusnya koresponden Al Jazeera Shireen Abu Aqleh (Akleh) melaporkan berita tentang razia tentara Israel di kamp pengungsian Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, Rabu (11/5/2022). Namun, nasib malang menimpa reporter veteran tersebut.

Jurnalis 51 tahun berdarah Palestina-AS itu ditembak mati oleh tentara Israel. Dia ditembak di bagian wajah. Jurnalis Palestina lainnya, Ali Al Samoudi, terluka di bagian punggung. Beruntung, kini kondisinya sudah stabil. Pada saat kejadian, mereka berdua sudah memakai rompi dan helm bertulisan Press.

”Tentara Israel membunuh dengan sengaja dan sangat keji,” bunyi pernyataan Al Jazeera.

Mereka meminta komunitas internasional mengecam dan menuntut Israel bertanggung jawab atas perbuatannya.

Baca Juga:  Pangdam I/BB Dukung Bea Cukai Berantas Penyelundupan di Riau

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencoba untuk membela diri. Mereka menyatakan bahwa operasi di Jenin dilakukan untuk menangkap tersangka terorisme. Baku tembak terjadi dan tersangka melemparkan bahan peledak. IDF merespons dengan menembak.

”Kemungkinan wartawan terkena, mungkin oleh tembakan orang Palestina. Peristiwa itu sedang diselidiki,” bunyi pernyataan IDF.

Namun, Al Samoudi menampiknya. Dia menegaskan bahwa pada saat kejadian, tidak ada pria bersenjata Palestina di dekat mereka. Jika memang ada baku tembak, mereka tidak akan datang ke area tersebut. ”Tentara Israel menembak kami,” tegasnya.

Majid Awais, salah seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, Abu Aqleh panik ketika Al Samoudi tertembak. Beberapa saat kemudian, giliran dia yang tertembus timah panas. Fotografer Agence France-Presse yang juga berada di lokasi menegaskan, tidak ada warga Palestina bersenjata di tempat kejadian.

Baca Juga:  Smartphone Jaringan 5G Harga Terjangkau? Coba Gawai Ini

Mendiang Abu Aqleh telah meliput perang di Gaza pada 2008, 2009, 2012, 2014, dan 2021, intifada, kematian Yasser Arafat, serta berbagai insiden lainnya di Palestina. Berdasar data dari The New York Times, sejak 1992 ada 24 jurnalis yang tewas di wilayah Palestina maupun Israel.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

TEPI BARAT (RIAUPOS.CO)  – Seharusnya koresponden Al Jazeera Shireen Abu Aqleh (Akleh) melaporkan berita tentang razia tentara Israel di kamp pengungsian Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, Rabu (11/5/2022). Namun, nasib malang menimpa reporter veteran tersebut.

Jurnalis 51 tahun berdarah Palestina-AS itu ditembak mati oleh tentara Israel. Dia ditembak di bagian wajah. Jurnalis Palestina lainnya, Ali Al Samoudi, terluka di bagian punggung. Beruntung, kini kondisinya sudah stabil. Pada saat kejadian, mereka berdua sudah memakai rompi dan helm bertulisan Press.

”Tentara Israel membunuh dengan sengaja dan sangat keji,” bunyi pernyataan Al Jazeera.

Mereka meminta komunitas internasional mengecam dan menuntut Israel bertanggung jawab atas perbuatannya.

Baca Juga:  Bupati Batu Bara Kunker ke Rohul

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencoba untuk membela diri. Mereka menyatakan bahwa operasi di Jenin dilakukan untuk menangkap tersangka terorisme. Baku tembak terjadi dan tersangka melemparkan bahan peledak. IDF merespons dengan menembak.

”Kemungkinan wartawan terkena, mungkin oleh tembakan orang Palestina. Peristiwa itu sedang diselidiki,” bunyi pernyataan IDF.

Namun, Al Samoudi menampiknya. Dia menegaskan bahwa pada saat kejadian, tidak ada pria bersenjata Palestina di dekat mereka. Jika memang ada baku tembak, mereka tidak akan datang ke area tersebut. ”Tentara Israel menembak kami,” tegasnya.

Majid Awais, salah seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, Abu Aqleh panik ketika Al Samoudi tertembak. Beberapa saat kemudian, giliran dia yang tertembus timah panas. Fotografer Agence France-Presse yang juga berada di lokasi menegaskan, tidak ada warga Palestina bersenjata di tempat kejadian.

Baca Juga:  Bupati Hadiri Peringatan HUT Kecamatan Basira

Mendiang Abu Aqleh telah meliput perang di Gaza pada 2008, 2009, 2012, 2014, dan 2021, intifada, kematian Yasser Arafat, serta berbagai insiden lainnya di Palestina. Berdasar data dari The New York Times, sejak 1992 ada 24 jurnalis yang tewas di wilayah Palestina maupun Israel.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Wartawannya Mati Ditembak, Al Jazeera: Tentara Israel Sengaja Membunuh

TEPI BARAT (RIAUPOS.CO)  – Seharusnya koresponden Al Jazeera Shireen Abu Aqleh (Akleh) melaporkan berita tentang razia tentara Israel di kamp pengungsian Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, Rabu (11/5/2022). Namun, nasib malang menimpa reporter veteran tersebut.

Jurnalis 51 tahun berdarah Palestina-AS itu ditembak mati oleh tentara Israel. Dia ditembak di bagian wajah. Jurnalis Palestina lainnya, Ali Al Samoudi, terluka di bagian punggung. Beruntung, kini kondisinya sudah stabil. Pada saat kejadian, mereka berdua sudah memakai rompi dan helm bertulisan Press.

”Tentara Israel membunuh dengan sengaja dan sangat keji,” bunyi pernyataan Al Jazeera.

Mereka meminta komunitas internasional mengecam dan menuntut Israel bertanggung jawab atas perbuatannya.

Baca Juga:  Hutan Kota Jadi Magnet Kunjungan Wisatawan

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencoba untuk membela diri. Mereka menyatakan bahwa operasi di Jenin dilakukan untuk menangkap tersangka terorisme. Baku tembak terjadi dan tersangka melemparkan bahan peledak. IDF merespons dengan menembak.

”Kemungkinan wartawan terkena, mungkin oleh tembakan orang Palestina. Peristiwa itu sedang diselidiki,” bunyi pernyataan IDF.

Namun, Al Samoudi menampiknya. Dia menegaskan bahwa pada saat kejadian, tidak ada pria bersenjata Palestina di dekat mereka. Jika memang ada baku tembak, mereka tidak akan datang ke area tersebut. ”Tentara Israel menembak kami,” tegasnya.

Majid Awais, salah seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, Abu Aqleh panik ketika Al Samoudi tertembak. Beberapa saat kemudian, giliran dia yang tertembus timah panas. Fotografer Agence France-Presse yang juga berada di lokasi menegaskan, tidak ada warga Palestina bersenjata di tempat kejadian.

Baca Juga:  Kinerja Gemilang di Usia 5 Tahun

Mendiang Abu Aqleh telah meliput perang di Gaza pada 2008, 2009, 2012, 2014, dan 2021, intifada, kematian Yasser Arafat, serta berbagai insiden lainnya di Palestina. Berdasar data dari The New York Times, sejak 1992 ada 24 jurnalis yang tewas di wilayah Palestina maupun Israel.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

TEPI BARAT (RIAUPOS.CO)  – Seharusnya koresponden Al Jazeera Shireen Abu Aqleh (Akleh) melaporkan berita tentang razia tentara Israel di kamp pengungsian Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, Rabu (11/5/2022). Namun, nasib malang menimpa reporter veteran tersebut.

Jurnalis 51 tahun berdarah Palestina-AS itu ditembak mati oleh tentara Israel. Dia ditembak di bagian wajah. Jurnalis Palestina lainnya, Ali Al Samoudi, terluka di bagian punggung. Beruntung, kini kondisinya sudah stabil. Pada saat kejadian, mereka berdua sudah memakai rompi dan helm bertulisan Press.

”Tentara Israel membunuh dengan sengaja dan sangat keji,” bunyi pernyataan Al Jazeera.

Mereka meminta komunitas internasional mengecam dan menuntut Israel bertanggung jawab atas perbuatannya.

Baca Juga:  Erick Petakan Sektor BUMN yang Terdampak Corona

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencoba untuk membela diri. Mereka menyatakan bahwa operasi di Jenin dilakukan untuk menangkap tersangka terorisme. Baku tembak terjadi dan tersangka melemparkan bahan peledak. IDF merespons dengan menembak.

”Kemungkinan wartawan terkena, mungkin oleh tembakan orang Palestina. Peristiwa itu sedang diselidiki,” bunyi pernyataan IDF.

Namun, Al Samoudi menampiknya. Dia menegaskan bahwa pada saat kejadian, tidak ada pria bersenjata Palestina di dekat mereka. Jika memang ada baku tembak, mereka tidak akan datang ke area tersebut. ”Tentara Israel menembak kami,” tegasnya.

Majid Awais, salah seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, Abu Aqleh panik ketika Al Samoudi tertembak. Beberapa saat kemudian, giliran dia yang tertembus timah panas. Fotografer Agence France-Presse yang juga berada di lokasi menegaskan, tidak ada warga Palestina bersenjata di tempat kejadian.

Baca Juga:  Mendag: Kebijakan DMO dan MPO Tak Boleh Rugikan Petani Kelapa Sawit

Mendiang Abu Aqleh telah meliput perang di Gaza pada 2008, 2009, 2012, 2014, dan 2021, intifada, kematian Yasser Arafat, serta berbagai insiden lainnya di Palestina. Berdasar data dari The New York Times, sejak 1992 ada 24 jurnalis yang tewas di wilayah Palestina maupun Israel.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari