Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bisa Jadi, Orang Indonesia Kebal Virus Korona?

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hingga saat ini belum ada satupun kasus pasien virus corona ditemukan di Indonesia. Meski sejumlah pasien sudah dicurigai dengan gejala klinis awal, namun hasil pemeriksaan spesimen menunjukkan hasil yang negatif.

Lalu faktor apa sebetulnya yang membuat Indonesia bisa aman dari virus corona sampai sejauh ini? Mungkinkah virus ini memang hanya menyerang ras atau etnis kulit putih? Atau hanya jenis kelamin tertentu?

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik di RS Universitas Indonesia dr R Fera Ibrahim SpMK (K) menjelaskan, virus masuk dan menular tergantung reseptornya. Soal apakah hanya menular pada etnis tertentu, kata dia, hal itu bisa saja dengan variasi yang ada.

“Sebelumnya ada studi tentang virus SARS, mempelajari dengan distribusi dari reseptornya. Ternyata lebih banyak terjadi pada pria daripada perempuan. Kenapa pria? itu yang sedang diteliti,” kata Fera dalam diskusi di Kampus UI Depok, Selasa (11/2).

Baca Juga:  Bongkar Lubuk Larangan

Nah terkait dengan etnis, lanjutnya, pada studi yang lalu juga dikatakan bahwa mengapa lebih banyak terjadi pada ras Asia dibanding ras kulit putih dan lainnya. Kemungkinan seseorang bisa terinfeksi itu bisa saja tergantung dari reseptornya (individunya).

“Tergantung si manusianya. Karena ada asam amino yang bisa menyebabkan rentan penularan. Sebab kalau bicara virus corona, di antara hewan-hewan virus corona juga beredar ya,” paparnya.

Meski begitu untuk virus corona jenis baru dari Wuhan, China, lanjutnya, tentu harus ada penelitian lebih lanjut. Biasanya virus itu memang paling rentan pada lansia dan penyakit penyerta.

“Yang penting sadar diri jangan ketularan. Jangan panik. Sadar ketika batuk, cuci tangan, sadar diri kalau kita sakit. Jangan jadi penular,” papar dr. Fera.

Baca Juga:  Ribuan Ruang Belajar di Meranti Rusak

Lalu apakah ada seseorang yang tak bergejala? Dia menambahkan, sejauh ini baru pasien dengan gejala klinis seperti batuk, pilek dan sesak napas. Lalu ada kontak dengan yang terinfeksi.

“Yang penting supaya jangan jadi ketularan dan penularan dengan yang lain. Kalau ada kontak, ada gejala ringan, jangan menularkan ke tempat-tempat ramai dan tahu bagaimana mencegahnya,” tandasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hingga saat ini belum ada satupun kasus pasien virus corona ditemukan di Indonesia. Meski sejumlah pasien sudah dicurigai dengan gejala klinis awal, namun hasil pemeriksaan spesimen menunjukkan hasil yang negatif.

Lalu faktor apa sebetulnya yang membuat Indonesia bisa aman dari virus corona sampai sejauh ini? Mungkinkah virus ini memang hanya menyerang ras atau etnis kulit putih? Atau hanya jenis kelamin tertentu?

- Advertisement -

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik di RS Universitas Indonesia dr R Fera Ibrahim SpMK (K) menjelaskan, virus masuk dan menular tergantung reseptornya. Soal apakah hanya menular pada etnis tertentu, kata dia, hal itu bisa saja dengan variasi yang ada.

“Sebelumnya ada studi tentang virus SARS, mempelajari dengan distribusi dari reseptornya. Ternyata lebih banyak terjadi pada pria daripada perempuan. Kenapa pria? itu yang sedang diteliti,” kata Fera dalam diskusi di Kampus UI Depok, Selasa (11/2).

- Advertisement -
Baca Juga:  Ini 18 Lembaga Negara yang Dibubarkan Jokowi 

Nah terkait dengan etnis, lanjutnya, pada studi yang lalu juga dikatakan bahwa mengapa lebih banyak terjadi pada ras Asia dibanding ras kulit putih dan lainnya. Kemungkinan seseorang bisa terinfeksi itu bisa saja tergantung dari reseptornya (individunya).

“Tergantung si manusianya. Karena ada asam amino yang bisa menyebabkan rentan penularan. Sebab kalau bicara virus corona, di antara hewan-hewan virus corona juga beredar ya,” paparnya.

Meski begitu untuk virus corona jenis baru dari Wuhan, China, lanjutnya, tentu harus ada penelitian lebih lanjut. Biasanya virus itu memang paling rentan pada lansia dan penyakit penyerta.

“Yang penting sadar diri jangan ketularan. Jangan panik. Sadar ketika batuk, cuci tangan, sadar diri kalau kita sakit. Jangan jadi penular,” papar dr. Fera.

Baca Juga:  Bongkar Lubuk Larangan

Lalu apakah ada seseorang yang tak bergejala? Dia menambahkan, sejauh ini baru pasien dengan gejala klinis seperti batuk, pilek dan sesak napas. Lalu ada kontak dengan yang terinfeksi.

“Yang penting supaya jangan jadi ketularan dan penularan dengan yang lain. Kalau ada kontak, ada gejala ringan, jangan menularkan ke tempat-tempat ramai dan tahu bagaimana mencegahnya,” tandasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari