Sabtu, 23 November 2024
spot_img

MUI Ingatkan Presiden Tidak Menunjuk Kapolri Berdasarkan Kedekatan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), DR Anwar Abbas meminta Presiden Jokowi untuk bersikap arif bijaksana dan penuh pertimbangan dalam menunjuk Kapolri baru. 

Selain itu, kata dia, penunjukan seorang Kapolri tidak hanya dilihat dari faktor kedekatan,loyalitas dan profesionalitas semata. Namun juga harus dilihat dari kondisi bangsa saat ini dimana masyarakat sudah paham dan pintar menganalisa situasi.

Ia menyadari, bahwa hak untuk mencalonkan dan menunjuk siapa yang akan menjadi Kapolri ada di tangan presiden. 

"Tapi meskipun demikian presiden hendaknya kalau akan mencalonkan dan menunjuk seseorang menjadi Kapolri  pertimbangannya tentu tidak cukup hanya didasarkan kepada kedekatan, loyalitas dan profesionalitas saja tapi harus lebih luas dari itu yaitu mana yang lebih besar maslahat dan manfaatnya bagi bangsa dan negara," kata Anwar keterangan tertulisnya, Selasa (12/1/2020)

Baca Juga:  2 Film Reza Rahadian Laris Manis di Penghujung 2019

Apalagi, sambung dia, akhir-akhir ini hubungan antara pemerintah dan umat Islam agak terganggu karena ada sebagian umat Islam yang melihat bahwa di negeri ini sekarang telah terjadi kriminalisasi terhadap ulama. 

"Meskipun pemerintah katanya tidak melakukan itu tapi sikap dan pandangan ini tentu tidak boleh dianggap enteng oleh pemerintah karena dia bisa menjadi seperti api di dalam sekam," ucapnya.

Anwar mengingatkan, jika seandainya sebagian besar umat islam merasa terus menerus disakiti dan dikecewakan, ditambah lagi dengan persoalan krisis kesehatan karena Covid-19 yang tidak jelas kapan berakhirnya dan juga krisis ekonomi yang cukup berat yang sedang dihadapi oleh bangsa dan negara ini maka tentu tidak mustahil berbagai kemungkinan yang tidak inginkan akan bisa terjadi.

Secara pribadi, Anwar sendiri pesimis jika presiden salah dalam menentukan Kapolri baru, sebab akan menimbulkan gejolak dimasyarakat dan menggangu sistem bernegara.

Baca Juga:  Perolehan Suara Joko Widodo dan Ma’ruf Amin Tinggalkan Angka 56 Persen

"Oleh karena itu, sebagai anak bangsa saya khawatir  penunjukan Kapolri baru bila salah pilih akan melahirkan reaksi yang tidak baik bagi perkembangan kehidupan bangsa kedepannya," terangnya.

Untuk itu, ia berharap dalam penunjukan dan penetapan seorang Kapolri di tengah-tengah situasi seperti ini presiden sangat diharapkan dan dituntut kearifannya untuk bisa memilih sosok seorang Kapolri yang bisa diterima oleh masyarakat secara luas. 

"Agar kita sebagai bangsa bisa berkonsentrasi penuh di dalam mengatasi masalah yang sangat2 berat yang kita hadapi saat ini, yaitu mengatasi Covid-19 dan krisis ekonomi yang sangat memerlukan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga bangsa," pungkasnya. 
 

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), DR Anwar Abbas meminta Presiden Jokowi untuk bersikap arif bijaksana dan penuh pertimbangan dalam menunjuk Kapolri baru. 

Selain itu, kata dia, penunjukan seorang Kapolri tidak hanya dilihat dari faktor kedekatan,loyalitas dan profesionalitas semata. Namun juga harus dilihat dari kondisi bangsa saat ini dimana masyarakat sudah paham dan pintar menganalisa situasi.

- Advertisement -

Ia menyadari, bahwa hak untuk mencalonkan dan menunjuk siapa yang akan menjadi Kapolri ada di tangan presiden. 

"Tapi meskipun demikian presiden hendaknya kalau akan mencalonkan dan menunjuk seseorang menjadi Kapolri  pertimbangannya tentu tidak cukup hanya didasarkan kepada kedekatan, loyalitas dan profesionalitas saja tapi harus lebih luas dari itu yaitu mana yang lebih besar maslahat dan manfaatnya bagi bangsa dan negara," kata Anwar keterangan tertulisnya, Selasa (12/1/2020)

- Advertisement -
Baca Juga:  Kubu AHY Gugat 10 Orang

Apalagi, sambung dia, akhir-akhir ini hubungan antara pemerintah dan umat Islam agak terganggu karena ada sebagian umat Islam yang melihat bahwa di negeri ini sekarang telah terjadi kriminalisasi terhadap ulama. 

"Meskipun pemerintah katanya tidak melakukan itu tapi sikap dan pandangan ini tentu tidak boleh dianggap enteng oleh pemerintah karena dia bisa menjadi seperti api di dalam sekam," ucapnya.

Anwar mengingatkan, jika seandainya sebagian besar umat islam merasa terus menerus disakiti dan dikecewakan, ditambah lagi dengan persoalan krisis kesehatan karena Covid-19 yang tidak jelas kapan berakhirnya dan juga krisis ekonomi yang cukup berat yang sedang dihadapi oleh bangsa dan negara ini maka tentu tidak mustahil berbagai kemungkinan yang tidak inginkan akan bisa terjadi.

Secara pribadi, Anwar sendiri pesimis jika presiden salah dalam menentukan Kapolri baru, sebab akan menimbulkan gejolak dimasyarakat dan menggangu sistem bernegara.

Baca Juga:  Atasi Jerawat dengan Bahan Alami

"Oleh karena itu, sebagai anak bangsa saya khawatir  penunjukan Kapolri baru bila salah pilih akan melahirkan reaksi yang tidak baik bagi perkembangan kehidupan bangsa kedepannya," terangnya.

Untuk itu, ia berharap dalam penunjukan dan penetapan seorang Kapolri di tengah-tengah situasi seperti ini presiden sangat diharapkan dan dituntut kearifannya untuk bisa memilih sosok seorang Kapolri yang bisa diterima oleh masyarakat secara luas. 

"Agar kita sebagai bangsa bisa berkonsentrasi penuh di dalam mengatasi masalah yang sangat2 berat yang kita hadapi saat ini, yaitu mengatasi Covid-19 dan krisis ekonomi yang sangat memerlukan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga bangsa," pungkasnya. 
 

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari