JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tasya Kamila bersama suaminya akhirnya buka suara terkait penyakit yang diidap Randi Bachtiar. Hal itu untuk menjawab rasa penasaran sejumlah pihak yang sempat bertanya tanya ihwal penyakit yang diderita suami Tasya, beberapa waktu belakangan.
Dalam sesi jumpa pers di bilangan Cinere Depok Jawa Barat, Senin (10/5), Tasya dan Randi mengungkapkan bahwa sakit yang diderita adalah Limfoma Hodgkin, salah satu jenis kanker getah bening.
“Banyak dari teman teman tanya, akhirnya kita mau share perjuangan Randi,” ucap Tasya Kamila mengawali pembicaraan di hadapan awak media.
Dalam kesempatan itu Tasya Kamila dan Randi menceritakan gejala yang dirasakan akibat penyakit Limfoma Hodgkin. Setidaknya ada dua gejala yang dirasakan Randi. Yaitu dia mengalami batuk dengan dahak berdarah dan pernapasan terasa sesak.
“Waktu kita tahu gejala itu dari bulan Oktober 2020 sebenarnya sih. Kalau gejalanya tidak terlalu berat sebenarnya,” ungkap Randi Bachtiar.
Tasya Kamila menambahkan, gejala yang dirasakan sang suami sempat dianggap hal biasa saja. Karena sejak 2019 Randi memang sedang latihan cukup keras berlari. Ia ingin mengikuti event lari marathon. Termasuk gejala sesak napas yang dirasakan Randi sempat dianggap hal biasa saja.
“Kalau malam hari suka kebangun karena napas sesak gitu, biasanya sekitar 30 menitan,” kata Randi Bachtiar.
“Kita pikir yaitu efek dari banyak latihan lari aja gitu karena kan pada saat itu lagi persiapan Marathon. Juga merasakan pegal sempat kita kira biasa saja, kan orang memang suka pegal,” imbuh Tasya Kamila.
Mereka baru tahu ihwal penyakit Limfoma Hodgkin yang diderita Randi setelah batuk yang diderita tak kunjung sembuh meskipun sudah mengonsumsi obat antibiotik dari dokter THT. Mereka lantas memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter paru. Dokter yang memeriksa Randi menduga kemungkinan terdapat massa pada paru-parunya. Namun untuk mengetahui pastinya harus dilakukan CT scan.
“Dokter paru menyarankan kita untuk CT scan dan disitu baru jelas benar -benar ada massa di rongga dada Randi. Massanya juga sudah lumayan gede,” papar Tasya Kamila.
Massa di rongga dada Randi sudah berukuran sekitar 92x 55 mili dengan tingkat ketebalan mencapai 10 mili. Dokter tidak dapat memastikan apakah massa yang ada di rongga dada Randi sejenis tumor jinak atau ganas. Dokter menganjurkan segera dilakukan tindakan operasi bedah toraks supaya bisa diteliti lebih lanjut.
Sebelum akhirnya membuat keputusan melakukan operasi, Tasya Kamila dan Randi sempat mencari second opinion terhadap sejumlah dokter, termasuk ke salah satu dokter dari Singapura. Namun jawaban mereka sama untuk memastikannya harus menjalani operasi. Tidak ada jalan lain. Akhirnya Randi menjalani operasi pada Januari 2021.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman