Rabu, 18 September 2024

Kiai Khotimi: Ucapan Jenderal Dudung Bukan Penistaan Agama

JAKARTA (RIAUPOS.CO)  – Wakil Khatib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor KH Khoitimi Bahri memberikan respons terkait ucapan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman soal “Tuhan bukan orang Arab”.  

Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor itu menilai pernyataan Jenderal Dudung soal itu bukan termasuk penistaan agama. Dia mengatakan pernyataan tersebut perlu dipahami maksud dan konteks tata bahasanya.  

"Yang disampaikan Kasad adalah masalah berdoa setelah salat. Jika sekelompok pelapor memang benar ulama, tentu tidak asing dengan objek pembicaraan bahwa dalam bahasa Arab dan dalam ilmu Ushul Fiqih ada istilah siyaqul kalam," kata Kiai Khotimi  di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Dia menjelaskan, istilah siyaqul kalam merupakan bahasa yang digunakan saat seseorang sedang berdoa.  Ketentuan dalam Islam, kata dia, mengatur berdoa merupakan ibadah yang dapat menggunakan bahasa apa pun.

- Advertisement -
Baca Juga:  Obat Covid

"Konteksnya adalah berdoa kepada Allah tidak harus menggunakan bahasa Arab. Dalam ilmu Nahwu (tata bahasa Arab. red), pernyataan seperti itu adalah ta’kid atau penegasan. Jika pelapor memang ulama, mestinya paham ilmu Nahwu dan ilmu Ushul Fiqih dalam memahami pernyataan Kasad," jelasnya.

Khotimi juga tidak sependapat dengan argumen para pelapor bahwa ucapan Jenderal Dudung itu menyamakan Tuhan dengan manusia. Dia juga tidak menafikan adanya sekte dalam Islam, yang berusaha mengumpamakan Tuhan sebagai manusia, yaitu mujassimah dan musyabbihah.

- Advertisement -

Namun, Khotimi yakin Jenderal Dudung bukan bagian dari kelompok itu.

"Faktanya, Jenderal Dudung adalah muslim ahlussunnah wal jamaah, sebagaimana umat Islam pada umumnya di dunia," kata Kiai Khotimi Bahri.

Baca Juga:  Dilaporkan ke Propam, Irjen M Iqbal Sebut Cara yang Benar

Sebelumnya, dalam tayangan di media sosial Dudung menyampaikan pernyataan yang memuat kalimat "Tuhan kita bukan orang Arab".

"Saya kalau berdoa pakai bahasa Indonesia. Tuhan kita bukan orang Arab. Saya (berdoa) pakai bahasa Indonesia. 'Ya Tuhan, Ya Allah Swt, saya ingin membantu orang, saya ingin menolong orang', itu saja doanya. Itu saja," kata Dudung dalam tayangan yang diunggah di kanal Deddy Corbuzier di YouTube.

Pernyataan itu dianggap sebagai penistaan agama Islam oleh kelompok yang mengatasnamakan Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).  

KUHAP APA melaporkan Jenderal Dudung ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad). Penyidik Puspomad di Jakarta, Rabu (9/2) telah memanggil KUHAP APA dan memberikan sekitar 50 pertanyaan kepada para pelapor.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO)  – Wakil Khatib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor KH Khoitimi Bahri memberikan respons terkait ucapan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman soal “Tuhan bukan orang Arab”.  

Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor itu menilai pernyataan Jenderal Dudung soal itu bukan termasuk penistaan agama. Dia mengatakan pernyataan tersebut perlu dipahami maksud dan konteks tata bahasanya.  

"Yang disampaikan Kasad adalah masalah berdoa setelah salat. Jika sekelompok pelapor memang benar ulama, tentu tidak asing dengan objek pembicaraan bahwa dalam bahasa Arab dan dalam ilmu Ushul Fiqih ada istilah siyaqul kalam," kata Kiai Khotimi  di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Dia menjelaskan, istilah siyaqul kalam merupakan bahasa yang digunakan saat seseorang sedang berdoa.  Ketentuan dalam Islam, kata dia, mengatur berdoa merupakan ibadah yang dapat menggunakan bahasa apa pun.

Baca Juga:  Mendiang BJ Habibie Dikebumikan Berdampingan dengan Pusara Sang Istri Tercinta

"Konteksnya adalah berdoa kepada Allah tidak harus menggunakan bahasa Arab. Dalam ilmu Nahwu (tata bahasa Arab. red), pernyataan seperti itu adalah ta’kid atau penegasan. Jika pelapor memang ulama, mestinya paham ilmu Nahwu dan ilmu Ushul Fiqih dalam memahami pernyataan Kasad," jelasnya.

Khotimi juga tidak sependapat dengan argumen para pelapor bahwa ucapan Jenderal Dudung itu menyamakan Tuhan dengan manusia. Dia juga tidak menafikan adanya sekte dalam Islam, yang berusaha mengumpamakan Tuhan sebagai manusia, yaitu mujassimah dan musyabbihah.

Namun, Khotimi yakin Jenderal Dudung bukan bagian dari kelompok itu.

"Faktanya, Jenderal Dudung adalah muslim ahlussunnah wal jamaah, sebagaimana umat Islam pada umumnya di dunia," kata Kiai Khotimi Bahri.

Baca Juga:  Ramai Lagang Pasa

Sebelumnya, dalam tayangan di media sosial Dudung menyampaikan pernyataan yang memuat kalimat "Tuhan kita bukan orang Arab".

"Saya kalau berdoa pakai bahasa Indonesia. Tuhan kita bukan orang Arab. Saya (berdoa) pakai bahasa Indonesia. 'Ya Tuhan, Ya Allah Swt, saya ingin membantu orang, saya ingin menolong orang', itu saja doanya. Itu saja," kata Dudung dalam tayangan yang diunggah di kanal Deddy Corbuzier di YouTube.

Pernyataan itu dianggap sebagai penistaan agama Islam oleh kelompok yang mengatasnamakan Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).  

KUHAP APA melaporkan Jenderal Dudung ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad). Penyidik Puspomad di Jakarta, Rabu (9/2) telah memanggil KUHAP APA dan memberikan sekitar 50 pertanyaan kepada para pelapor.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari