Jumat, 14 November 2025
spot_img

Dolar Australia Loyo Setelah Cina Keluarkan Imbauan

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Kasus kekerasan rasial terhadap etnis warga Asia tengah meningkat di Australia. Kondisi ini membuat Pemerintah Cina pada Selasa (9/6/2020) memperingatkan pelajar dan mahasiswa untuk memikirkan kembali keputusan melanjutkan studi di Negeri Kanguru itu.

Peringatan itu dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Cina, beberapa hari setelah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyarankan warganya agar tidak berpergian ke Australia demi menghindari kekerasan dan diskriminasi rasial yang terkait dengan wabah Corona (Covid-19).

Covid-19, penyakit menular dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, pada akhir 2019.

Lewat pernyataan tertulisnya, Kementerian Pendidikan mengingatkan pelajar yang menempuh studi di luar negeri agar melakukan kalkulasi risiko yang cermat dan waspada saat memilih ke Australia untuk melanjutkan pendidikannya.

Baca Juga:  Eko Suharjo dan Uber Menguat, Syarudin Teratas

Koran Sydney Morning Herald pada Ahad (7/6) menerbitkan hasil survei dari lembaga think tank Per Capita bahwa 386 insiden rasial terjadi sejak 2 April 2020. Kejadian itu di antaranya kekerasan fisik, intimidasi, sampai meludah.

Hubungan Australia dan Cina menegang sejak Canberra mengusulkan untuk komunitas internasional mengadakan penyelidikan berskala global mengenai asal-usul dan penyebab Covid-19 mewabah sampai akhirnya menjadi pandemi.

Cina pun membalas usulan itu dengan mengenakan bea masuk terhadap produk gandum impor serta menghentikan impor daging sapi dari beberapa perusahaan Australia. Walaupun demikian, Beijing menyangkal perbuatannya itu terkait dengan ketegangan soal corona.

Australia juga cukup vokal mengkritik Undang-Undang Keamanan Nasional Hongkong, yang dinilai para kritikus dapat mengganggu kebebasan di kota tersebut.

Baca Juga:  BC Amankan 59 Karton Rokok Ilegal

Saat peringatan dari Kementerian Pendidikan Cina tersebut muncul, dolar Australia melemah satu persen. 

Sumber: AFP/Antara/JPNN
Editor: Hary B Koriun

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Kasus kekerasan rasial terhadap etnis warga Asia tengah meningkat di Australia. Kondisi ini membuat Pemerintah Cina pada Selasa (9/6/2020) memperingatkan pelajar dan mahasiswa untuk memikirkan kembali keputusan melanjutkan studi di Negeri Kanguru itu.

Peringatan itu dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Cina, beberapa hari setelah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyarankan warganya agar tidak berpergian ke Australia demi menghindari kekerasan dan diskriminasi rasial yang terkait dengan wabah Corona (Covid-19).

Covid-19, penyakit menular dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, pada akhir 2019.

Lewat pernyataan tertulisnya, Kementerian Pendidikan mengingatkan pelajar yang menempuh studi di luar negeri agar melakukan kalkulasi risiko yang cermat dan waspada saat memilih ke Australia untuk melanjutkan pendidikannya.

Baca Juga:  Elita Zahra Raih Medali Perak di KSM Tingkat Nasional

Koran Sydney Morning Herald pada Ahad (7/6) menerbitkan hasil survei dari lembaga think tank Per Capita bahwa 386 insiden rasial terjadi sejak 2 April 2020. Kejadian itu di antaranya kekerasan fisik, intimidasi, sampai meludah.

- Advertisement -

Hubungan Australia dan Cina menegang sejak Canberra mengusulkan untuk komunitas internasional mengadakan penyelidikan berskala global mengenai asal-usul dan penyebab Covid-19 mewabah sampai akhirnya menjadi pandemi.

Cina pun membalas usulan itu dengan mengenakan bea masuk terhadap produk gandum impor serta menghentikan impor daging sapi dari beberapa perusahaan Australia. Walaupun demikian, Beijing menyangkal perbuatannya itu terkait dengan ketegangan soal corona.

- Advertisement -

Australia juga cukup vokal mengkritik Undang-Undang Keamanan Nasional Hongkong, yang dinilai para kritikus dapat mengganggu kebebasan di kota tersebut.

Baca Juga:  LTMPT Buka Pendaftaran SNMPTN 2022

Saat peringatan dari Kementerian Pendidikan Cina tersebut muncul, dolar Australia melemah satu persen. 

Sumber: AFP/Antara/JPNN
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Kasus kekerasan rasial terhadap etnis warga Asia tengah meningkat di Australia. Kondisi ini membuat Pemerintah Cina pada Selasa (9/6/2020) memperingatkan pelajar dan mahasiswa untuk memikirkan kembali keputusan melanjutkan studi di Negeri Kanguru itu.

Peringatan itu dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Cina, beberapa hari setelah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyarankan warganya agar tidak berpergian ke Australia demi menghindari kekerasan dan diskriminasi rasial yang terkait dengan wabah Corona (Covid-19).

Covid-19, penyakit menular dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, pada akhir 2019.

Lewat pernyataan tertulisnya, Kementerian Pendidikan mengingatkan pelajar yang menempuh studi di luar negeri agar melakukan kalkulasi risiko yang cermat dan waspada saat memilih ke Australia untuk melanjutkan pendidikannya.

Baca Juga:  Ojol Bisa Manfaatkan Kartu Prakerja Rp 3,55 Juta

Koran Sydney Morning Herald pada Ahad (7/6) menerbitkan hasil survei dari lembaga think tank Per Capita bahwa 386 insiden rasial terjadi sejak 2 April 2020. Kejadian itu di antaranya kekerasan fisik, intimidasi, sampai meludah.

Hubungan Australia dan Cina menegang sejak Canberra mengusulkan untuk komunitas internasional mengadakan penyelidikan berskala global mengenai asal-usul dan penyebab Covid-19 mewabah sampai akhirnya menjadi pandemi.

Cina pun membalas usulan itu dengan mengenakan bea masuk terhadap produk gandum impor serta menghentikan impor daging sapi dari beberapa perusahaan Australia. Walaupun demikian, Beijing menyangkal perbuatannya itu terkait dengan ketegangan soal corona.

Australia juga cukup vokal mengkritik Undang-Undang Keamanan Nasional Hongkong, yang dinilai para kritikus dapat mengganggu kebebasan di kota tersebut.

Baca Juga:  BC Amankan 59 Karton Rokok Ilegal

Saat peringatan dari Kementerian Pendidikan Cina tersebut muncul, dolar Australia melemah satu persen. 

Sumber: AFP/Antara/JPNN
Editor: Hary B Koriun

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari