Sabtu, 8 Maret 2025
spot_img

Warga Perlu Bantuan Makan Sahur dan Berbuka

Pemprov Riau Salurkan Bantuan Banjir ke Enam Kabupaten/Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Enam kabupaten/kota di Riau yakni Indragiri Hulu, Kampar, Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru masih dilanda banjir. Warga yang terdampak mulai ‘’berteriak’’ minta bantuan makanan untuk sahur dan berbuka puasa, selain bantuan pakaian.

Ya, hujan deras yang terjadi Kamis (6/3) membuat air Sungai Siak kembali tinggi mengakibatkan banjir di Kota Pekanbaru kian parah. Pantauan Riau Pos, akses Jalan Nelayan Kecamatan Rumbai, Pekanbaru hampir sepenuhnya lumpuh.

Tak hanya itu, aspal badan jalan juga ikut rusak karena terkikis air banjir yang kencang. Sebagian warga pun mulai mengungsikan sejumlah barang berharga dalam rumah yang masih bisa diselamatkan karena melihat ketinggian air yang mulai meningkat.

Sementara warga lainnya terlihat pasrah setelah air banjir hampir mencapai atap rumahnya atau setinggi 2 meter lebih. Tenda pengungsian yang sebelumnya sempat digunakan oleh warga untuk mengungsi sementara waktu, kini terlihat kosong.

Tenda yang ditempatkan dipinggir jalan tersebut juga sudah dimasuki air sehingga masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi yaitu di Masjid Baiturrahman. Salah seorang warga Agus Fitriani saat ditemui Riau Pos hanya bisa pasrah melihat kondisi rumahnya yang sudah terendam air banjir.

Ia pun ikut mengungsi ke masjid terdekat. Dirinya berharap adanya bantuan dari Pemerintah Kota Pekanbaru, khususnya untuk santap sahur dan berbuka puasa. Pasalnya saat ini bantuan didapatkan hanya dari warga yang memberikan secara pribadi.

“Hari ini (kemarin, red) semakin naik (banjir). Sebelumnya nggak sedalam ini. Kalau di rumah saya sekarang sudah sampai perut orang dewasa. Jalan juga rusak karena tergenang air. Semoga airnya cepat surut dan pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah banjir ini,” tuturnya.

Warga lainnya, Aditiya (32) menjelaskan saat banjir pertama di awal pekan ini, air masih setinggi mata kaki dan hanya menggenangi ruas jalan. Namun di hari kedua air kian tinggi hingga kini berkisar 2 meter dan sudah masuk dalam permukiman masyarakat.

Dirinya mengakui sebagian warga yang rumahnya sudah terendam sepenuhnya telah mengungsi di salah satu masjid di kawasan cukup tinggi di Jalan Nelayan. Namun sebagian lagi ada yang masih bertahan dalam rumah.

“Sejauh ini belum ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah kota. Kami perlu bantuan untuk makan sahur dan berbuka puasa serta pakaian karena hampir sebagai besar warga tidak mampu menyelamatkan barang berharga yang sudah habis terendam banjir,” tuturnya.

Warga warga RW 03 Kelurahan Sri Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pieter Sikumbang mengatakan, saat ini ketinggian air terus meningkat dan banjir semakin meluas merendam permukiman warga.

“Air semakin tinggi dan semakin meluas. Rumah warga yang kemarin belum terdampak banjir, sekarang mulai terendam. Ketinggian air juga terus meningkat, terjadi pada subuh tadi sekitar pukul 03.00 WIB,” ujarnya.

Lanjutnya, selain bantuan makanan, masyarakat juga berharap ada bantuan air bersih dan adanya mobil toilet (toilet portable). Karena saat ini WC dan sumur sudah tidak bisa dipakai lagi.  “Apalagi air yang menyeberang di Jalan Nelayan itu semakin deras dan tekanan airnya semakin kuat dan terus melebar,” ujarnya.

17 Sekolah Diliburkan

Akibat banjir, sebanyak 17 sekolah diliburkan aktivitas belajar mengajar hingga banjir surut kembali. Sekolah tersebut adalah SDN 65, SDN 140, SDN 120, SDN 166, SDN 179, SDN 40, SDN 127, SDN 91, SDN 175, SDN 171, SDIT Al Qudwah dan TK Riyadul Jannah. Kemudian SMPN 27, SMPN 31, SMPN 44, SMPN 51, dan SMPN 38.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan sekolah yang terendam banjir ini diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. Disdik Pekanbaru terus memantau perkembangan kondisi banjir yang merendam sekolah tersebut.

“Untuk sekolah-sekolah yang terendam banjir diliburkan. Total diliburkan, tidak ada belajar online atau belajar jarak jauh. Sebagian rumahnya juga kena banjir,” ujarnya. “Kami imbau agar orang tua mengawasi anaknya. Kondisi banjir air deras membahayakan juga informasinya di beberapa lokasi banjir ada buayanya,” tambahnya.

Merespons banjir ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru resmi menetapkan Status Siaga Darurat Banjir. Status ini ditetapkan Wali Kota (Wako) Pekanbaru, Agung Nugroho saat menghadiri rapat bersama di Polresta Pekanbaru, Kamis (6/3). Status ini ditetapkan Kamis (6/3) hingga dua pekan ke depan.

“Hari ini (kemarin, red) sudah menetapkan status siaga. Karena dari hasil rapat dengan BMKG dan lain-lain, curah hujan di Kota Pekanbaru masih cukup tinggi dalam beberapa pekan ke depan,” ungkap Agung.

Banjir yang terparah terjadi di Kecamatan Rumbai, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Limapuluh, dan Kecamatan Tenayan Raya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menambahkan pihaknya menerjunkan tim kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban banjir. “Kita menurunkan tim kesehatan. Setiap harinya ada 15 tim yang keliling di wilayah terdampak banjir. Mereka memberikan pelayanan kesehatan, korban banjir ada gatal-gatal, demam dan batuk,” terangnya.

Selain itu, Pemko Pekanbaru juga telah membentuk Satgas Lancang Kuning gabungan dari unsur TNI, Polri, Pemko Pekanbaru, SAR, serta pemangku kebijakan lainnya. Mereka berperan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Baik pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lainnya.

Dalam rapat kemarin, Wakapolda Riau Brigjen Andrianto Jossy Kusumo menekankan pentingnya memastikan setiap warga terdampak mendapatkan bantuan yang merata. “Kami harus hadir dan benar-benar dirasakan keberadaannya oleh masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga:  Kerusuhan di Oksibil, Pasar dan Kios Dibakar, 2 Ribu Warga Mengungsi

Selain memastikan kebutuhan dasar warga seperti tempat pengungsian, makanan, minuman, dan layanan kesehatan, Wakapolda juga mengingatkan agar aspek keamanan tetap diperhatikan. Wakapolda menyoroti pentingnya menjaga rumah-rumah yang ditinggalkan warga agar tidak terjadi tindak kejahatan selama mengungsi. Sebagai langkah nyata, Posko Bersama untuk Satgas Lancang Kuning telah didirikan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru.

Di lokasi ini, dapur umum induk akan beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak. Selain itu, Kapolda dan Kapolres juga mengarahkan agar dapur umum skala kecil didirikan di tingkat kecamatan dan polsek untuk menjangkau masyarakat lebih luas. “Dapur umum utama ada di MPP. Peralatan dan perlengkapan akan didukung oleh pihak kepolisian,” sebutnya.

Wakapolda dan Kapolresta Pekanbaru Tinjau

Wakapolda didampingi Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika dan jajaran juga meninjau langsung lokasi banjir serta posko pengungsian korban banjir di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, pada Kamis (6/3) sore.

Brigjen Pol Andrianto Jossy Kusumo bersama rombongan melakukan patroli dan berdialog langsung dengan warga terdampak banjir.  Ia menegaskan, pentingnya kesiapan fasilitas di lokasi pengungsian, termasuk penempatan tenaga kesehatan (Nakes) dan dapur umum yang dikelola oleh kepolisian untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap berada di lokasi pengungsian sementara dan tidak kembali ke rumah masing-masing karena kondisi air masih naik akibat curah hujan yang tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika menambahkan, pihak kepolisian bersama unsur TNI dan pemerintah daerah akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan bantuan berjalan lancar.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak agar penanganan korban banjir ini berjalan optimal. Selain itu, kami juga memastikan keamanan tetap kondusif di lokasi pengungsian,” ujarnya. Pihak kepolisian dan instansi terkait terus bersiaga untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari curah hujan yang masih tinggi.

Evakuasi 63 Warga Rumbai dalam Sehari

Kantor Search and Rescue (SAR) Pekanbaru mencatatkan evakuasi sebanyak 63 warga Rumbai. Data yang dirilis pada Kamis (6/3), jumlah itu hanya berasal dari satu kecamatan saja. Sejumlah wilayah di Rumbai yang cukup banyak warganya dievakuasi antaranya Jalan Pesisir, Jalan Sri Meranti Pekanbaru.

‘’Evakuasi berjalan hingga malam hari, sekira pukul 24.00 WIB tengah malam, Tim SAR Gabungan mengevakuasi korban bencana banjir,’’ sebut Budi Cahyadi, Kepala Kantor SAR Pekanbaru.

Evakuasi dilakukan setidaknya di enam lokasi berbeda. Kantor SAR mencatat, warga yang paling banyak dievakuasi karena banjir di Kota Pekanbaru adalah di kawasan Jalan Si Gunting yang mencapai 37 warga. Mereka yang dievakuasi mulai dari ibu hamil, bayi berusia 2 bulan hingga lansia berusia 79 tahun.

Terkait air banjir yang bisa mendadak naik Kantor SAR Pekanbaru mempersilahkan warga menyimpan nor SAR. Untuk penyelamatan, warga bisa kontak Basarnas Command Center di nomor WhatsApp  0811 7770 115.

Pemprov Beri Bantuan

Untuk membantu para korban banjir yang saat ini melanda beberapa wilayah di Riau, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Sosial sudah menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak di enam kabupaten/kota.

Kepala Dinas Sosial Riau Zulfadli mengatakan, pemberian bantuan untuk para korban banjir tersebut merupakan arahan langsung dari Gubernur Riau Abdul Wahid. Bantuan tersebut tidak hanya di waktu terjadi bencana, namun juga pasca bencana.

“Kami Pemprov Riau sudah menyalurkan bantuan untuk para korban bencana banjir di enam kabupaten/kota. Bantuan yang diberikan berupa beras, minyak goreng, mi instan, gula, dan air mineral,” ujar Zulfadli, Kamis (6/3).

Enam kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Indragiri Hulu, Kampar, Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru. “Bantuan yang diberikan berupa beras sebanyak 19.700 kilogram, minyak goreng 1.160 liter, mi instan 1.215 kardus, gula 950 kilogram, serta air mineral 1.200 kardus,” sebutnya.

Selain bantuan tersebut, pihaknya juga mendirikan dapur umum bagi daerah yang masyarakatnya mengungsi. Sedangkan bagi masyarakat yang terdampak banjir, namun tidak mengungsi akan diberikan bantuan sembako.

“Masyarakat Riau jangan risau, kami ada bersama masyarakat. Selain dari Dinas Sosial, bantuan juga ada diberikan melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Kesehatan, dan Baznas Riau,” sebutnya.

Wakil Gubernur Riau (Wagubri) SF Hariyanto menekankan pentingnya mendirikan satu posko utama sebagai pusat informasi, penerimaan bantuan, serta donasi dari berbagai pihak. “Buat satu posko, di sana pusat informasi. Jika ada yang memberi bantuan bisa dikumpul di sana, donasi, dan sebagainya” sebut Wagubri.

Lalu, Wagubri juga menegaskan jika ada perusahaan yang ingin memberi bantuan melalui Pemprov Riau, hal tersebut diperbolehkan. Namun, ia mengingatkan administrasi harus jelas dan perlunya pendampingan dari inspektorat. “Semua sekarang mendesak, jadi administrasi harus jelas. Minta pendampingan inspektorat agar kita tidak salah melangkah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau M Edy Afrizal mengatakan, Provinsi Riau sudah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi sejak awal tahun lalu dan berlaku hingga 31 Maret 2025. “Kita lihat kalau masih terjadi banjir, bisa saja kembali diperpanjang,” katanya.

Selain tingkat provinsi, tingkat Kabupaten/kota juga sudah ada yang menetapkan status serupa. Yakni kota Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, dan Kuantan Singingi. Dengan penetapan status tersebut, pihaknya akan lebih mudah untuk melakukan koordinasi dalam hal pemberian bantuan dan penangangan bencana.

Baca Juga:  Peningkatan Kualitas Diri

Menurutnya juga tidak menutup kemungkinan pihaknya akan meminta bantuan ke pemerintah pusat. Namun untuk saat ini, jumlah bantuan yang dimiliki Pemprov Riau masih mencukupi. “Setelah kami hitung anggaran dan bantuan masih cukup. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan minta bantuan kepada pemerintah pusat,” ujarnya.

Pihaknya juga mencatat dari bencana tersebut masyarakat yang terdampak terdata sebanyak 3.500 Kepala Keluarga (KK) dengan total 12.813 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak terdampak di Kampar yakni sebanyak 2.148 KK dengan 7.472 jiwa. Diikuti Rokan Hulu ada 610 KK dengan 2.373 jiwa, Kota Pekanbaru sebanyak 407 KK dengan 1.628 jiwa, Inhu ada 335 KK dengan 1.340 jiwa.

Di Pelalawan banjir akibat meluapnya debit air sungai Kampar dan pembukaan pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang terus meluas dan kian mengkhawatirkan.  Tidak hanya menggenangi sejumlah rumah warga di tiga kecamatan, banjir juga merendam badan jalan.

Akibatnya sejumlah ruas jalan putus sehingga mengganggu aktivitas warga yang melewati jalur tersebut dan menyebabkan masyarakat setempat terisolir.  Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pangkalankerinci, Langgam, dan Pelalawan.

Kalaksa BPBD Pelalawan Zulfan menjelaskan, genangan air yang merendam sejumlah badan jalan terus mengalami peningkatan dari hari-hari sebelumnya. Hal ini dipengaruhi terus naiknya air Sungai Kampar, Kamis (6/3) menjadi 3,82 meter di atas batas normal.

Tidak hanya merendam dan memutus akses transportasi jalan darat, banjir juga telah memaksa Manajemen PT Riau Andalan Pulp and Papar (RAPP) untuk menghentikan sementara operasional ponton penyeberangan di Sungai Kampar Kecamatan Langgam.

Bahkan, dampak banjir tersebut, setidaknya sejumlah akses yang tergenang air,  tingginya kembali naik rata-rata sekitar 3 cm. Zulfan menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial untuk dapat menyalurkan bantuan buat warga korban banjir. Namun demikian, bantuan ini tentunya masih menunggu persetujuan dari Bupati Pelalawan.

“Insya Allah, Senin (10/3) pekan depan, kita bersama Dinas Sosial serta instansi lainnya akan melakukan koordinasi dengan Pak Bupati sehingga upaya penanggulangan banjir di Pelalawan, khususnya penyaluran bantuan kepada warga korban banjir, dapat segera diberikan,” ungkapnya.

Di Kampar, banjir masih melanda Desa Buluh Cina, Desa Lubuk Siam, Desa Tanjung Balam, Kecamatan Siak Hulu. ”Banjir yang melanda Desa Buluh Cina berdampak kepada terganggangu aktivitas belajar di SDN 01,’’ ujar Kepala Desa Buluh Cina Azrianto.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kampar Agustar melalui Kepala Pusdalops BPBD Kampar Adi Candra Lukita menjelaskan, banjir yang melanda Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya  sudah surut. ‘’Sementara  banjir yang melanda Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara juga sudah surut,’’  jelasnya.

Salah seorang warga Pulau Payung Edi Kurniawan menjelaskan, banjir surut sejak Rabu (5/3). Edi Kurniawan menjelaskan, warga sudah bisa beraktivitas da pergi ke pasar Rumbio untuk berbelanja keperluan Ramadan.

Banjir kiriman dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ke Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) juga mulai surut, Kamis (6/3). “Alhamdulillah, luapan Sungai Indragiri di Kecamatan Peranap mulai surut dibandingkan Rabu (5/3) lalu,” ujar Kapolsek Peranap, Iptu Dodi Hajri SH, Kamis (6/3).

Memang sebutnya, luapan air Sungai Indragiri tidak terlalu dominan. Namun demikian, sejumlah rumah warga yang sebelumnya merendam, bagian halaman sudah mulai terlihat. “Warga diimbau tetap waspada, jika terjadi banjir susulan,” imbau Kapolsek.

Dalam pada itu, personel KPBD Inhu di Kecamatan Kelayang, Hendra Gunawan mengatakan, berdasarkan koordinasi yang dilakukannya kepada sejumlah rekannya di Kabupaten Kuansing, air Sungai Kuantan kembali naik dari beberapa sentimeter. “Mudah-mudahan curah hujan di Inhu tidak tinggi. Sehingga banjir susulan dari Kuansing tidak berdampak di Inhu,” bebernya.

Hal senada diungkapkan Kalaksa BPBD Kuansing H Yulizar. “Kami minta warga kita yang berada di bagian hilir waspada. Air Sungai Kuantan kembali naik walau masih dalam ambang batas aman,” ungkapnya, Kamis (6/3).

BPBD Kuansing kembali mengingatkan semua warga yang tinggal di tujuh Kecamatan. Mulai Kecamatan Sentajo Raya, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, Kuantan Hilir Seberang, Inuman dan Cerenti untuk waspada.

Di Rokan Hulu, banjir juga mulai surut. Akses jalan provinsi Simpang Kumu-Kota Tengah-Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dan di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) sudah berangsur surut, Kamis (6/3) petang.

Hanya beberapa titik jalan provinsi yang masih terendam, tepatnya di Km 267/268 Dusun Betung Desa Sontang yang masih belum bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Namun akses jalan dari Kecamatan Bonai Darussalam menuju Duri bisa dilewati melalui Km 248/249 Simpang PT GSI karena air sudah surut.

Saat ini kondisi genangan banjir sudah berangsur surut di ruas jalan provinsi Simpang Kumu menuju batas Duri tepatnya di Kecamatan Bonai Darussalam. Ada 72 rumah penduduk di 3 desa yang masih terdampak banjir yakni Desa Sontang 32, Kasang Padang 10 dan Desa Bonai 30 rumah yang kondisi air semakin surut,’’ ungkap Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Romi Yendri SH MH, Kamis (6/3).(ilo/ayi/dof/end/nda/epp/amn/kom/dac/kas/das)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Enam kabupaten/kota di Riau yakni Indragiri Hulu, Kampar, Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru masih dilanda banjir. Warga yang terdampak mulai ‘’berteriak’’ minta bantuan makanan untuk sahur dan berbuka puasa, selain bantuan pakaian.

Ya, hujan deras yang terjadi Kamis (6/3) membuat air Sungai Siak kembali tinggi mengakibatkan banjir di Kota Pekanbaru kian parah. Pantauan Riau Pos, akses Jalan Nelayan Kecamatan Rumbai, Pekanbaru hampir sepenuhnya lumpuh.

- Advertisement -

Tak hanya itu, aspal badan jalan juga ikut rusak karena terkikis air banjir yang kencang. Sebagian warga pun mulai mengungsikan sejumlah barang berharga dalam rumah yang masih bisa diselamatkan karena melihat ketinggian air yang mulai meningkat.

Sementara warga lainnya terlihat pasrah setelah air banjir hampir mencapai atap rumahnya atau setinggi 2 meter lebih. Tenda pengungsian yang sebelumnya sempat digunakan oleh warga untuk mengungsi sementara waktu, kini terlihat kosong.

- Advertisement -

Tenda yang ditempatkan dipinggir jalan tersebut juga sudah dimasuki air sehingga masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi yaitu di Masjid Baiturrahman. Salah seorang warga Agus Fitriani saat ditemui Riau Pos hanya bisa pasrah melihat kondisi rumahnya yang sudah terendam air banjir.

Ia pun ikut mengungsi ke masjid terdekat. Dirinya berharap adanya bantuan dari Pemerintah Kota Pekanbaru, khususnya untuk santap sahur dan berbuka puasa. Pasalnya saat ini bantuan didapatkan hanya dari warga yang memberikan secara pribadi.

“Hari ini (kemarin, red) semakin naik (banjir). Sebelumnya nggak sedalam ini. Kalau di rumah saya sekarang sudah sampai perut orang dewasa. Jalan juga rusak karena tergenang air. Semoga airnya cepat surut dan pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah banjir ini,” tuturnya.

Warga lainnya, Aditiya (32) menjelaskan saat banjir pertama di awal pekan ini, air masih setinggi mata kaki dan hanya menggenangi ruas jalan. Namun di hari kedua air kian tinggi hingga kini berkisar 2 meter dan sudah masuk dalam permukiman masyarakat.

Dirinya mengakui sebagian warga yang rumahnya sudah terendam sepenuhnya telah mengungsi di salah satu masjid di kawasan cukup tinggi di Jalan Nelayan. Namun sebagian lagi ada yang masih bertahan dalam rumah.

“Sejauh ini belum ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah kota. Kami perlu bantuan untuk makan sahur dan berbuka puasa serta pakaian karena hampir sebagai besar warga tidak mampu menyelamatkan barang berharga yang sudah habis terendam banjir,” tuturnya.

Warga warga RW 03 Kelurahan Sri Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pieter Sikumbang mengatakan, saat ini ketinggian air terus meningkat dan banjir semakin meluas merendam permukiman warga.

“Air semakin tinggi dan semakin meluas. Rumah warga yang kemarin belum terdampak banjir, sekarang mulai terendam. Ketinggian air juga terus meningkat, terjadi pada subuh tadi sekitar pukul 03.00 WIB,” ujarnya.

Lanjutnya, selain bantuan makanan, masyarakat juga berharap ada bantuan air bersih dan adanya mobil toilet (toilet portable). Karena saat ini WC dan sumur sudah tidak bisa dipakai lagi.  “Apalagi air yang menyeberang di Jalan Nelayan itu semakin deras dan tekanan airnya semakin kuat dan terus melebar,” ujarnya.

17 Sekolah Diliburkan

Akibat banjir, sebanyak 17 sekolah diliburkan aktivitas belajar mengajar hingga banjir surut kembali. Sekolah tersebut adalah SDN 65, SDN 140, SDN 120, SDN 166, SDN 179, SDN 40, SDN 127, SDN 91, SDN 175, SDN 171, SDIT Al Qudwah dan TK Riyadul Jannah. Kemudian SMPN 27, SMPN 31, SMPN 44, SMPN 51, dan SMPN 38.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan sekolah yang terendam banjir ini diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. Disdik Pekanbaru terus memantau perkembangan kondisi banjir yang merendam sekolah tersebut.

“Untuk sekolah-sekolah yang terendam banjir diliburkan. Total diliburkan, tidak ada belajar online atau belajar jarak jauh. Sebagian rumahnya juga kena banjir,” ujarnya. “Kami imbau agar orang tua mengawasi anaknya. Kondisi banjir air deras membahayakan juga informasinya di beberapa lokasi banjir ada buayanya,” tambahnya.

Merespons banjir ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru resmi menetapkan Status Siaga Darurat Banjir. Status ini ditetapkan Wali Kota (Wako) Pekanbaru, Agung Nugroho saat menghadiri rapat bersama di Polresta Pekanbaru, Kamis (6/3). Status ini ditetapkan Kamis (6/3) hingga dua pekan ke depan.

“Hari ini (kemarin, red) sudah menetapkan status siaga. Karena dari hasil rapat dengan BMKG dan lain-lain, curah hujan di Kota Pekanbaru masih cukup tinggi dalam beberapa pekan ke depan,” ungkap Agung.

Banjir yang terparah terjadi di Kecamatan Rumbai, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Limapuluh, dan Kecamatan Tenayan Raya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menambahkan pihaknya menerjunkan tim kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban banjir. “Kita menurunkan tim kesehatan. Setiap harinya ada 15 tim yang keliling di wilayah terdampak banjir. Mereka memberikan pelayanan kesehatan, korban banjir ada gatal-gatal, demam dan batuk,” terangnya.

Selain itu, Pemko Pekanbaru juga telah membentuk Satgas Lancang Kuning gabungan dari unsur TNI, Polri, Pemko Pekanbaru, SAR, serta pemangku kebijakan lainnya. Mereka berperan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Baik pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lainnya.

Dalam rapat kemarin, Wakapolda Riau Brigjen Andrianto Jossy Kusumo menekankan pentingnya memastikan setiap warga terdampak mendapatkan bantuan yang merata. “Kami harus hadir dan benar-benar dirasakan keberadaannya oleh masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga:  Tiga WNI yang Tak Dievakuasi, Menkes Yakin Dirawat dengan Baik di Cina

Selain memastikan kebutuhan dasar warga seperti tempat pengungsian, makanan, minuman, dan layanan kesehatan, Wakapolda juga mengingatkan agar aspek keamanan tetap diperhatikan. Wakapolda menyoroti pentingnya menjaga rumah-rumah yang ditinggalkan warga agar tidak terjadi tindak kejahatan selama mengungsi. Sebagai langkah nyata, Posko Bersama untuk Satgas Lancang Kuning telah didirikan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru.

Di lokasi ini, dapur umum induk akan beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak. Selain itu, Kapolda dan Kapolres juga mengarahkan agar dapur umum skala kecil didirikan di tingkat kecamatan dan polsek untuk menjangkau masyarakat lebih luas. “Dapur umum utama ada di MPP. Peralatan dan perlengkapan akan didukung oleh pihak kepolisian,” sebutnya.

Wakapolda dan Kapolresta Pekanbaru Tinjau

Wakapolda didampingi Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika dan jajaran juga meninjau langsung lokasi banjir serta posko pengungsian korban banjir di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, pada Kamis (6/3) sore.

Brigjen Pol Andrianto Jossy Kusumo bersama rombongan melakukan patroli dan berdialog langsung dengan warga terdampak banjir.  Ia menegaskan, pentingnya kesiapan fasilitas di lokasi pengungsian, termasuk penempatan tenaga kesehatan (Nakes) dan dapur umum yang dikelola oleh kepolisian untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap berada di lokasi pengungsian sementara dan tidak kembali ke rumah masing-masing karena kondisi air masih naik akibat curah hujan yang tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika menambahkan, pihak kepolisian bersama unsur TNI dan pemerintah daerah akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan bantuan berjalan lancar.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak agar penanganan korban banjir ini berjalan optimal. Selain itu, kami juga memastikan keamanan tetap kondusif di lokasi pengungsian,” ujarnya. Pihak kepolisian dan instansi terkait terus bersiaga untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari curah hujan yang masih tinggi.

Evakuasi 63 Warga Rumbai dalam Sehari

Kantor Search and Rescue (SAR) Pekanbaru mencatatkan evakuasi sebanyak 63 warga Rumbai. Data yang dirilis pada Kamis (6/3), jumlah itu hanya berasal dari satu kecamatan saja. Sejumlah wilayah di Rumbai yang cukup banyak warganya dievakuasi antaranya Jalan Pesisir, Jalan Sri Meranti Pekanbaru.

‘’Evakuasi berjalan hingga malam hari, sekira pukul 24.00 WIB tengah malam, Tim SAR Gabungan mengevakuasi korban bencana banjir,’’ sebut Budi Cahyadi, Kepala Kantor SAR Pekanbaru.

Evakuasi dilakukan setidaknya di enam lokasi berbeda. Kantor SAR mencatat, warga yang paling banyak dievakuasi karena banjir di Kota Pekanbaru adalah di kawasan Jalan Si Gunting yang mencapai 37 warga. Mereka yang dievakuasi mulai dari ibu hamil, bayi berusia 2 bulan hingga lansia berusia 79 tahun.

Terkait air banjir yang bisa mendadak naik Kantor SAR Pekanbaru mempersilahkan warga menyimpan nor SAR. Untuk penyelamatan, warga bisa kontak Basarnas Command Center di nomor WhatsApp  0811 7770 115.

Pemprov Beri Bantuan

Untuk membantu para korban banjir yang saat ini melanda beberapa wilayah di Riau, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Sosial sudah menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak di enam kabupaten/kota.

Kepala Dinas Sosial Riau Zulfadli mengatakan, pemberian bantuan untuk para korban banjir tersebut merupakan arahan langsung dari Gubernur Riau Abdul Wahid. Bantuan tersebut tidak hanya di waktu terjadi bencana, namun juga pasca bencana.

“Kami Pemprov Riau sudah menyalurkan bantuan untuk para korban bencana banjir di enam kabupaten/kota. Bantuan yang diberikan berupa beras, minyak goreng, mi instan, gula, dan air mineral,” ujar Zulfadli, Kamis (6/3).

Enam kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Indragiri Hulu, Kampar, Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru. “Bantuan yang diberikan berupa beras sebanyak 19.700 kilogram, minyak goreng 1.160 liter, mi instan 1.215 kardus, gula 950 kilogram, serta air mineral 1.200 kardus,” sebutnya.

Selain bantuan tersebut, pihaknya juga mendirikan dapur umum bagi daerah yang masyarakatnya mengungsi. Sedangkan bagi masyarakat yang terdampak banjir, namun tidak mengungsi akan diberikan bantuan sembako.

“Masyarakat Riau jangan risau, kami ada bersama masyarakat. Selain dari Dinas Sosial, bantuan juga ada diberikan melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Kesehatan, dan Baznas Riau,” sebutnya.

Wakil Gubernur Riau (Wagubri) SF Hariyanto menekankan pentingnya mendirikan satu posko utama sebagai pusat informasi, penerimaan bantuan, serta donasi dari berbagai pihak. “Buat satu posko, di sana pusat informasi. Jika ada yang memberi bantuan bisa dikumpul di sana, donasi, dan sebagainya” sebut Wagubri.

Lalu, Wagubri juga menegaskan jika ada perusahaan yang ingin memberi bantuan melalui Pemprov Riau, hal tersebut diperbolehkan. Namun, ia mengingatkan administrasi harus jelas dan perlunya pendampingan dari inspektorat. “Semua sekarang mendesak, jadi administrasi harus jelas. Minta pendampingan inspektorat agar kita tidak salah melangkah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau M Edy Afrizal mengatakan, Provinsi Riau sudah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi sejak awal tahun lalu dan berlaku hingga 31 Maret 2025. “Kita lihat kalau masih terjadi banjir, bisa saja kembali diperpanjang,” katanya.

Selain tingkat provinsi, tingkat Kabupaten/kota juga sudah ada yang menetapkan status serupa. Yakni kota Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, dan Kuantan Singingi. Dengan penetapan status tersebut, pihaknya akan lebih mudah untuk melakukan koordinasi dalam hal pemberian bantuan dan penangangan bencana.

Baca Juga:  Panglima TNI Siap Kerahkan 90.000 Personel

Menurutnya juga tidak menutup kemungkinan pihaknya akan meminta bantuan ke pemerintah pusat. Namun untuk saat ini, jumlah bantuan yang dimiliki Pemprov Riau masih mencukupi. “Setelah kami hitung anggaran dan bantuan masih cukup. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan minta bantuan kepada pemerintah pusat,” ujarnya.

Pihaknya juga mencatat dari bencana tersebut masyarakat yang terdampak terdata sebanyak 3.500 Kepala Keluarga (KK) dengan total 12.813 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak terdampak di Kampar yakni sebanyak 2.148 KK dengan 7.472 jiwa. Diikuti Rokan Hulu ada 610 KK dengan 2.373 jiwa, Kota Pekanbaru sebanyak 407 KK dengan 1.628 jiwa, Inhu ada 335 KK dengan 1.340 jiwa.

Di Pelalawan banjir akibat meluapnya debit air sungai Kampar dan pembukaan pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang terus meluas dan kian mengkhawatirkan.  Tidak hanya menggenangi sejumlah rumah warga di tiga kecamatan, banjir juga merendam badan jalan.

Akibatnya sejumlah ruas jalan putus sehingga mengganggu aktivitas warga yang melewati jalur tersebut dan menyebabkan masyarakat setempat terisolir.  Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pangkalankerinci, Langgam, dan Pelalawan.

Kalaksa BPBD Pelalawan Zulfan menjelaskan, genangan air yang merendam sejumlah badan jalan terus mengalami peningkatan dari hari-hari sebelumnya. Hal ini dipengaruhi terus naiknya air Sungai Kampar, Kamis (6/3) menjadi 3,82 meter di atas batas normal.

Tidak hanya merendam dan memutus akses transportasi jalan darat, banjir juga telah memaksa Manajemen PT Riau Andalan Pulp and Papar (RAPP) untuk menghentikan sementara operasional ponton penyeberangan di Sungai Kampar Kecamatan Langgam.

Bahkan, dampak banjir tersebut, setidaknya sejumlah akses yang tergenang air,  tingginya kembali naik rata-rata sekitar 3 cm. Zulfan menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial untuk dapat menyalurkan bantuan buat warga korban banjir. Namun demikian, bantuan ini tentunya masih menunggu persetujuan dari Bupati Pelalawan.

“Insya Allah, Senin (10/3) pekan depan, kita bersama Dinas Sosial serta instansi lainnya akan melakukan koordinasi dengan Pak Bupati sehingga upaya penanggulangan banjir di Pelalawan, khususnya penyaluran bantuan kepada warga korban banjir, dapat segera diberikan,” ungkapnya.

Di Kampar, banjir masih melanda Desa Buluh Cina, Desa Lubuk Siam, Desa Tanjung Balam, Kecamatan Siak Hulu. ”Banjir yang melanda Desa Buluh Cina berdampak kepada terganggangu aktivitas belajar di SDN 01,’’ ujar Kepala Desa Buluh Cina Azrianto.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kampar Agustar melalui Kepala Pusdalops BPBD Kampar Adi Candra Lukita menjelaskan, banjir yang melanda Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya  sudah surut. ‘’Sementara  banjir yang melanda Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara juga sudah surut,’’  jelasnya.

Salah seorang warga Pulau Payung Edi Kurniawan menjelaskan, banjir surut sejak Rabu (5/3). Edi Kurniawan menjelaskan, warga sudah bisa beraktivitas da pergi ke pasar Rumbio untuk berbelanja keperluan Ramadan.

Banjir kiriman dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ke Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) juga mulai surut, Kamis (6/3). “Alhamdulillah, luapan Sungai Indragiri di Kecamatan Peranap mulai surut dibandingkan Rabu (5/3) lalu,” ujar Kapolsek Peranap, Iptu Dodi Hajri SH, Kamis (6/3).

Memang sebutnya, luapan air Sungai Indragiri tidak terlalu dominan. Namun demikian, sejumlah rumah warga yang sebelumnya merendam, bagian halaman sudah mulai terlihat. “Warga diimbau tetap waspada, jika terjadi banjir susulan,” imbau Kapolsek.

Dalam pada itu, personel KPBD Inhu di Kecamatan Kelayang, Hendra Gunawan mengatakan, berdasarkan koordinasi yang dilakukannya kepada sejumlah rekannya di Kabupaten Kuansing, air Sungai Kuantan kembali naik dari beberapa sentimeter. “Mudah-mudahan curah hujan di Inhu tidak tinggi. Sehingga banjir susulan dari Kuansing tidak berdampak di Inhu,” bebernya.

Hal senada diungkapkan Kalaksa BPBD Kuansing H Yulizar. “Kami minta warga kita yang berada di bagian hilir waspada. Air Sungai Kuantan kembali naik walau masih dalam ambang batas aman,” ungkapnya, Kamis (6/3).

BPBD Kuansing kembali mengingatkan semua warga yang tinggal di tujuh Kecamatan. Mulai Kecamatan Sentajo Raya, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, Kuantan Hilir Seberang, Inuman dan Cerenti untuk waspada.

Di Rokan Hulu, banjir juga mulai surut. Akses jalan provinsi Simpang Kumu-Kota Tengah-Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dan di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) sudah berangsur surut, Kamis (6/3) petang.

Hanya beberapa titik jalan provinsi yang masih terendam, tepatnya di Km 267/268 Dusun Betung Desa Sontang yang masih belum bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Namun akses jalan dari Kecamatan Bonai Darussalam menuju Duri bisa dilewati melalui Km 248/249 Simpang PT GSI karena air sudah surut.

Saat ini kondisi genangan banjir sudah berangsur surut di ruas jalan provinsi Simpang Kumu menuju batas Duri tepatnya di Kecamatan Bonai Darussalam. Ada 72 rumah penduduk di 3 desa yang masih terdampak banjir yakni Desa Sontang 32, Kasang Padang 10 dan Desa Bonai 30 rumah yang kondisi air semakin surut,’’ ungkap Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Romi Yendri SH MH, Kamis (6/3).(ilo/ayi/dof/end/nda/epp/amn/kom/dac/kas/das)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari