Jumat, 22 November 2024

WHO Ingatkan Masih Ada Pandemi Setelah Covid-19

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.Co) – Covid-19 tidak akan menjadi pandemi dan situasi darurat kesehatan terakhir di dunia. Sejumlah penelitian bahkan mengatakan masih ada beberapa virus yang berpotensi menjadi pandemi. Maka dunia harus selalu siap siaga.

Dalam seminar virtual tingkat tinggi yang diselenggarakan bersama oleh Finlandia, Prancis, dan Indonesia, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diingatkan kepada semua negara untuk lebih siap daripada saat ini jika menghadapi situasi kesehatan yang darurat. Dunia melewati tonggak sejarah yang suram dengan lebih dari satu juta nyawa hilang karena pandemi Covid-19. Dan lebih banyak lagi yang diperkirakan meninggal karena ada penyakit sebelumnya.

- Advertisement -

“Selama bertahun-tahun kami memiliki banyak laporan, ulasan, dan rekomendasi yang semuanya mengatakan hal yang sama. Dunia tidak siap menghadapi pandemi. Covid-19 telah mengungkapkan kebenaran, ketika saatnya tiba, dunia masih belum siap,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pidato pembukaannya dikutip dari laman WHO, Selasa (6/10).

Baca Juga:  Ilmuwan Kembangkan Energi Baru dari Tetesan Air Hujan

Dia menyerukan agar setiap negara untuk berinvestasi dalam kesiapsiagaan, dengan pendekatan pemerintah dan masyarakat.

“Ini bukan pandemi terakhir, atau darurat kesehatan global terakhir. Tetapi dengan investasi politik dan keuangan yang tepat sekarang, kita dapat menjamin keamanan kesehatan, mencegah dan mengurangi pandemi di masa depan, serta melindungi masa depan kita dan generasi mendatang,” katanya.

- Advertisement -

Negara Finlandia berbicara tentang komitmen mereka untuk kesiapsiagaan darurat kesehatan. Duta Besar Kesehatan dan Kesejahteraan, Republik Finlandia Päivi Sillanaukee, mengatakan kesiapsiagaan secara ekonomi, bisa memperkuat setiap negara untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kesiapsiagaan darurat kesehatan adalah bagian dari visi kesehatan yang lebih besar untuk semua. Dalam pidatonya, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengingatkan peserta bahwa investasi yang harus dilakukan di tingkat nasional saat ini adalah memastikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua.

Baca Juga:  Maliki Semakin Perkasa di Puncak

“Masalah perawatan kesehatan yang terjangkau untuk semua adalah inti dari kepemimpinan Indonesia untuk Kebijakan Luar Negeri dan Kesehatan Global,” tegas Retno.

Menutup acara, Kepala Darurat WHO Dr Michael Ryan, menilai dalam perjalanannya, setiap saat pasti selalu ada risiko. Maka setiap saat harus selalu lebih siaga dan waspada.

Menurut laporan tersebut, investasi dalam kesiapsiagaan hanya akan menelan biaya USD 5 atau Rp 75 ribu per orang per tahun. Sedangkan biaya pandemi ini sudah lebih dari USD 11 triliun dan terus bertambah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.Co) – Covid-19 tidak akan menjadi pandemi dan situasi darurat kesehatan terakhir di dunia. Sejumlah penelitian bahkan mengatakan masih ada beberapa virus yang berpotensi menjadi pandemi. Maka dunia harus selalu siap siaga.

Dalam seminar virtual tingkat tinggi yang diselenggarakan bersama oleh Finlandia, Prancis, dan Indonesia, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diingatkan kepada semua negara untuk lebih siap daripada saat ini jika menghadapi situasi kesehatan yang darurat. Dunia melewati tonggak sejarah yang suram dengan lebih dari satu juta nyawa hilang karena pandemi Covid-19. Dan lebih banyak lagi yang diperkirakan meninggal karena ada penyakit sebelumnya.

- Advertisement -

“Selama bertahun-tahun kami memiliki banyak laporan, ulasan, dan rekomendasi yang semuanya mengatakan hal yang sama. Dunia tidak siap menghadapi pandemi. Covid-19 telah mengungkapkan kebenaran, ketika saatnya tiba, dunia masih belum siap,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pidato pembukaannya dikutip dari laman WHO, Selasa (6/10).

Baca Juga:  Pekan Ini, Gaji ke-13 PNS, TNI, dan Polri Bakal Cair

Dia menyerukan agar setiap negara untuk berinvestasi dalam kesiapsiagaan, dengan pendekatan pemerintah dan masyarakat.

- Advertisement -

“Ini bukan pandemi terakhir, atau darurat kesehatan global terakhir. Tetapi dengan investasi politik dan keuangan yang tepat sekarang, kita dapat menjamin keamanan kesehatan, mencegah dan mengurangi pandemi di masa depan, serta melindungi masa depan kita dan generasi mendatang,” katanya.

Negara Finlandia berbicara tentang komitmen mereka untuk kesiapsiagaan darurat kesehatan. Duta Besar Kesehatan dan Kesejahteraan, Republik Finlandia Päivi Sillanaukee, mengatakan kesiapsiagaan secara ekonomi, bisa memperkuat setiap negara untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kesiapsiagaan darurat kesehatan adalah bagian dari visi kesehatan yang lebih besar untuk semua. Dalam pidatonya, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengingatkan peserta bahwa investasi yang harus dilakukan di tingkat nasional saat ini adalah memastikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua.

Baca Juga:  2 Gelar Akademis Reynhard Sinaga Dicabut

“Masalah perawatan kesehatan yang terjangkau untuk semua adalah inti dari kepemimpinan Indonesia untuk Kebijakan Luar Negeri dan Kesehatan Global,” tegas Retno.

Menutup acara, Kepala Darurat WHO Dr Michael Ryan, menilai dalam perjalanannya, setiap saat pasti selalu ada risiko. Maka setiap saat harus selalu lebih siaga dan waspada.

Menurut laporan tersebut, investasi dalam kesiapsiagaan hanya akan menelan biaya USD 5 atau Rp 75 ribu per orang per tahun. Sedangkan biaya pandemi ini sudah lebih dari USD 11 triliun dan terus bertambah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari