WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Salah satu fitur keamanan dan privasi WhatsApp adalah enkripsi pesan end-to-end. Artinya, pesan dienkripsi sebelum tiba di perangkat Anda dan saat dikirim dari perangkat Anda, artinya pesan tersebut tidak dapat dibaca kapan pun kecuali di perangkat resmi.
Namun, fitur yang bertujuan untuk menjaga privasi pengguna tetap aman ini bisa saja segera berakhir. Hal ini setelah Facebook diketahui sedang mencari celah untuk bisa mengetahui isi percakapan pengguna WhatsApp tanpa membuka kunci enkripsi end-to-end dari aplikasi percakapan tersebut.
Laporan ini diketahui pertama kali oleh The Information. Penelitian yang sedang dijalankan Facebook ini disebut bisa membuat raksasa media sosial tersebut mengirim iklan tertarget secara tepat ke pengguna berdasarkan pesan-pesan mereka di WhatsApp, tanpa perlu membuka enkripsinya.
Selama beberapa tahun terakhir, Facebook dan gurita bisnisnya memang diketahui semakin “gila iklan”. Segala cara dilakukan raksasa media sosial (medsos) itu agar bisa menjadi tambang uang lewat iklan termasuk berusaha menjejali platform instant messaging WhatsApp yang telah diakuisisinya dengan iklan.
“Kami tidak berbicara tentang Facebook yang mencoba memecahkan enkripsi mereka sendiri, tetapi lebih untuk memahami data yang sudah dienkripsi dan untuk mengekstrak informasi darinya yang pada gilirannya dapat digunakan untuk membantu meningkatkan iklan bertarget,” sebut The Information
Ini juga dikenal sebagai enkripsi homomorfik yang merupakan studi membaca informasi dari data terenkripsi sambil tetap menjaga privasi. Menurut MacRumors, WhatsApp sejak itu menanggapi laporan tersebut, dimana tweet dari Will Cathcart, kepala WhatsApp, mengklaim bahwa perusahaan tidak mengeksplorasi penggunaan enkripsi homomorfik untuk saat ini.
Namun, mengingat banyaknya skandal terkait privasi yang melibatkan Facebook, tak heran jika banyak orang menjadi skeptis akan rencana ini meski mereka mengklaim cara ini tak akan menyalahi aturan privasi pengguna.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra
WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Salah satu fitur keamanan dan privasi WhatsApp adalah enkripsi pesan end-to-end. Artinya, pesan dienkripsi sebelum tiba di perangkat Anda dan saat dikirim dari perangkat Anda, artinya pesan tersebut tidak dapat dibaca kapan pun kecuali di perangkat resmi.
Namun, fitur yang bertujuan untuk menjaga privasi pengguna tetap aman ini bisa saja segera berakhir. Hal ini setelah Facebook diketahui sedang mencari celah untuk bisa mengetahui isi percakapan pengguna WhatsApp tanpa membuka kunci enkripsi end-to-end dari aplikasi percakapan tersebut.
- Advertisement -
Laporan ini diketahui pertama kali oleh The Information. Penelitian yang sedang dijalankan Facebook ini disebut bisa membuat raksasa media sosial tersebut mengirim iklan tertarget secara tepat ke pengguna berdasarkan pesan-pesan mereka di WhatsApp, tanpa perlu membuka enkripsinya.
Selama beberapa tahun terakhir, Facebook dan gurita bisnisnya memang diketahui semakin “gila iklan”. Segala cara dilakukan raksasa media sosial (medsos) itu agar bisa menjadi tambang uang lewat iklan termasuk berusaha menjejali platform instant messaging WhatsApp yang telah diakuisisinya dengan iklan.
- Advertisement -
“Kami tidak berbicara tentang Facebook yang mencoba memecahkan enkripsi mereka sendiri, tetapi lebih untuk memahami data yang sudah dienkripsi dan untuk mengekstrak informasi darinya yang pada gilirannya dapat digunakan untuk membantu meningkatkan iklan bertarget,” sebut The Information
Ini juga dikenal sebagai enkripsi homomorfik yang merupakan studi membaca informasi dari data terenkripsi sambil tetap menjaga privasi. Menurut MacRumors, WhatsApp sejak itu menanggapi laporan tersebut, dimana tweet dari Will Cathcart, kepala WhatsApp, mengklaim bahwa perusahaan tidak mengeksplorasi penggunaan enkripsi homomorfik untuk saat ini.
Namun, mengingat banyaknya skandal terkait privasi yang melibatkan Facebook, tak heran jika banyak orang menjadi skeptis akan rencana ini meski mereka mengklaim cara ini tak akan menyalahi aturan privasi pengguna.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra