Jumat, 17 Mei 2024

Ali Kalora Diduga Tertembak

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora diduga tertembak saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya pada Senin (1/3/2021). Dalam baku tembak itu dua anggota MIT bernama Alvin dan Khairul dipastikan tewas. Namun, Polri belum bisa memastikan kebenaran bahwa Ali Kalora tertembak dalam kejadian tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan, memang terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat dipastikan benarkah Ali Kalora masuk dalam daftar yang terluka tembak atau tidak. ”Yang terlibat baku tembak memang kelompok Ali Kalora. Tapi, khusus Ali Kalora belum dapat konfirmasi,” ujarnya.

Yamaha

Dia menuturkan, hingga saat ini belum muncul nama Ali Kalora sebagai yang terluka atau tewas tertembak di Poso. ”Belum bisa dipastikan semua,” terangnya dalam konferensi pers kemarin.

Baca Juga:  Pesan Airlangga di Kongres Ikhwanul Muballighin soal Pemulihan Ekonomi

Konfirmasi dari Polri tersebut, setelah Polda Sulawesi Tengah membeberkan dugaan bahwa Ali Kalora tertembak. ”Baru diduga terkena tembakan dan sedang dikejar,” jelas Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombespol Didik Supartono.

Dalam baku tembak, dua anggota MIT dipastikan tewas. Yakni, Alvin alias Samir dan Khairul. Menurutnya, baku tembak terjadi saat MIT turun Gunung Andole. Bisa jadi sedang mencari bahan makanan. ”Langsung dikejar dan terjadi baku tembak,” urainya.

- Advertisement -

Tewasnya dua anggota MIT dan kabar tertembaknya Ali Kalora merupakan kabar baik untuk kinerja Operasi Mandago Raya yang sebelumnya bernama Operasi Tinombala. MIT memang seperti duri dalam daging.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, kelompok MIT memang memiliki kemampuan yang peka geografis. Hal itu dikarenakan MIT memang berasal dari daerah tersebut. ”Mengenal medan yang menjadikannya teroris tamkin, yang memiliki teritori,” ujarnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Wah, Richard Branson Salip Jeff Bezos dan Elon Musk, soal Apa?

Karena karakternya tersebut, maka TNI jauh lebih tepat untuk melakukan pengejaran. Dia mengatakan, TNI sangat peka dengan medan dan memiliki kemampuan survival. ”Kalau Densus lebih cocok mengejar teroris tanpa teritori,” jelasnya.(idr/jpg)

Sumber: Jawa Pos Group (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora diduga tertembak saat baku tembak dengan Satgas Madago Raya pada Senin (1/3/2021). Dalam baku tembak itu dua anggota MIT bernama Alvin dan Khairul dipastikan tewas. Namun, Polri belum bisa memastikan kebenaran bahwa Ali Kalora tertembak dalam kejadian tersebut.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan, memang terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat dipastikan benarkah Ali Kalora masuk dalam daftar yang terluka tembak atau tidak. ”Yang terlibat baku tembak memang kelompok Ali Kalora. Tapi, khusus Ali Kalora belum dapat konfirmasi,” ujarnya.

Dia menuturkan, hingga saat ini belum muncul nama Ali Kalora sebagai yang terluka atau tewas tertembak di Poso. ”Belum bisa dipastikan semua,” terangnya dalam konferensi pers kemarin.

Baca Juga:  Sikapi Penangkapan S, Komisi D DPRD Kampar akan Rapat Internal

Konfirmasi dari Polri tersebut, setelah Polda Sulawesi Tengah membeberkan dugaan bahwa Ali Kalora tertembak. ”Baru diduga terkena tembakan dan sedang dikejar,” jelas Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombespol Didik Supartono.

Dalam baku tembak, dua anggota MIT dipastikan tewas. Yakni, Alvin alias Samir dan Khairul. Menurutnya, baku tembak terjadi saat MIT turun Gunung Andole. Bisa jadi sedang mencari bahan makanan. ”Langsung dikejar dan terjadi baku tembak,” urainya.

Tewasnya dua anggota MIT dan kabar tertembaknya Ali Kalora merupakan kabar baik untuk kinerja Operasi Mandago Raya yang sebelumnya bernama Operasi Tinombala. MIT memang seperti duri dalam daging.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, kelompok MIT memang memiliki kemampuan yang peka geografis. Hal itu dikarenakan MIT memang berasal dari daerah tersebut. ”Mengenal medan yang menjadikannya teroris tamkin, yang memiliki teritori,” ujarnya.

Baca Juga:  Riau Catat Penambahan Kasus Harian Terendah

Karena karakternya tersebut, maka TNI jauh lebih tepat untuk melakukan pengejaran. Dia mengatakan, TNI sangat peka dengan medan dan memiliki kemampuan survival. ”Kalau Densus lebih cocok mengejar teroris tanpa teritori,” jelasnya.(idr/jpg)

Sumber: Jawa Pos Group (JPG)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari