Jumat, 20 September 2024

Pulau Galang, Dulu Pusat Pengungsi, Kini Calon Tempat Observasi Corona

BATAM (RIAUPOS.CO) — Di Pulau Galang mereka yang terinfeksi virus corona atau penyakit menular lain akan diobservasi. Rumah sakitnya bakal bisa menampung 1.000 pasien dengan 50 ruang isolasi. Tapi, kalangan pengusaha khawatir.

Bangunannya memang masih berdiri, tapi rangka bajanya sudah termakan usia. Banyak yang keropos.

Seperti dilansir Batam Pos, di dalam, kamar-kamar yang ada, seluruh interiornya telah rusak dan lapuk. Namun, halaman dan lingkungan sekitar bangunan masih asri dan terawat dengan baik. Pepohonan di sekitarnya juga cukup lebat.

Bekas bangunan rumah sakit di Camp Vietnam, Pulau Galang, Batam, itulah yang rencananya dijadikan pemerintah sebagai tempat rehabilitasi pasien yang terjangkit virus korona atau penyakit menular lain. Renovasi ditargetkan selesai dalam satu bulan ke depan yang mampu menampung 1.000 pasien.

- Advertisement -

"Iya, bekas rumah sakit ini akan direhab lagi sebagai tempat (rumah sakit) observasi atau penyembuhan apabila ada WNI terinfeksi virus korona. Hari ini kita sudah cek bersama Pak Basuki dan secepatnya dibangun," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat berkunjung ke Camp Vietnam Rabu lalu (4/3) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Baca Juga:  Menyapa Gajah di Alam Indah

Di situlah dulu, di lokasi yang secara administratif masuk wilayah Kelurahan Sijantung, pada periode 1979–1996, sekitar 250 ribu pengungsi Vietnam ditampung. Mereka adalah "manusia perahu" yang mengarungi lautan dengan kapal sederhana selama berbulan-bulan demi mendapatkan suaka.

- Advertisement -

Mereka sempat terkatung-katung di lautan, sebagian juga kehilangan nyawa. Sampai akhirnya pemerintah Indonesia dan badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) bersepakat menampung mereka di Pulau Galang.

Setelah sekitar 5 ribu pengungsi Vietnam terakhir dipulangkan dari sana ke negara asal pada 1996, pulau tersebut kini diubah jadi tujuan wisata. Dari pusat kota Batam, untuk bisa sampai ke "Kampung Vietnam" itu, dibutuhkan 45 menit–1 jam bermobil dalam kondisi lalu lintas normal.

Melewati lima jembatan yang mengoneksikan tiga pulau (Batam-Rempang-Galang). Setelah melewati jembatan kelima, sampailah ke Galang. Di sepanjang perjalanan banyak lokasi wisata, baik berupa resor maupun pantai yang dikelola masyarakat.

Baca Juga:  Polisi Selidiki Pernyataan Menko Polhukam tentang Teror Pejabat VVIP

Menteri Basuki menyebut, rencana pembangunan rumah sakit di Camp Vietnam sudah dipersiapkan dengan matang. Pembangunan akan segera dimulai dan diperkirakan memakan waktu sekitar satu bulan untuk tahap rekonstruksinya. "Rekonstruksi dalam sebulan sudah siap," ujar Basuki.

Namun, rencana itu memicu kekhawatiran sejumlah warga setempat. Sebab, mereka belum mendapatkan penjelasan pasti terkait keamanan jika rumah sakit tersebut benar-benar dibangun atau direnovasi nanti.

"Ini kan mendadak tanpa sosialisasi atau pemberitahuan terlebih dahulu. Bukan apa-apa, sebagai masyarakat awam ini kami pasti khawatir karena di mana-mana disebutkan virus korona ini berbahaya," ujar Ucok, warga Sijantung, kepada Batam Pos.

Nia, warga Sijantung lainnya, beralasan senada. Dia tidak menentang, hanya berharap ada pemberitahuan dan sosialisasi sehingga tidak menimbulkan keresahan. "Takutnya menyebar ke mana-mana kalau nanti ada pasien (terjangkit virus korona). Semoga pemerintah perhatikan masalah ini juga," ujarnya.

BATAM (RIAUPOS.CO) — Di Pulau Galang mereka yang terinfeksi virus corona atau penyakit menular lain akan diobservasi. Rumah sakitnya bakal bisa menampung 1.000 pasien dengan 50 ruang isolasi. Tapi, kalangan pengusaha khawatir.

Bangunannya memang masih berdiri, tapi rangka bajanya sudah termakan usia. Banyak yang keropos.

Seperti dilansir Batam Pos, di dalam, kamar-kamar yang ada, seluruh interiornya telah rusak dan lapuk. Namun, halaman dan lingkungan sekitar bangunan masih asri dan terawat dengan baik. Pepohonan di sekitarnya juga cukup lebat.

Bekas bangunan rumah sakit di Camp Vietnam, Pulau Galang, Batam, itulah yang rencananya dijadikan pemerintah sebagai tempat rehabilitasi pasien yang terjangkit virus korona atau penyakit menular lain. Renovasi ditargetkan selesai dalam satu bulan ke depan yang mampu menampung 1.000 pasien.

"Iya, bekas rumah sakit ini akan direhab lagi sebagai tempat (rumah sakit) observasi atau penyembuhan apabila ada WNI terinfeksi virus korona. Hari ini kita sudah cek bersama Pak Basuki dan secepatnya dibangun," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat berkunjung ke Camp Vietnam Rabu lalu (4/3) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Baca Juga:  Babak Baru Aksi Koboi di Duren Sawit, Penjual Senjata ke MFA Ditangkap

Di situlah dulu, di lokasi yang secara administratif masuk wilayah Kelurahan Sijantung, pada periode 1979–1996, sekitar 250 ribu pengungsi Vietnam ditampung. Mereka adalah "manusia perahu" yang mengarungi lautan dengan kapal sederhana selama berbulan-bulan demi mendapatkan suaka.

Mereka sempat terkatung-katung di lautan, sebagian juga kehilangan nyawa. Sampai akhirnya pemerintah Indonesia dan badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) bersepakat menampung mereka di Pulau Galang.

Setelah sekitar 5 ribu pengungsi Vietnam terakhir dipulangkan dari sana ke negara asal pada 1996, pulau tersebut kini diubah jadi tujuan wisata. Dari pusat kota Batam, untuk bisa sampai ke "Kampung Vietnam" itu, dibutuhkan 45 menit–1 jam bermobil dalam kondisi lalu lintas normal.

Melewati lima jembatan yang mengoneksikan tiga pulau (Batam-Rempang-Galang). Setelah melewati jembatan kelima, sampailah ke Galang. Di sepanjang perjalanan banyak lokasi wisata, baik berupa resor maupun pantai yang dikelola masyarakat.

Baca Juga:  Menteri LHK: Seluruh Pihak Bekerja Keras Atasi Karhutla dan Dampak Asap

Menteri Basuki menyebut, rencana pembangunan rumah sakit di Camp Vietnam sudah dipersiapkan dengan matang. Pembangunan akan segera dimulai dan diperkirakan memakan waktu sekitar satu bulan untuk tahap rekonstruksinya. "Rekonstruksi dalam sebulan sudah siap," ujar Basuki.

Namun, rencana itu memicu kekhawatiran sejumlah warga setempat. Sebab, mereka belum mendapatkan penjelasan pasti terkait keamanan jika rumah sakit tersebut benar-benar dibangun atau direnovasi nanti.

"Ini kan mendadak tanpa sosialisasi atau pemberitahuan terlebih dahulu. Bukan apa-apa, sebagai masyarakat awam ini kami pasti khawatir karena di mana-mana disebutkan virus korona ini berbahaya," ujar Ucok, warga Sijantung, kepada Batam Pos.

Nia, warga Sijantung lainnya, beralasan senada. Dia tidak menentang, hanya berharap ada pemberitahuan dan sosialisasi sehingga tidak menimbulkan keresahan. "Takutnya menyebar ke mana-mana kalau nanti ada pasien (terjangkit virus korona). Semoga pemerintah perhatikan masalah ini juga," ujarnya.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari