Minggu, 10 November 2024

Diet Flexitarian, Tak Menyiksa Tubuh Justru Lebih Sehat

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebagian orang memilih melakukan diet ekstrem untuk mengurangi berat badan. Jika Anda berniat diet, tak ada salahnya mencoba diet Flexitarian, yang mengutamakan buah dan sayuran sebagai menu utamanya.

Dalam webinar bertema ‘Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food’ bersama Re.juve baru-baru ini, CEO dan Presiden Direktur Re.juve mengingatkan kewaspadaan masyarakat akan dampak pola makan yang tidak teratur selama pandemi. Mulai banyak riset yang mengaitkan data kenaikan berat badan signifikan pada masyarakat akibat berkurangnya aktivitas luar ruang, meningkatnya level stres, dan pola makan kurang terjaga selama masa pandemi.

- Advertisement -

“Fenomena ini tentunya menjadi alarm bagi kita, karena kombinasi dari ketiga hal tadi dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas serta penyakit degeneratif lainnya. Maka penting menjaga asupan nutrisi seimbang, memperhatikan aktivitas fisik, serta mengelola stres dengan baik agar terhindar dari berbagai macam penyakit,” ujarnya.

Tren pola makan sehat terus berkembang dan semakin banyak pilihannya. Dier flexitarian fokus pada konsumsi buah dan sayur tanpa betul-betul menghilangkan konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.

Baca Juga:  5 Penyebab Obesitas Saat Hamil

Konsultan Gizi dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, meyakinkan bahwa diet ini pasti mudah dilakukan masyarakat. Dia menyesalkan masih ada lebih dari 90 persen masyarakat yang kurang mengonsumsi sayur dan buah.

- Advertisement -

“Melahap karbohidrat dan protein saja dapat mengakibatkan risiko avitaminosis atau kekurangan gizi yang tinggi. Padahal, tubuh kita juga memerlukan berbagai kandungan vitamin dan mineral yang hanya bisa didapat dari sayur dan buah untuk menjaga fungsi organ dan daya tahan tubuh,” kata dr. Rita.

Menurutnya, masyarakat harus lebih cermat dalam memilih pola makan yang lebih sehat namun fleksibel. Tujuannya, agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat terbaik dari jenis pola makan yang dipilih tanpa khawatir kekurangan nutrisi dan energi.

“Sebanyak 93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang
tergolong cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat baik dari metode ini,” paparnya.

Baca Juga:  Rating Buruk Tak Surutkan Penonton

National Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa salah satu manfaat flexitarian adalah berkurangnya risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung hingga 32 persen. Serta turunnya berat badan secara stabil dan konsisten, dan bertahannya kemampuan memori.

Meskipun sayur dan buah wajib menjadi menu harian saat menerapkan metode flexitarian, namun masa simpannya yang kurang tahan lama masih menjadi tantangan tersendiri. Salah satu
solusinya adalah mengombinasikan pembelian buah dan sayur segar dan organik dengan cold-pressed juice.

“Teknik cold-pressed sendiri terbukti dapat mencegah terpaparnya buah dan sayur dari panas dan oksidasi. Saya yakin ini pasti mudah dibanding diet ekstrem lainnya,” tutupnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebagian orang memilih melakukan diet ekstrem untuk mengurangi berat badan. Jika Anda berniat diet, tak ada salahnya mencoba diet Flexitarian, yang mengutamakan buah dan sayuran sebagai menu utamanya.

Dalam webinar bertema ‘Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food’ bersama Re.juve baru-baru ini, CEO dan Presiden Direktur Re.juve mengingatkan kewaspadaan masyarakat akan dampak pola makan yang tidak teratur selama pandemi. Mulai banyak riset yang mengaitkan data kenaikan berat badan signifikan pada masyarakat akibat berkurangnya aktivitas luar ruang, meningkatnya level stres, dan pola makan kurang terjaga selama masa pandemi.

- Advertisement -

“Fenomena ini tentunya menjadi alarm bagi kita, karena kombinasi dari ketiga hal tadi dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas serta penyakit degeneratif lainnya. Maka penting menjaga asupan nutrisi seimbang, memperhatikan aktivitas fisik, serta mengelola stres dengan baik agar terhindar dari berbagai macam penyakit,” ujarnya.

Tren pola makan sehat terus berkembang dan semakin banyak pilihannya. Dier flexitarian fokus pada konsumsi buah dan sayur tanpa betul-betul menghilangkan konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  PAN: Indonesia Seperti Tak Berdaulat saat Menghadapi Investor

Konsultan Gizi dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, meyakinkan bahwa diet ini pasti mudah dilakukan masyarakat. Dia menyesalkan masih ada lebih dari 90 persen masyarakat yang kurang mengonsumsi sayur dan buah.

“Melahap karbohidrat dan protein saja dapat mengakibatkan risiko avitaminosis atau kekurangan gizi yang tinggi. Padahal, tubuh kita juga memerlukan berbagai kandungan vitamin dan mineral yang hanya bisa didapat dari sayur dan buah untuk menjaga fungsi organ dan daya tahan tubuh,” kata dr. Rita.

Menurutnya, masyarakat harus lebih cermat dalam memilih pola makan yang lebih sehat namun fleksibel. Tujuannya, agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat terbaik dari jenis pola makan yang dipilih tanpa khawatir kekurangan nutrisi dan energi.

“Sebanyak 93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang
tergolong cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat baik dari metode ini,” paparnya.

Baca Juga:  Rating Buruk Tak Surutkan Penonton

National Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa salah satu manfaat flexitarian adalah berkurangnya risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung hingga 32 persen. Serta turunnya berat badan secara stabil dan konsisten, dan bertahannya kemampuan memori.

Meskipun sayur dan buah wajib menjadi menu harian saat menerapkan metode flexitarian, namun masa simpannya yang kurang tahan lama masih menjadi tantangan tersendiri. Salah satu
solusinya adalah mengombinasikan pembelian buah dan sayur segar dan organik dengan cold-pressed juice.

“Teknik cold-pressed sendiri terbukti dapat mencegah terpaparnya buah dan sayur dari panas dan oksidasi. Saya yakin ini pasti mudah dibanding diet ekstrem lainnya,” tutupnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari