- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harapan penderita HIV/AIDS untuk sembuh pupus sudah. Percobaan vaksin yang sedang dikembangkan untuk mengobati penyakit menular itu dihentikan. Padahal, vaksin dengan nama HVTN 702 tersebut sudah sampai pada tahap uji klinis atau diuji coba pada manusia. Sayangnya, pada tahap itu, vaksin tersebut terbukti tidak mampu mencegah infeksi human immunodeficiency virus (HIV) yang mengakibatkan AIDS.
’’Vaksin HIV penting untuk mengakhiri pandemi global dan kami harap vaksin ini berfungsi. Sayangnya, ternyata tidak,’’ ujar Dr Anthony Fauci dari National Institutes of Health (NIH) seperti dikutip BBC. Meski kecewa, Fauci menegaskan bahwa penelitian lain untuk menemukan vaksin HIV harus terus dilakukan.
- Advertisement -
Penelitian vaksin HVTN 702 tersebut disponsori National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). Mereka melakukan uji coba pada lebih dari 5 ribu orang di Afrika Selatan (Afsel). Para relawan dibagi menjadi dua. Separo diberi vaksin yang asli. Separo lagi diberi suntikan placebo alias cairan tanpa isi vaksin di dalamnya.
Hasil awal dari uji klinis menunjukkan bahwa 129 orang yang diinjeksi vaksin tetap tertular HIV. Selain itu, ada 123 orang yang tertular HIV dari kelompok yang diberi suntikan placebo. Dengan kata lain, diberi atau tidak diberi vaksin, para relawan itu tetap saja tertular. Afsel adalah salah satu negara dengan tingkat penderita HIV/AIDS tertinggi di dunia.
- Advertisement -
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harapan penderita HIV/AIDS untuk sembuh pupus sudah. Percobaan vaksin yang sedang dikembangkan untuk mengobati penyakit menular itu dihentikan. Padahal, vaksin dengan nama HVTN 702 tersebut sudah sampai pada tahap uji klinis atau diuji coba pada manusia. Sayangnya, pada tahap itu, vaksin tersebut terbukti tidak mampu mencegah infeksi human immunodeficiency virus (HIV) yang mengakibatkan AIDS.
’’Vaksin HIV penting untuk mengakhiri pandemi global dan kami harap vaksin ini berfungsi. Sayangnya, ternyata tidak,’’ ujar Dr Anthony Fauci dari National Institutes of Health (NIH) seperti dikutip BBC. Meski kecewa, Fauci menegaskan bahwa penelitian lain untuk menemukan vaksin HIV harus terus dilakukan.
Penelitian vaksin HVTN 702 tersebut disponsori National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). Mereka melakukan uji coba pada lebih dari 5 ribu orang di Afrika Selatan (Afsel). Para relawan dibagi menjadi dua. Separo diberi vaksin yang asli. Separo lagi diberi suntikan placebo alias cairan tanpa isi vaksin di dalamnya.
- Advertisement -
Hasil awal dari uji klinis menunjukkan bahwa 129 orang yang diinjeksi vaksin tetap tertular HIV. Selain itu, ada 123 orang yang tertular HIV dari kelompok yang diberi suntikan placebo. Dengan kata lain, diberi atau tidak diberi vaksin, para relawan itu tetap saja tertular. Afsel adalah salah satu negara dengan tingkat penderita HIV/AIDS tertinggi di dunia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman