PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia. Kegiatan tersebut tidak hanya dilaksanakan di Kantor Pusat Bank Indonesia, tetapi juga dilaksanakan di setiap Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah, termasuk juga di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau.
Pada tahun ini, pertemuan tersebut dilaksanakan dalam sebuah rangkaian yang diawali dengan paparan dari Kantor Pusat Bank Indonesia dan arahan Presiden Republik Indonesia, kemudian dilanjutkandengan paparan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Riau dan arahan Wakil Gubernur Provinsi Riau. Pertemuan di Provinsi Riau juga dilakukan secara virtual dan dihadiri oleh forum komunikasi pimpinan daerah, pimpinan daerah kabupaten/kota, perbankan, kalangan pesantren dan instansi terkait lainnya, Kamis (3/12).
Gubernur Bank Indonesia optimis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui 1 prasyarat dan 5 strategi. Satu prasyarat tersebut adalah vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19, dan 5 strategi respons kebijakan sebagai berikut; 1) pembukaan sektor produktif secara aman, 2) percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), 3) percepatan stimulus melalui peningkatan kredit, 4) pelonggaran moneter dan kebijakan makroprudensial, 5) digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya bagi UMKM.
Pada kesempatan yang sama, Presiden RI Joko Widodo menekankan bahwa momentum pertumbuhan positif ini harus dijaga. Pelaksanaan protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin dan terus waspada serta tidak lengah agar tidak muncul pandemi gelombang berikutnya yang akan merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan.
Kelima strategi nasional tersebut juga menjadi acuan di tingkat Riau agar perekonomian Riau dapat pulih kembali. Dalam paparannya, Decymus sebagai Kepala Bank Indonesia Provinsi Riau menyampaikan lima langkah utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi Provinsi Riau yaitu: 1) mengawal pembukaan sektor ekonomi utama secara aman seiring dengan diberlakukannya era New Normal, 2) mendorong akselerasi belanja pemerintah daerah untuk menstimulus perekonomian, 3) mengoptimalkan restrukturisasi kredit bagi sektor riil terutama UMKM, 4) mendorong digitalisasi UMKM dan mempromosikan hasil karya anak bangsa melalui program Bangga Buatan Indonesia, 5) mendorong kinerja ekspor yang saat ini masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Riau.
Selain lima langkah tersebut, BI Riau menyampaikan beberapa peluang untuk mempercepat pemulihan ekonomi Riau antara lain dengan mengoptimalkan stimulus dari Pemerintah Pusat, yaitu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengingat belum semua skim PEN dimanfaatkan secara optimal di Riau, di antaranya stimulus untuk UMKM, insentif usaha, dan perlindungan sosial.
Selanjutnya, BI Riau menyampaikan bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini, langkah bersama untuk mendorong inklusi ekonomi semakin urgen untuk dilakukkan agar lebih banyak usaha kecil, mikro dan subsisten bisa naik kelas menjadi usaha formal yang menyumbang lebih besar terhadap pembentukan PDB dan mengurangi angka kemiskinan. Salah satu cara untuk meningkatkan inklusi ekonomi adalah melalui peningkatan akses UMKM ke sektor keuangan dan digitalisasi pembiayaan.
Untuk itu, Bank Indonesia Riau memberikan rekomendasi kebijakan pengembangan UMKM melalui 3 aspek: korporatisasi, digitalisasi, dan pembiayaan. Dari aspek korporatisasi, pemda dapat memperkuat kelembagaan UMKM dengan memberikan kemudahan izin berusaha serta mendorong kemitraan baik antar-UMKM maupun dengan berbagai lembaga di daerah. Kemudian, dari aspek digitalisasi, mendorong perluasan kanal pembayaran melalui fintech, e-commerce dan QRIS sebagai alat pembayaran yang mendukung new lifestyle serta penguatan basis data UMKM melalui koordinasi antarotoritas di daerah. Selanjutnya, dari aspek pembiayaan perlu adanya dukungan kemudahan akses pembiayaan, meningkatkan peran pemda sebagai penjamin pembiayaan UMKM, serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat terhadap ekonomi-keuangan digital bekerja sama dengan bank, fintech, dan e-commerce.
Sejalan dengan paparan dari Bank Indonesia, Wakil Gubernur Provinsi Riau, H Edy Natar Nasution menyatakan pentingnya memulihkan kembali pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau yang terkena dampak pandemi. Kinerja UMKM yang juga terkena dampak pandemi perlu segera didorong untuk kembali pulih.
Dalam melaksanakan berbagai upaya pemulihan ekonomi tersebut, diperlukan adanya sinergi yang baik antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, perbankan, dan instansi lainnya agar ekonomi Riau dapat segera pulih, sehingga kesejahteraan masyarakat Riau kembali meningkat.(adv/mar)