Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Demi Cinta, Louisa Necib Memilih Pensiun dari Sepakbola

Punya kemampuan yang dianggap setara dengan Zinedine Zidane, pesepakbola putri Prancis, Louisa Necib akhirnya memilih pensiun demi cinta. Dia tak ingin terus melakukan hubungan jauh karena dia dan suami bermain di klub dan kota yang berbeda. 

Di kancah sepakbola putri dunia saat ini, kita bisa memuja kehebatan pesepakbola seperti Carli Lloyd sampai Alex Morgan. Namun untuk kualitas teknik terbaik, nama Louisa Necib layak dikedepankan. 

Lahir dan tumbuh besar di pinggiran Marseille, berasal dari keluarga keturunan Aljazair dan merintis karier sebagai gelandang serang, Louisa kemudian menjadi sosok "Zinedine Zidane" di timnas putri Prancis.

Ini bukan julukan pemanis belaka. Dalam sejarah sepakbola putri di Negeri Anggur, eks legenda Olympique Lyonnais ini ada di tempat teratas, kendati tak memenangi gelar prestisius bersama negaranya. 

Kualitas teknik, kontrol bola jempolan, hingga gaya main elegan khas Zidane, membuat publik Prancis memberinya julukan "Ziza", diambil dari julukan milik Zidane yakni "Zizou". Kebetulan, keduanya sama-sama berdarah imigran Alzajair.

Necib ada di generasi emas sepakbola Prancis yang dihuni nama-nama berkualitas. Mulai dari penyerang tajam Eugenie Le Sommer, kapten Les Bleus Wendie Renard, hingga gelandang ikonik Amandine Henry. Dengan mengantongi total 148 caps dan 38 gol di timnas, pada 2016 lalu, publik Prancis melepas Louisa Necib dengan penuh haru, seperti ketika mereka melepas sang ikon, Zinedine Zidane.

Baca Juga:  150 Pustakawan Ikuti Bimtek Perpusnas

Selain kemampuan eksepsionalnya bermain sepakbola dan parasnya yang rupawan, Necib juga dikenal publik karena kisah cintanya dengan sang suami, Liassine Cadamuro, salah satu bek andalan timnas Aljazair yang saat Louise pensiun bermain di Nimes.

Keputusannya untuk pensiun total dari sepakbola sempat menjadi sorotan pada 2016 lalu karena menurut pengakuannya pribadi, seperti dikutip dari situsweb FIFA, adalah demi keharmonisan rumah tangganya yang harus terpisah jarak karena karier sepakbola yang dijalaninya dan suami. Liassine sendiri bermain di Kota Nimes sementara Louisa Necib sejak 2007 sudah berkarier dan menjadi legenda di Lyon.

“Bagi sebagian orang, hubungan jarak jauh adalah sesuatu yang cukup mudah untuk dijalani, tapi tidak denganku. Aku tidak mau hidup seperti ini dengan suamiku,” ujar Louisa sesaat usai ia resmi mengumumkan pensiun dari dunia sepakbola. 

Baca Juga:  Keripik Kentang Dumai Dipasarkan hingga Jakarta

Sebuah kehilangan besar yang membuat sepakbola putri Prancis butuh waktu cukup lama untuk menemukan playmaker hebat dan jenius seperti dirinya.

Walau pensiun di usia 30 tahun, Louisa sendiri adalah salah satu pesepakbola putri di kategori top dunia, yang sudah tiga kali memenangkan Liga Champions Eropa bersama Lyon dan menjuarai Liga Prancis sebanyak sembilan kali dalam hampir satu dekade kariernya bersama Lyon. 

Catatan bergengsi yang sayangnya tidak mampu ditularkannya bersama timnas karena Prancis tidak mampu berbicara banyak di hadapan negara-negara tradisional di sepakbola putri seperti Brazil, Jepang, dan Amerika Serikat.

Kini, di usianya yang beranjak 34 tahun, Louisa tengah hidup bahagia dengan sang suami dan meninggalkan sepenuhnya dunia sepakbola yang selalu mengingatnya sebagai Ziza, sosok "female Zidane" yang sangat dikenang oleh sepakbola dunia sebagai one of the finest football star from France.

Di tahun 2020 ini, Louisa ikut menemani sang suami yang kini membela klub Yunani, Volos.

Sumber: Football Tribe/Bola/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Punya kemampuan yang dianggap setara dengan Zinedine Zidane, pesepakbola putri Prancis, Louisa Necib akhirnya memilih pensiun demi cinta. Dia tak ingin terus melakukan hubungan jauh karena dia dan suami bermain di klub dan kota yang berbeda. 

Di kancah sepakbola putri dunia saat ini, kita bisa memuja kehebatan pesepakbola seperti Carli Lloyd sampai Alex Morgan. Namun untuk kualitas teknik terbaik, nama Louisa Necib layak dikedepankan. 

- Advertisement -

Lahir dan tumbuh besar di pinggiran Marseille, berasal dari keluarga keturunan Aljazair dan merintis karier sebagai gelandang serang, Louisa kemudian menjadi sosok "Zinedine Zidane" di timnas putri Prancis.

Ini bukan julukan pemanis belaka. Dalam sejarah sepakbola putri di Negeri Anggur, eks legenda Olympique Lyonnais ini ada di tempat teratas, kendati tak memenangi gelar prestisius bersama negaranya. 

- Advertisement -

Kualitas teknik, kontrol bola jempolan, hingga gaya main elegan khas Zidane, membuat publik Prancis memberinya julukan "Ziza", diambil dari julukan milik Zidane yakni "Zizou". Kebetulan, keduanya sama-sama berdarah imigran Alzajair.

Necib ada di generasi emas sepakbola Prancis yang dihuni nama-nama berkualitas. Mulai dari penyerang tajam Eugenie Le Sommer, kapten Les Bleus Wendie Renard, hingga gelandang ikonik Amandine Henry. Dengan mengantongi total 148 caps dan 38 gol di timnas, pada 2016 lalu, publik Prancis melepas Louisa Necib dengan penuh haru, seperti ketika mereka melepas sang ikon, Zinedine Zidane.

Baca Juga:  ASN Konsisten Tingkatkan Pelayanan

Selain kemampuan eksepsionalnya bermain sepakbola dan parasnya yang rupawan, Necib juga dikenal publik karena kisah cintanya dengan sang suami, Liassine Cadamuro, salah satu bek andalan timnas Aljazair yang saat Louise pensiun bermain di Nimes.

Keputusannya untuk pensiun total dari sepakbola sempat menjadi sorotan pada 2016 lalu karena menurut pengakuannya pribadi, seperti dikutip dari situsweb FIFA, adalah demi keharmonisan rumah tangganya yang harus terpisah jarak karena karier sepakbola yang dijalaninya dan suami. Liassine sendiri bermain di Kota Nimes sementara Louisa Necib sejak 2007 sudah berkarier dan menjadi legenda di Lyon.

“Bagi sebagian orang, hubungan jarak jauh adalah sesuatu yang cukup mudah untuk dijalani, tapi tidak denganku. Aku tidak mau hidup seperti ini dengan suamiku,” ujar Louisa sesaat usai ia resmi mengumumkan pensiun dari dunia sepakbola. 

Baca Juga:  Penampakan Orang Tua Pemuda AS yang Tembak Mati 10 Warga Kulit Hitam

Sebuah kehilangan besar yang membuat sepakbola putri Prancis butuh waktu cukup lama untuk menemukan playmaker hebat dan jenius seperti dirinya.

Walau pensiun di usia 30 tahun, Louisa sendiri adalah salah satu pesepakbola putri di kategori top dunia, yang sudah tiga kali memenangkan Liga Champions Eropa bersama Lyon dan menjuarai Liga Prancis sebanyak sembilan kali dalam hampir satu dekade kariernya bersama Lyon. 

Catatan bergengsi yang sayangnya tidak mampu ditularkannya bersama timnas karena Prancis tidak mampu berbicara banyak di hadapan negara-negara tradisional di sepakbola putri seperti Brazil, Jepang, dan Amerika Serikat.

Kini, di usianya yang beranjak 34 tahun, Louisa tengah hidup bahagia dengan sang suami dan meninggalkan sepenuhnya dunia sepakbola yang selalu mengingatnya sebagai Ziza, sosok "female Zidane" yang sangat dikenang oleh sepakbola dunia sebagai one of the finest football star from France.

Di tahun 2020 ini, Louisa ikut menemani sang suami yang kini membela klub Yunani, Volos.

Sumber: Football Tribe/Bola/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari