JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kebanyakan orang bangun setiap pagi lalu dilanjutkan dengan menyeruput kopi. Berdasarkan survei yang dilakukan Lavazza 50 persen responden memilih secangkir kopi untuk memulai hari. Dan 94 persen dari populasi lebih memilih kopi selama wawancara atau dalam pertemuan klien.
Kopi juga dipandang sebagai minuman keakraban. Sebab 50 persen responden lebih suka minum secangkir kopi ketika mereka bertemu dengan teman-teman setelah bekerja. Sehingga kopi menjadi perekat persahabatan atau relasi.
“Senyawa aktif yang memberi minuman potensinya adalah kafein. Itu membuat kita terstimulasi dengan baik, saat bepergian, dan energik. Dan bukan hanya kopi, kafein hadir dalam berbagai minuman dan ramuan lainnya seperti teh, coklat, minuman ringan berbahan dasar cola, minuman energi, dan bahkan beberapa obat,” kata ahli gizi dari India Mugdha Pradhan, Pendiri Thrive FNC seperti dilansir dari Indian Express.
Kopi memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada penggunaannya. Bagi beberapa orang, hal itu menimbulkan perasaan nyaman yang hangat. Pada kenyataannya, juga membantu kita mempertajam fokus dan rentang kewaspadaan kita.
Efek Minum Kopi Terlalu Banyak
Sedangkan jika mengonsumsinya terlalu banyak juga dapat menyebabkan sering buang air kecil dan detak jantung menjadi lebih. Kafein menstimulasi sistem saraf pusat dalam tubuh kita yang secara langsung mempengaruhi neurotransmiter di otak. Sehingga membuat sulit tidur dan peningkatan tingkat kesadaran untuk jangka waktu yang akut karena kafein secara langsung.
Kafein tidak hanya mempengaruhi siklus tidur tetapi juga sangat mempengaruhi sistem endokrin dalam tubuh. Ini bertanggung jawab untuk merangsang kelenjar adrenal yang menghasilkan adrenalin dalam darah dengan melepaskan cadangan glukosa, memacu detak jantung, dan menembakkan kadar kortisol.
Pengaruhnya Pada Gula Darah
Terlalu banyak kafein bisa kecanduan. Kafein menyebabkan kadar gula tinggi yang selanjutnya meningkatkan kadar insulin. Kenaikan insulin menyebabkan penurunan kadar gula tubuh yang menyebabkan mood merosot dan rasa lesu.
Hal ini sering kali berdampak besar pada tubuh karena orang tidak dapat menahan diri untuk mengambil secangkir kopi lagi karena dorongan metabolisme yang dia butuhkan. Lingkaran setan ini membahayakan kadar gula darah yang lemah dalam tubuh.
“Sesuai dengan respons stres yang diaktifkan oleh kafein, energi dan fokus dialihkan dari sistem pencernaan tubuh. Karena tubuh sering mengidentifikasi kafein sebagai toksin, tubuh berusaha menghilangkan toksin tersebut melalui buang air besar,” kata Pradhan.
“Sangat mudah untuk menyimpulkan bahwa konsumsi kafein secara teratur menimbulkan dua sisi yakni kerugian dan manfaat, tergantung dosisnya. Gangguan pada kadar gula darah akibat respon stres kafein juga dapat mengakibatkan penambahan berat badan, resistensi insulin, ketergantungan zat, dan gangguan gaya hidup lainnya,” jelas ahli gizi tersebut.
Penting untuk diketahui bahwa kafein termasuk dalam kategori obat-obatan ringan dan dapat menyebabkan ketergantungan. Seseorang dapat mengganti kopi dengan minuman yamg lebih sehat seperti air putih.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman