Rabu, 3 Desember 2025
spot_img

Bencana Sumatera: Korban Tewas Capai 604, Pemulihan Infrastruktur Jadi Fokus Utama

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban jiwa akibat banjir dan longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera. Hingga Senin (1/12) petang, jumlah korban meninggal meningkat menjadi 604 orang, menjadikannya salah satu bencana dengan dampak terbesar pada tahun ini.

Pembaruan data tersebut disampaikan melalui situs resmi Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB. Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa semua informasi yang ditampilkan merupakan data terbaru yang telah diverifikasi. “Data yang tampil adalah data ter-update,” ujarnya.

Selain korban meninggal, BNPB mencatat masih ada 464 warga yang hilang dan 2.600 lainnya mengalami luka-luka. Total warga terdampak mencapai 1,5 juta jiwa, dengan 570 ribu di antaranya terpaksa mengungsi ke lokasi aman.

Dampak terberat terjadi di Aceh, dengan 156 korban meninggal, 181 hilang, dan sekitar 1.800 orang terluka. Di Sumatera Barat, korban tewas mencapai 165 orang, dengan 114 hilang dan 112 mengalami luka. Sementara itu, Sumatera Utara mencatat angka korban meninggal tertinggi, yakni 283 orang, disertai 169 hilang dan 613 terluka.

Kerusakan infrastruktur juga cukup parah. BNPB melaporkan lebih dari 3.500 rumah rusak berat, 4.100 rusak sedang, dan lebih dari 20.500 rumah rusak ringan. Sedikitnya 271 jembatan serta 282 fasilitas pendidikan turut terdampak, membuat akses bantuan semakin sulit.

Baca Juga:  Satpol PP Diharapkan Makin Profesional

BNPB menyebut proses pencarian korban, pendataan, dan distribusi bantuan terus berjalan. Namun, cuaca yang tidak menentu dan akses yang terputus menjadi hambatan utama tim di lapangan.

Percepatan perbaikan pascabencana di Sumbar mulai dilakukan seiring membaiknya kondisi cuaca dan stabilnya distribusi logistik. Presiden Prabowo Subianto, saat meninjau Posko Pengungsian Bumi Kasai Permai di Padangpariaman, menegaskan bahwa pemulihan infrastruktur vital menjadi prioritas pemerintah pusat.

“Listrik hampir pulih sepenuhnya. Air bersih masih dalam proses. Jembatan yang rusak sedang dihitung dan In sya Allah semuanya akan dibangun kembali, termasuk rumah-rumah warga,” tegas Prabowo.

Ia juga menyoroti masih adanya daerah yang terisolasi dan belum bisa ditembus lewat jalur darat. “Ada kabupaten yang belum bisa dilalui kendaraan. Namun bantuan tetap dikirim lewat jalur udara menggunakan helikopter dan pesawat,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Prabowo didampingi sejumlah pejabat seperti Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Di posko pengungsian, ia menyempatkan berinteraksi dengan penyintas sebelum meninjau dapur umum yang dikelola Kodam I/BB.

Baca Juga:  3 Alasan Ini Jadi Bukti Betapa Berbahayanya Covid-19

Terpisah, Ombudsman Sumbar menyoroti pentingnya layanan publik yang cepat dan inklusif bagi masyarakat terdampak. Berdasarkan data Pusdalops PB Sumbar hingga 30 November 2025, jumlah korban meninggal di provinsi tersebut mencapai 163 jiwa, dengan 114 hilang dan 111 luka-luka. Total pengungsi mencapai 121.139 jiwa, tersebar di tujuh kabupaten/kota.

Ombudsman juga mencatat kerugian material berupa rusaknya ribuan rumah, fasilitas umum, layanan kesehatan, hingga terputusnya akses antarwilayah. Di Padang, kerusakan fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menyebabkan gangguan air bersih.

Selain itu, Ombudsman menerima laporan adanya kendala penyaluran bantuan, termasuk dugaan bahwa pengambilan bantuan harus menggunakan Kartu Keluarga atau diambil oleh RT setempat, seperti yang terjadi di Kuranji, Kota Padang.

Menghadapi situasi tersebut, Ombudsman menegaskan tidak boleh ada hambatan administratif bagi warga terdampak dalam mendapatkan bantuan. “Setiap penyelenggara wajib memastikan hak para korban terpenuhi dan informasi disampaikan secara transparan,” tegasnya. (yus/apg/yud/rpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban jiwa akibat banjir dan longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera. Hingga Senin (1/12) petang, jumlah korban meninggal meningkat menjadi 604 orang, menjadikannya salah satu bencana dengan dampak terbesar pada tahun ini.

Pembaruan data tersebut disampaikan melalui situs resmi Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB. Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa semua informasi yang ditampilkan merupakan data terbaru yang telah diverifikasi. “Data yang tampil adalah data ter-update,” ujarnya.

Selain korban meninggal, BNPB mencatat masih ada 464 warga yang hilang dan 2.600 lainnya mengalami luka-luka. Total warga terdampak mencapai 1,5 juta jiwa, dengan 570 ribu di antaranya terpaksa mengungsi ke lokasi aman.

Dampak terberat terjadi di Aceh, dengan 156 korban meninggal, 181 hilang, dan sekitar 1.800 orang terluka. Di Sumatera Barat, korban tewas mencapai 165 orang, dengan 114 hilang dan 112 mengalami luka. Sementara itu, Sumatera Utara mencatat angka korban meninggal tertinggi, yakni 283 orang, disertai 169 hilang dan 613 terluka.

Kerusakan infrastruktur juga cukup parah. BNPB melaporkan lebih dari 3.500 rumah rusak berat, 4.100 rusak sedang, dan lebih dari 20.500 rumah rusak ringan. Sedikitnya 271 jembatan serta 282 fasilitas pendidikan turut terdampak, membuat akses bantuan semakin sulit.

- Advertisement -
Baca Juga:  Survei Indikator, Masyarakat Dukung Makan Bergizi Gratis

BNPB menyebut proses pencarian korban, pendataan, dan distribusi bantuan terus berjalan. Namun, cuaca yang tidak menentu dan akses yang terputus menjadi hambatan utama tim di lapangan.

Percepatan perbaikan pascabencana di Sumbar mulai dilakukan seiring membaiknya kondisi cuaca dan stabilnya distribusi logistik. Presiden Prabowo Subianto, saat meninjau Posko Pengungsian Bumi Kasai Permai di Padangpariaman, menegaskan bahwa pemulihan infrastruktur vital menjadi prioritas pemerintah pusat.

- Advertisement -

“Listrik hampir pulih sepenuhnya. Air bersih masih dalam proses. Jembatan yang rusak sedang dihitung dan In sya Allah semuanya akan dibangun kembali, termasuk rumah-rumah warga,” tegas Prabowo.

Ia juga menyoroti masih adanya daerah yang terisolasi dan belum bisa ditembus lewat jalur darat. “Ada kabupaten yang belum bisa dilalui kendaraan. Namun bantuan tetap dikirim lewat jalur udara menggunakan helikopter dan pesawat,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Prabowo didampingi sejumlah pejabat seperti Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Di posko pengungsian, ia menyempatkan berinteraksi dengan penyintas sebelum meninjau dapur umum yang dikelola Kodam I/BB.

Baca Juga:  Kementerian PU Verifikasi 2.995 Usulan Jalan Daerah, Fokus Dukung Swasembada Pangan

Terpisah, Ombudsman Sumbar menyoroti pentingnya layanan publik yang cepat dan inklusif bagi masyarakat terdampak. Berdasarkan data Pusdalops PB Sumbar hingga 30 November 2025, jumlah korban meninggal di provinsi tersebut mencapai 163 jiwa, dengan 114 hilang dan 111 luka-luka. Total pengungsi mencapai 121.139 jiwa, tersebar di tujuh kabupaten/kota.

Ombudsman juga mencatat kerugian material berupa rusaknya ribuan rumah, fasilitas umum, layanan kesehatan, hingga terputusnya akses antarwilayah. Di Padang, kerusakan fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menyebabkan gangguan air bersih.

Selain itu, Ombudsman menerima laporan adanya kendala penyaluran bantuan, termasuk dugaan bahwa pengambilan bantuan harus menggunakan Kartu Keluarga atau diambil oleh RT setempat, seperti yang terjadi di Kuranji, Kota Padang.

Menghadapi situasi tersebut, Ombudsman menegaskan tidak boleh ada hambatan administratif bagi warga terdampak dalam mendapatkan bantuan. “Setiap penyelenggara wajib memastikan hak para korban terpenuhi dan informasi disampaikan secara transparan,” tegasnya. (yus/apg/yud/rpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban jiwa akibat banjir dan longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera. Hingga Senin (1/12) petang, jumlah korban meninggal meningkat menjadi 604 orang, menjadikannya salah satu bencana dengan dampak terbesar pada tahun ini.

Pembaruan data tersebut disampaikan melalui situs resmi Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB. Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa semua informasi yang ditampilkan merupakan data terbaru yang telah diverifikasi. “Data yang tampil adalah data ter-update,” ujarnya.

Selain korban meninggal, BNPB mencatat masih ada 464 warga yang hilang dan 2.600 lainnya mengalami luka-luka. Total warga terdampak mencapai 1,5 juta jiwa, dengan 570 ribu di antaranya terpaksa mengungsi ke lokasi aman.

Dampak terberat terjadi di Aceh, dengan 156 korban meninggal, 181 hilang, dan sekitar 1.800 orang terluka. Di Sumatera Barat, korban tewas mencapai 165 orang, dengan 114 hilang dan 112 mengalami luka. Sementara itu, Sumatera Utara mencatat angka korban meninggal tertinggi, yakni 283 orang, disertai 169 hilang dan 613 terluka.

Kerusakan infrastruktur juga cukup parah. BNPB melaporkan lebih dari 3.500 rumah rusak berat, 4.100 rusak sedang, dan lebih dari 20.500 rumah rusak ringan. Sedikitnya 271 jembatan serta 282 fasilitas pendidikan turut terdampak, membuat akses bantuan semakin sulit.

Baca Juga:  Satpol PP Diharapkan Makin Profesional

BNPB menyebut proses pencarian korban, pendataan, dan distribusi bantuan terus berjalan. Namun, cuaca yang tidak menentu dan akses yang terputus menjadi hambatan utama tim di lapangan.

Percepatan perbaikan pascabencana di Sumbar mulai dilakukan seiring membaiknya kondisi cuaca dan stabilnya distribusi logistik. Presiden Prabowo Subianto, saat meninjau Posko Pengungsian Bumi Kasai Permai di Padangpariaman, menegaskan bahwa pemulihan infrastruktur vital menjadi prioritas pemerintah pusat.

“Listrik hampir pulih sepenuhnya. Air bersih masih dalam proses. Jembatan yang rusak sedang dihitung dan In sya Allah semuanya akan dibangun kembali, termasuk rumah-rumah warga,” tegas Prabowo.

Ia juga menyoroti masih adanya daerah yang terisolasi dan belum bisa ditembus lewat jalur darat. “Ada kabupaten yang belum bisa dilalui kendaraan. Namun bantuan tetap dikirim lewat jalur udara menggunakan helikopter dan pesawat,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Prabowo didampingi sejumlah pejabat seperti Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Di posko pengungsian, ia menyempatkan berinteraksi dengan penyintas sebelum meninjau dapur umum yang dikelola Kodam I/BB.

Baca Juga:  Duduk Satu Meja, Purbaya–Misbakhun Tegaskan Tak Ada Konflik

Terpisah, Ombudsman Sumbar menyoroti pentingnya layanan publik yang cepat dan inklusif bagi masyarakat terdampak. Berdasarkan data Pusdalops PB Sumbar hingga 30 November 2025, jumlah korban meninggal di provinsi tersebut mencapai 163 jiwa, dengan 114 hilang dan 111 luka-luka. Total pengungsi mencapai 121.139 jiwa, tersebar di tujuh kabupaten/kota.

Ombudsman juga mencatat kerugian material berupa rusaknya ribuan rumah, fasilitas umum, layanan kesehatan, hingga terputusnya akses antarwilayah. Di Padang, kerusakan fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menyebabkan gangguan air bersih.

Selain itu, Ombudsman menerima laporan adanya kendala penyaluran bantuan, termasuk dugaan bahwa pengambilan bantuan harus menggunakan Kartu Keluarga atau diambil oleh RT setempat, seperti yang terjadi di Kuranji, Kota Padang.

Menghadapi situasi tersebut, Ombudsman menegaskan tidak boleh ada hambatan administratif bagi warga terdampak dalam mendapatkan bantuan. “Setiap penyelenggara wajib memastikan hak para korban terpenuhi dan informasi disampaikan secara transparan,” tegasnya. (yus/apg/yud/rpg)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari