JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar seminar online (webinar) bertajuk self Driving for Teacher mulai Sabtu (2/5). Pada hari pertama, jumlah peserta mencapai lebih dari tujuh ribu guru. Salah satu pemateri adalah guru besar Universitas Indonesia Rhenald Kasali.
Dalam paparannya, Rhenald Kasali menjelaskan kondisi guru atau dosen yang sekarang umumnya menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis online. Dia mengatakan ada guru atau dosen yang gagap teknologi. Tetapi dengan terus dipaksa akhirnya bisa dan terbiasa atau mahir menggunakan teknologi dalam PJJ. “Bahkan dosen di UI juga mengalami,” katanya.
Kendala lainnya ada banyak guru, dosen, siswa, maupun mahasiswa yang tidak memiliki perlengkapan memadai untuk menjalankan PJJ. Bahkan di daerah tertentu jaringan internetnya masih 3G atau bahkan 2G. Dia mengatakan beruntung bagi masyarakat yang sudah bisa menikmati layanan internet 4G.
Rhenald juga mengungkapkan di masa pandemi Covid-19 dan pembelajaran dilakukan secara online, banyak pendidik yang kesulitan menyusun atau mengisi nilai rapor.
“Nanti menyusun rapornya bagaimana? Ya sudah dicocok-cocokin saja,” kata Rhenald. Sebab nilai rapor tidak hanya terkait nilai akademik saja. Tetapi juga ada perilaku atau attitude siswa.
Sementara yang terjadi sekarang interaksi guru dan siswa secara online. Jarak jauh. Guru tidak bisa memantau perilaku siswa sebagaimana dalam keadaan normal.
Rhenald juga menyadari adanya keluhan dari orang tua ketika mendampingi anaknya belajar dari rumah. Sebab tidak semua anak-anak patuh atau menurut dengan orang tua. Ada anak-anak yang patuh terhadap guru ketika berada di dalam kelas. Belum lagi masih banyak orang tua yang bekerja di tengah wabah Covid-19.
“Bahkan ada juga yang intensitas bekerjanya lebih banyak dibandingkan kondisi normal,” tuturnya.
Dia mengingatkan dalam kondisi sekarang semua butuh komitmen, konsistensi, dan kesulitan. Menurut Rhenald kesulitan itu energi. Inovasi di penjuru dunia ini muncul karena ada kesulitan. Untuk itu dia mengatakan para guru, dosen, siswa, atau orang tua jangan menyerah dengan adanya kesulitan dalam proses pelaksanaan PJJ.
“Guru jangan cemas karena gaptek,” katanya. Guru menurutnya harus terus memaksa dirinya sendiri untuk belajar. Nanti akan menjadi bisa, lalu terbiasa, kemudian menjadi mahir. Rhenald menegaskan otak manusia akan terus berubah.
Sementara itu, Ketua Umum PGRI Prof Unifah Rosyidi menjelaskan memperingati Hardiknas 2020, menggelar seminar online bekerja sama dengan Mahir Academy by Rumah Perubahan. Kegiatan seminar atau workshop online digelar berseri mulai 2 Mei sampai 20 Mei nanti. Dia memperkirakan jumlah peserta bisa mencapai 13 ribu guru dari 34 provinsi di seluruh tanah air.
“Pengalaman yang kita peroleh dalam situasi pandemi ini, bahwa pendidikan jarak jauh berbasis online masih perlu dilakukan pembenahan secara serius,” katanya.
Untuk itu, Unifah menjelaskan PGRI mengharapkan kepada pemerintah agar lebih berfokus menginvestasikan sumber daya pada sarana dan prasarana pendukung PJJ. Tujuannya supaya akses listrik dan internet bisa semakin meluas dan terjangkau masyarakat hingga ke pelosok.
Unifah mencontohkan di daerah 3T para guru berimprovisasi. Tujuannya supaya tetap bisa melayani pembelajaran di tengah wabah Covid-19 dan keterbatasan akses internet. “Insya Allah kita menang dan menjadi bangsa yang besar,” pungkas Rhenald.
Sumber:JawaPos.com
Editor: Deslina