PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Endi adalah salah seorang mahasiswa. Seperti biasa, ketika mendapat kiriman uang dari orang tuanya, ia langsung berbelanja ke toko pakaian atau sepatu.
"Mbak, biasa, beli baju," kata Endi dengan bangganya.
"Ya, Mas silahkan" jawab pelayan toko ramah.
Endi juga dikenal sebagai orang pria yang genit dan sok playboy.
"Mbak cantik baru ya di sini? Boleh kenalan, nggak?" kata Endi mulai melancarkan aksi rayuannya kepada pelayan toko.
"Ah, Mas ini," jawab pelayan toko itu malu-malu.
Selesai membeli pakaian dan menggoda mbak pelayan, dengan hati berbunga-bunga Endi melangkah gagah meninggalkan toko. Sampai di pintu kaca toko yang biasanya membuka sendiri, Endi malah tertimpa sial.
"Jedheerrr…"
Kepala Endi membentur kaca toko. Rupanya karena kurang konsentrasi, langkah Endi bukan ke pintu toko, tapi ke kaca yang ada di sebelah pintu.
Maklumlah, semua kaca, sehingga kurang jelas mana pintu mana dinding.
Pengunjung tko yang melihat kejadian itu kontan tertawa. Termasuk si mbak pelayan toko. Sedangkan Endi hanya bisa meringis menahan sakit dan malu sambil mengelus-elus kening kepalanya.(dof)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Endi adalah salah seorang mahasiswa. Seperti biasa, ketika mendapat kiriman uang dari orang tuanya, ia langsung berbelanja ke toko pakaian atau sepatu.
"Mbak, biasa, beli baju," kata Endi dengan bangganya.
- Advertisement -
"Ya, Mas silahkan" jawab pelayan toko ramah.
Endi juga dikenal sebagai orang pria yang genit dan sok playboy.
- Advertisement -
"Mbak cantik baru ya di sini? Boleh kenalan, nggak?" kata Endi mulai melancarkan aksi rayuannya kepada pelayan toko.
"Ah, Mas ini," jawab pelayan toko itu malu-malu.
Selesai membeli pakaian dan menggoda mbak pelayan, dengan hati berbunga-bunga Endi melangkah gagah meninggalkan toko. Sampai di pintu kaca toko yang biasanya membuka sendiri, Endi malah tertimpa sial.
"Jedheerrr…"
Kepala Endi membentur kaca toko. Rupanya karena kurang konsentrasi, langkah Endi bukan ke pintu toko, tapi ke kaca yang ada di sebelah pintu.
Maklumlah, semua kaca, sehingga kurang jelas mana pintu mana dinding.
Pengunjung tko yang melihat kejadian itu kontan tertawa. Termasuk si mbak pelayan toko. Sedangkan Endi hanya bisa meringis menahan sakit dan malu sambil mengelus-elus kening kepalanya.(dof)