- Advertisement -
DUMAI (RIAUPOS.CO) – Naiknya harga cabai merah dalam sepekan belakangan ini tidak hanya dikeluhkan konsumen saja. Tapi juga sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Dumai. Harga cabai merah yang mencapai Rp120 ribu per kilogram membuat pembeli sepi dan pedagang pusing.
Tidak sedikit pedagang harus menjual cabai merah mereka di bawah harga pokok guna menghabiskan stok cabai dan menghindari kerugian yang semangkin besar akibat rusaknya cabai karena tidak ada pembelian.
- Advertisement -
Nila (33), seorang pedagang di pasar tradisional di Kota Dumai mengaku terpaksa menurunkan harga cabai dan menjualnya dengan harga Rp100.000 per kilogram. Menurutnya, penurunan harga dilakukannya untuk menghindari kerugian yang besar akibat kurangnya pembeli.
Dikatakan, sejak meroketnya harga cabai hingga Rp120.000, penjualan cabai merosot drastis karena sepi pembeli. "Jika tidak saya turunkan, cabai merah ini tidak laku-laku. Khawatirnya, semakin layu dan membusuk jika lama tidak laku. Makanya saya jual dengan harga di bawah Rp120.000 per kg untuk menghabiskan stok yang ada," ujarnya.
Pantauan di lapangan, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional masih melambung tinggi. Kenaikan harga cabai merah ini disebabkan faktor gagal panen di sejumlah daerah pemasok termasuk petani Dumai yang juga gagal panen dan semakin mahalnya harga pupuk.
- Advertisement -
Para pedagang berharap hargai cabai dapat segera turun seperti yang dikatakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
"Saya harap di bulan Juli ini menurun seperti yang dikatakan Kemendag RI dan emak-emak tidak teriak dengan harga yang tinggi," harap Nila.(mx12/rpg)
DUMAI (RIAUPOS.CO) – Naiknya harga cabai merah dalam sepekan belakangan ini tidak hanya dikeluhkan konsumen saja. Tapi juga sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Dumai. Harga cabai merah yang mencapai Rp120 ribu per kilogram membuat pembeli sepi dan pedagang pusing.
Tidak sedikit pedagang harus menjual cabai merah mereka di bawah harga pokok guna menghabiskan stok cabai dan menghindari kerugian yang semangkin besar akibat rusaknya cabai karena tidak ada pembelian.
- Advertisement -
Nila (33), seorang pedagang di pasar tradisional di Kota Dumai mengaku terpaksa menurunkan harga cabai dan menjualnya dengan harga Rp100.000 per kilogram. Menurutnya, penurunan harga dilakukannya untuk menghindari kerugian yang besar akibat kurangnya pembeli.
Dikatakan, sejak meroketnya harga cabai hingga Rp120.000, penjualan cabai merosot drastis karena sepi pembeli. "Jika tidak saya turunkan, cabai merah ini tidak laku-laku. Khawatirnya, semakin layu dan membusuk jika lama tidak laku. Makanya saya jual dengan harga di bawah Rp120.000 per kg untuk menghabiskan stok yang ada," ujarnya.
- Advertisement -
Pantauan di lapangan, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional masih melambung tinggi. Kenaikan harga cabai merah ini disebabkan faktor gagal panen di sejumlah daerah pemasok termasuk petani Dumai yang juga gagal panen dan semakin mahalnya harga pupuk.
Para pedagang berharap hargai cabai dapat segera turun seperti yang dikatakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
"Saya harap di bulan Juli ini menurun seperti yang dikatakan Kemendag RI dan emak-emak tidak teriak dengan harga yang tinggi," harap Nila.(mx12/rpg)