(RIAUPOS.CO) – VAKSINASI Covid-19 di Provinsi Riau untuk tahap II dimulai hari ini (1/3). Jika vaksinasi tahap I dikhususkan bagi tenaga kesehatan, untuk tahap II ini akan menjangkau pada kelompok lainnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menyampaikan, untuk tahap II vaksin akan diberikan ke beberapa kelompok seperti lansia, tenaga pendidik, pedagang pasar, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara termasuk pegawai pemerintah.
“Selain itu juga akan diberikan kepada petugas keamanan, pelayanan publik, petugas transportasi, atlet, sektor pariwisata termasuk para wartawan dan pekerja media,” kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk di Riau pelaksanaan vaksin tahap II dipusatkan di GOR Remaja, Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman. Pelaksanaan vaksinasi akan dimulai pukul 07.00 WIB.
“Sebelum menjalani vaksinasi, mereka yang akan divaksin juga diperiksa kondisi kesehatannya terlebih dahulu. Sama dengan pelaksanaan vaksin tahap pertama lalu,” sebutnya.
Dijelaskan Mimi, kegiatan vaksinasi tahap II di Riau diikuti sebanyak 28 instansi dan organisasi yang terdiri dari intansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, forkopimda dan beberapa organinasi yang ada di Riau dengan peserta lebih kurang 1.500 orang.
“Pelaksanaan vaksinasi tahap dua ini akan dibagi menjadi tiga sesi. Yaitu, sesi pertama mulai pukul 08.00-09.00 WIB dengan peserta dari instansi BPK, BPKP, Polda Riau, Korem 031/WB, Kejati dan wartawan,” jelasnya.
Sedangkan untuk sesi kedua dilaksanakan mulai pukul 11.00-12.30 WIB dan sesi ketiga mulai pukul 13.00-14.30 WIB sesuai kelompok intansi yang telah terdaftar sebelumnya.
“Untuk vaksinator tahap dua ini melibatkan tenaga dari beberapa rumah sakit daerah maupun swasta yang ada di Riau seperti, RSUD Arifin Achmad, Petala Bumi, RS Jiwa, RS Bhayangkara, RS Prima, RS Tentara, Eka Hospital, Awal Bros dan beberapa rumah sakit lainya,” kata Mimi.
Peserta vaksinasi tahap II tersebut, jelas Mimi, sebelumnya telah mendaftar sesuai data formulir yang diserahkan Diskes Riau terhadap masing-masing intansi dan organisasi. Vaksinasi ini juga akan dilaksanakan sebanyak dua kali setelah 14 hari berikutnya.
“Vaksin tetap diberikan sebanyak dua kali atau dua dosis, dengan rentang waktu 14 hari,” jelasnya.
Untuk update Covid-19 di Riau per hari Ahad (28/2) jumlah tambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 64 orang. Dengan tambahan pasien positif tersebut, maka total jumlah pasien positif di Riau hingga saat ini sudah mencapai 31.397 orang.
“Selain itu, ada juga kabar baik, terdapat penambahan 91 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Total keseluruhan pasien yang sudah dinyatakan sehat berjumlah 29.578 orang. Dilaporkan juga, terdapat penambahan dua pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. Untuk total kasus kematian sejak adanya pandemi corona sudah mencapai 763 orang,” paparnya.
Menyelesaikan Target Vaksinasi Harus Inklusif
Pada program vaksinasi ada 181 juta orang yang harus divaksin. Jika diperlukan dua kali penyuntikan maka setidaknya dalam sehari harus menyuntik satu juta orang untuk menyelesaikan target vaksinasi selama setahun. Sementara, untuk vaksin tahap kedua yang menyasar lansia dan petugas pelayanan publik, ditargetkan selesai pada Juni nanti.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kemarin (28/2) menyatakan bahwa banyaknya target vaksinasi tak bisa hanya diselesaikan Kemenkes sendiri. Menurutnya harus ada peran dari berbagai pihak.
“Tidak mungkin eksklisif tapi harus insklusif,” katanya.
Pemerintah daerah, swasta, hingga tokoh agama bisa berperan dalam gerakan vaksinasi Indonesia untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Salah satu yang bekerja sama dengan pemerintah adalah Grab Indonesia dam Good Doctor. Dalam kerja sama ini dilakukan vaksinasi untuk 5.000 pelaku pariwisata serta pengemudi transportasi online dan angkutan umum. Kemarin, Budi mengunjungi penyuntikan vaksinasi yang dilakukan di Bali.
Dia juga menyatakan bahwa dengan kemitraan ini sudah menciptakan cara vaksinasi yang baru. Yakni dengan melakukan program drive trhu. “Makin banyak komponen bangsa berpartisipasi maka makin bisa menciptakan herd immunity,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan pentingnya vaksinasi untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata khususnya Bali. Sebab, dengan interaksi dan mobilitas yang tinggi para pelaku pariwisata sangatlah rentan terinfeksi Covid-19.
“Vaksin Covid-19 merupakan bagian paling penting dalam pemulihan industri pariwisata Indonesia. Ketersediaan vaksin terus menjadi sumber harapan bagi masyarakat agar dapat kembali ke situasi normal dan mendorong kepercayaan bahwa mereka dapat berwisata dengan aman,” ungkapnya.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan pada kegiatan vaksinasi kali ini, dilakukan dengan menggabungkan dua metode yakni walk-in dan drive-thru. Adanya layanan drive thru semakin mempermudah sasaran karena tidak perlu keluar dari mobil. Pada tahap registrasi, peserta hanya menyerahkan KTP untuk diverifikasi serta mengisi lembar skrining.
Selanjutnya, kendaraan diarahkan menuju zona skrining kesehatan. Sasaran dilakukan pemeriksaan dasar seperti cek suhu, tekanan darah serta diberikan beberapa tambahan pertanyaan. Jika dinilai layak, sasaran menuju ke area penyuntikan vaksin Covid-19. Setelah disuntik, sasaran selanjutnya menuju area observasi. Di lokasi ini telah disiagakan petugas kesehatan dan mini ICU. Apabila muncul gejala maupun reaksi tertentu, sasaran bisa memberikan peringatan dengan membunyikan klakson.
Setelah observasi dan tidak muncul gejala tertentu, selanjutnya sasaran bergerak ke area pengambilan sertifikat dan selanjutnya menunggu penyuntikan tahap kedua, 14 hari mendatang.
Di sisi lain, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemenag Muhammad Zain menuturkan ikut mengikuti rencana Mendikbud Nadiem Makarim membuka kembali pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang. ’’Tetapi harus betul-betul dipastikan vaksinasi efektif. Kemudian sisa dan guru aman,’’ katanya, kemarin (28/2).
Dia menjelaskan salah satu dasar untuk membuka kembali PTM adalah antisipasi terjadinya learning lost. Namun Zain mengatakan jiwa manusia lebih prioritas dan utama. Dia mengungkapkan untuk di lingkungan pondok pesantren sudah lama menjalankan kembali PTM. Zain mengatakan kondisi di pesantren berbeda dengan di sekolah. Aktivitas para santri hampir di pastikan hanya di dalam pondok dan relatif aman dari potensi penularan Covid-19.
’’Mungkin saja Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) dan madrasah-madrasah yang berasrama bisa dipertimbangkan untuk luring,’’ paparnya.
Tetapi dia menegaskan Kemenag akan mengkaji dengan seksama. Pembukaan kembali pembelajaran di kelas harus betul-betul mengutamakan keamanan dan keselamatan guru dan siswa. Respons hampir sama disampaikan Kepala SMA Semesta Semarang Didin Sopandi. Dia juga mengikuti wacana terkini bahwa Kemendikbud berencana membuka kembali PTM. Menurut dia sekolah saat ini cukup dilematis untuk kembali membuka pembelajaran di kelas. Apalagi kebijakan pemerintah kerap berubah dengan cepat melihat situasi terkini penularan Covid-19.
Dia mencontohkan sebelumnya pemerintah berencana melonggarkan kembali sekolah tatap muka di kelas pada Januari 2021 lalu. Sekolahannya pun melakukan sejumlah persiapan untuk mendukung kelancaran proses belajar di kelas di tengah pandemi. Tetapi mendadak pemerintah melarang pembelajaran di tengah pandemi yang masih terus tinggi.
Didin juga mengatakan hasil survei sekolahannya ke para orang tua siswa, hanya 15 persen yang ingin kembali pembelajaran tatap muka. Alasannya orang tua tidak tega melihat anaknya stres menjalankan pemebalajaran di rumah. Kemudian sisanya sekitar 85 persen orang tua merasa nyaman dan puas dengan layanan pembelajaran jarak jauh. Sehingga mereka tidak keberatan jika untuk sementara siswa masih belajar dari rumah.
Komisioner KPAI Retno Lisyarti mengatakan pemerintah tetap harus hati-hati ketika nanti membuka kembali belajar dari sekolah. Retno berharap pemerintah segera merancang pengujian vaksin untuk anak-anak. Supaya kekebalan kelompok terwujud. Dia mengatakan di dalam komunitas sekolah, populasi terbanyak adalah siswa. Sehingga siswa juga penting untuk divaksin, selain para guru dan tenaga kependidikan.
"Herd immunity (di sekolah, red) sulit terwujud jika hanya pendidik yang divaksin," katanya.(sol/lyn/wan/jpg/ted)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru