PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ratusan massa menggelar aksi damai bela ulama Ustaz Abdul Somad (UAS) di depan Mapolda Riau, Jumat siang (30/8). Massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) Riau tergerak untuk membela atas kasus yang tengah dialami Datuk Seri Ulama Setia Negara itu.
Aksi yang dilakukan adalah buntut pelaporan oleh sekelompok terhadap UAS terkait dugaan penistaan simbol agama (salib) beberapa waktu lalu. Sebelum mengelar aksi di Jalan Sudirman, massa terlebih dahulu berkumpul dan menunaikan Salat Jumat dilanjutkan longmarch dari Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau.
M Kholid Tobing dari FUI Riau mengatakan, pihaknya melakukan aksi bela ulama terkait upaya kriminilisasi oleh sekelompok orang di beberapa wilayah Indonesia. Untuk itu menjadi keharusan dan kewajiban bagi umat Islam membela ulama.
"Laporan sekelompok orang terhadap UAS dinilai syarat dengan muatan-muatan politik. UAS itu melakukan ceramah untuk menjaga akidah umat Islam dan itu hanya untuk internal. Video yang viral itu direkam tiga tahun lalu di saat kajian hadis subuh di Masjid Raya An-Nur," ungkap Kholid.
Disampaikan Kholid, mengapa baru sekarang video tersebut dimunculkan dan dilaporkan kepada pihak berwajib. Menurut Ketua Front Pembela Lancang Kuning itu banyak di luar sana tokoh-tokoh agama nonmuslim juga melakukan hal yang sama untuk menjaga akidah umatnya dengan mendiskriminasi Islam.
Namun, kata dia, umat Islam tidak melakukan upaya jalur hukum untuk melaporkannya. Ini mengingat itu bagian dari keyakinan. Selain itu, umat Islam memahami menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
"Kita semua tahu, Indonesia ini mayoritas umat Islam. Islam tidak pernah sedikit pun mengajarkan untuk mencela agama lain. Justru Islam mengajarkan untuk saling menghargai agama lain," imbuhnya.
Dengan adanya pelaporan terhadap UAS saat ini, sambung dia, secara tidak langsung sudah mengusik umat Islam. Khususnya umat Islam yang ada di Bumi Lancang Kuning.
“Atas kondisi ini, umat Islam dalam hal ini wajib melakukan pengawalan terhadap Ustaz Abdul Somad," sebut Kholid.
Berbicara tentang keagamaan dan tenggang rasa, lanjut Kholid, umat Islam memiliki kontribusi besar. Jika para ulama didiskriminasi oleh sekelompok orang, maka FUI berada di garda terdepan melakukan pembelaan.
"Kami siap bertungkus lumus dan bersimbah darah untuk membela ulama kami, Ustaz Abdul Somad. Dan kami minta kepolisian untuk menegakkan keadilan," jelasnya.
Tokoh perempuan Riau, Azlaini Agus menambahkan, pihaknya meminta pengertian kepada saudara agama lain terhadap video yang tengah viral saat ini. Disampaikannya, video itu dilakukan tiga tahun lalu dalam forum tertutup. "Materi dilakukan di forum tertutup hanya untuk umat Islam. Kita tidak mengurusi agama lain sepanjang tidak menyinggung Islam," sebutnya.
Disampaikannya, sesama antarumat beragama hendaknya saling menjaga dan saling menghormati serta memberikan ruang untuk berdakwah seperti apa yang dilakukan umat Islam.
"Imbauan, kita tetap berdiri di tempat masing-masing untuk menguatkan dan menjamin kesatuan Negara Indonesia. Kita tidak saling mengganggu dan tidak mencampuri akidah. Dan di sanalah inti kerukunan umat beragama," ujar Azlaini.
Sebelumnya, UAS dilaporkan ke Kepolisiaan Daerah Nusa Tenggara Timur oleh salah satu organisasi masyarakat di Kota Kupang, Senin (19/8). Ormas yang menamakan dirinya Brigade Meo melaporkan UAS terkait dugaan penistaan terhadap simbol agama. Selain pelaporan di Polda NTT, UAS juga terseret dua pelaporan yang sama di Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri. Di Bareskrim, pelapor, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menilai pelaporan terhadap UAS demi membela kepentingan bangsa. Menurut mereka video dakwah UAS dianggap telah membuat gaduh masyarakat. Sementara itu di Polda Metro, Abdul Somad dilaporkan kelompok Horas Bangso Batak.(rir)