Minggu, 7 Juli 2024

Hidupkan Kembali Parit Lingkungan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir masih menjadi masalah serius yang menjadi momok bagi warga Kota Pekanbaru. Apalagi, sejumlah lokasi di ibukota Provinsi Riau ini akan diredam banjir saat hujan lebat dengan waktu yang cukup lama dan intensitas curah hujan tinggi.

Salah satu penyebab banjir adalah tersumbatnya parit di lingkungan masyarakat, sehingga tidak bisa mengalirkan air hingga ke anak sungai. Banyak parit mati akibat tumpukan sampah dan endapan sedimen pada dasar parit.

- Advertisement -

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus akhir pekan lalu meminta kepada seluruh camat untuk menghidupkan parit di lingkungan masing-masing. Dirinya menyebut banyak parit lingkungan yang tidak berfungsi baik.

"Di dalam parit banyak sampah. Bagaimana air tidak tergenang, airnya tidak lancar. Ini mesti di gerakan. Tidak bisa menunggu PUPR, pegawai PUPR itu berapa orang. Kalau soal dilingkungan nya, bergotong-royong lah," kata dia.

Baca Juga:  Galang Dana untuk Riau Autfest 2020

Firdaus menyebut, seharusnya camat dan lurah  mengajak RT/RW dan warga untuk aktif bergotong royong. Terutama dalam menghidupkan kembali aliran parit di lingkungan. "Ajak warga gotong royong. Buang sampah yang ada di dalam parit. Apalagi ada juga (warga) yang tidak peduli," ulasnya.

- Advertisement -

Ia menilai, jika menanti pasukan kuning dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru bakal memakan waktu lama. Apalagi dengan jumlah petugas yang terbatas.

Camat bisa menggerakkan warga nya untuk aktif bergotong royong. Parit lingkungan harus dihidupkan. Parit harus saling terhubung untuk mengalirkan air.

"Bagus pun parit kita diatas, tapi kalau dibawah tersumbat ya tergenang juga. Saya juga sudah minta kepala dinas PUPR, komunikasikan camat lurah supaya masyarakat mesti mendukung. Untuk parit yang melewati tempat mereka, mereka (warga) jangan tutup," terangnya.

Baca Juga:  Pengguna Knalpot Brong Akan Ditindak Tegas

"Berdasarkan masterplan penanganan banjir, ada total 371 titik banjir di Kota Pekanbaru. Program penanganan banjir terus berlanjut tahun ini," tambah Kepala Dinas PUPR Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.

Menurutnya, proses penanganan banjir berpedoman pada masterplan penanganan banjir. Banjir juga melanda sejumlah pemukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai.

Sejumlah sungai telah mengalami pendangkalan. Ada pulau pulau kecil yang berada di tengah sungai. Sehingga sungai tidak mampu menampung debit air dalam jumlah banyak. Dinas PUPR telah menganggarkan Rp20 miliar untuk memperbaiki titik-titik banjir pada tahun ini. Penanganan titik banjir itu dilakukan sesuai masterplan.(lim)

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir masih menjadi masalah serius yang menjadi momok bagi warga Kota Pekanbaru. Apalagi, sejumlah lokasi di ibukota Provinsi Riau ini akan diredam banjir saat hujan lebat dengan waktu yang cukup lama dan intensitas curah hujan tinggi.

Salah satu penyebab banjir adalah tersumbatnya parit di lingkungan masyarakat, sehingga tidak bisa mengalirkan air hingga ke anak sungai. Banyak parit mati akibat tumpukan sampah dan endapan sedimen pada dasar parit.

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus akhir pekan lalu meminta kepada seluruh camat untuk menghidupkan parit di lingkungan masing-masing. Dirinya menyebut banyak parit lingkungan yang tidak berfungsi baik.

"Di dalam parit banyak sampah. Bagaimana air tidak tergenang, airnya tidak lancar. Ini mesti di gerakan. Tidak bisa menunggu PUPR, pegawai PUPR itu berapa orang. Kalau soal dilingkungan nya, bergotong-royong lah," kata dia.

Baca Juga:  Honor Guru Bantu untuk Empat Kabupaten Sudah Ditransfer

Firdaus menyebut, seharusnya camat dan lurah  mengajak RT/RW dan warga untuk aktif bergotong royong. Terutama dalam menghidupkan kembali aliran parit di lingkungan. "Ajak warga gotong royong. Buang sampah yang ada di dalam parit. Apalagi ada juga (warga) yang tidak peduli," ulasnya.

Ia menilai, jika menanti pasukan kuning dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru bakal memakan waktu lama. Apalagi dengan jumlah petugas yang terbatas.

Camat bisa menggerakkan warga nya untuk aktif bergotong royong. Parit lingkungan harus dihidupkan. Parit harus saling terhubung untuk mengalirkan air.

"Bagus pun parit kita diatas, tapi kalau dibawah tersumbat ya tergenang juga. Saya juga sudah minta kepala dinas PUPR, komunikasikan camat lurah supaya masyarakat mesti mendukung. Untuk parit yang melewati tempat mereka, mereka (warga) jangan tutup," terangnya.

Baca Juga:  Kontribusi Komunitas Santri Riau Atasi Krisis Darah di Pekanbaru

"Berdasarkan masterplan penanganan banjir, ada total 371 titik banjir di Kota Pekanbaru. Program penanganan banjir terus berlanjut tahun ini," tambah Kepala Dinas PUPR Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.

Menurutnya, proses penanganan banjir berpedoman pada masterplan penanganan banjir. Banjir juga melanda sejumlah pemukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai.

Sejumlah sungai telah mengalami pendangkalan. Ada pulau pulau kecil yang berada di tengah sungai. Sehingga sungai tidak mampu menampung debit air dalam jumlah banyak. Dinas PUPR telah menganggarkan Rp20 miliar untuk memperbaiki titik-titik banjir pada tahun ini. Penanganan titik banjir itu dilakukan sesuai masterplan.(lim)

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari