Kamis, 2 Mei 2024

Pencari Kayu di Inhil Tewas Diterkam Harimau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Konflik antara manusia dengan harimau kembali terjadi di Indragiri Hilir (Inhil). Tepatnya di Kampung Danau Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran. Korbannya, adalah Darmawan (42). Korban sebenarnya sempat diselamatkan warga dan dilarikan ke klinik setempat. Namun nyawanya tidak tertolong karena lengan kanan dan leher robek dimakan harimau dan tangan kanan putus mengakibatkan pendarahan sehingga tak terselamatkan, Kamis (30/1) malam.

Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengakui peristiwa tersebut.

Yamaha

"Iya, benar kejadiannya. Peristiwa itu menimbulkan satu orang meninggal dunia atas nama Darmawan," kata Suharyono, Kamis (30/1) malam.

Peristiwa yang dialami warga Desa Pasir Mas, Kecamatan Batang Tuaku terjadi di kawasan hutan eks IUPHHK-HA atau HPH PT Bhara Induk. Diketahui wilayah itu, sebut Suharyono, merupakan bagian dari Lanscape Kerumutan yang menjadi habitat harimau sumatera.  "Yang bersangkutan di sana mencari kayu bersama dua rekannya. Dapat kami simpulkan sementara kegiatan yang dilakukan korban tidak sesuai dengan aturan hukum. Karena untuk melakukan aktivitas pencarian kayu dalam kawasan hutan harus berdasarkan izin yang sah," jelasnya.

Ditambahkan Suharyono, pihaknya bersama pemerintah dan pemangku kepentingaan akan melakukan kegiatan persiapan di lapangan, yang juga berada pada landscape tersebut. Kegiatan ini, dalam rangka penanganan satu ekor satwa harimau sumatera yang selama ini meresahkan warga.

- Advertisement -

"Kami imbau kepada masyarakat tetap tenang dan tidak mengambil tindakkan anarkis terhadap harimau. Percayakan kepada aparat pengamanan setempat dan kami untuk melakukan langkah-langkah sesuai dengan kewenangan kami. Yang selama ini sudah kami mulai untuk segera menuntaskan permasalahan ini secara tuntas," imbuh mantan Kepala BBKSDA Bali itu.

Baca Juga:  Mantan Camat Tenayan Raya Ditetapkan sebagai Tersangka

Dari data yang dirangkum Riau Pos di Tembilahan, dari hasil visum diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan luka robek. Terdapat luka akibat gigitan atau terkaman pada bagian tengkuk mengakibatkan leher korban patah. Kemudian tangan kanan korban putus, dan sebagian telah dimakan harimau. Luka bekas gigitan pada bagian kaki kanan korban juga terlihat. Korban sempat diselamatkan warga beberapa jam setelah kejadian. Dilarikan ke klinik terdekat namun nyawanya tidak tertolong pada pukul 19.00 WIB.

- Advertisement -

Saksi Sujati (54) dan Sudirman (22) mengatakan, Kamis pagi sekitar pukul 07.00, korban bersama dengan para saksi ketika sedang bekerja mencari kayu di lahan eks Bhara Induk. Korban bekerja sendirian mencari kayu dengan jarak sekitar 50 meter dari saksi Sujati dan Sudirman.

Sekitar pukul 09.00, Sujati berjalan mendekati korban untuk meminjam obeng. Selanjutnya dalam jarak lebih kurang 30 meter dengan korban saksi melihat seekor harimau sudah berada di belakang korban dan bersiap menerkam.

"Dar tengok belakang Dar," teriak Sujati.

Sayangnya peringatan tersebut tak berapa saat ketika korban menoleh ke belakang langsung diterkam. Kemudian saksi langsung berlari ke arah pondok dan memberitahukan kejadian tersebut kepada saksi Sudirman yang juga lari menyelamatkan diri ke arah pondok. Selanjutnya para saksi berusaha memberitahukan kejadian tersebut dan meminta pertolongan kepada warga Kampung Danau Desa Tanjung Simpang.  Selanjutnya sekitar pukul 13.00 kor­ban  berhasil dievakuasi oleh lebih kurang 30 orang warga. Korban ditemukan berjarak lebih kurang 50 meter dari TKP diterkam harimau. Kemudian korban dibawa ke Klinik KPP Pulai PT THIP untuk dilakukan visum.

Sekitar pukul 19.00 korban sampai di klinik KPP Pulai PT THIP dan dilakukan penanganan dari UPT Puskesmas Pelangiran. Dari hasil visum diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan luka robek akibat gigitan/terkaman pada bagian tengkuk. Kemudian tengkuk leher korban mengalami patah, tangan kanan korban putus, dan sebagian lengan kanan korban telah dimakan harimau. Juga terdapat luka bekas gigitan pada bagian kaki kanan korban. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke Desa Pasir Mas Kecamatan Batang Tuaka untuk dimakamkan.

Baca Juga:  PT SPR Berikan Santunan untuk Anak Yatim dan Duafa

Peristiwa yang menimpa Darmawan bukan kali pertama. Sebelumnya, Nang tewas secara mengenaskan di Desa Kampung Danau, Kecamatan Pelangiran,  Ahad (25/8) lalu. Pria 35 tahun ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah luka dibagian tubuh akibat diterkam hewan buas tersebut.

Lalu, giliran Amri (32) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah bagian tubuh mengalami luka luka cakar dan gigitan hewan buas. Seperti pada bagian wajah, leher, kepala, dan punggung, Kamis (23/5) lalu. Warga Sambas, Kalimantan Barat dan beberapa orang rekannya pergi memanen kayu akasia di Kanal Sekunder 41 PT RIA, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran. Amri merupakan korban ketiga akibat konflik antara manusia dan si belang dalam dua tahun terakhir.

Sebelumnya, terdapat dua korban yakni Jumiati diserang harimau pada awal Januari 2018 di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran. Lalu, Yusri Efendi (34) yang diterkam hewan bernama latin Panthera tigris sumatrae. Mereka korban dari harimau sumatera benita yang bernama Bonita. Terhadap Bonita, petugas BBKSD Riau melakukan penangkapan dan mengevakuasinya ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PR-HSD).(egp/rir/ind/dof)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Konflik antara manusia dengan harimau kembali terjadi di Indragiri Hilir (Inhil). Tepatnya di Kampung Danau Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran. Korbannya, adalah Darmawan (42). Korban sebenarnya sempat diselamatkan warga dan dilarikan ke klinik setempat. Namun nyawanya tidak tertolong karena lengan kanan dan leher robek dimakan harimau dan tangan kanan putus mengakibatkan pendarahan sehingga tak terselamatkan, Kamis (30/1) malam.

Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengakui peristiwa tersebut.

"Iya, benar kejadiannya. Peristiwa itu menimbulkan satu orang meninggal dunia atas nama Darmawan," kata Suharyono, Kamis (30/1) malam.

Peristiwa yang dialami warga Desa Pasir Mas, Kecamatan Batang Tuaku terjadi di kawasan hutan eks IUPHHK-HA atau HPH PT Bhara Induk. Diketahui wilayah itu, sebut Suharyono, merupakan bagian dari Lanscape Kerumutan yang menjadi habitat harimau sumatera.  "Yang bersangkutan di sana mencari kayu bersama dua rekannya. Dapat kami simpulkan sementara kegiatan yang dilakukan korban tidak sesuai dengan aturan hukum. Karena untuk melakukan aktivitas pencarian kayu dalam kawasan hutan harus berdasarkan izin yang sah," jelasnya.

Ditambahkan Suharyono, pihaknya bersama pemerintah dan pemangku kepentingaan akan melakukan kegiatan persiapan di lapangan, yang juga berada pada landscape tersebut. Kegiatan ini, dalam rangka penanganan satu ekor satwa harimau sumatera yang selama ini meresahkan warga.

"Kami imbau kepada masyarakat tetap tenang dan tidak mengambil tindakkan anarkis terhadap harimau. Percayakan kepada aparat pengamanan setempat dan kami untuk melakukan langkah-langkah sesuai dengan kewenangan kami. Yang selama ini sudah kami mulai untuk segera menuntaskan permasalahan ini secara tuntas," imbuh mantan Kepala BBKSDA Bali itu.

Baca Juga:  Relawan Covid-19 FK Unri dan Puskesmas Sosialisasi New Normal

Dari data yang dirangkum Riau Pos di Tembilahan, dari hasil visum diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan luka robek. Terdapat luka akibat gigitan atau terkaman pada bagian tengkuk mengakibatkan leher korban patah. Kemudian tangan kanan korban putus, dan sebagian telah dimakan harimau. Luka bekas gigitan pada bagian kaki kanan korban juga terlihat. Korban sempat diselamatkan warga beberapa jam setelah kejadian. Dilarikan ke klinik terdekat namun nyawanya tidak tertolong pada pukul 19.00 WIB.

Saksi Sujati (54) dan Sudirman (22) mengatakan, Kamis pagi sekitar pukul 07.00, korban bersama dengan para saksi ketika sedang bekerja mencari kayu di lahan eks Bhara Induk. Korban bekerja sendirian mencari kayu dengan jarak sekitar 50 meter dari saksi Sujati dan Sudirman.

Sekitar pukul 09.00, Sujati berjalan mendekati korban untuk meminjam obeng. Selanjutnya dalam jarak lebih kurang 30 meter dengan korban saksi melihat seekor harimau sudah berada di belakang korban dan bersiap menerkam.

"Dar tengok belakang Dar," teriak Sujati.

Sayangnya peringatan tersebut tak berapa saat ketika korban menoleh ke belakang langsung diterkam. Kemudian saksi langsung berlari ke arah pondok dan memberitahukan kejadian tersebut kepada saksi Sudirman yang juga lari menyelamatkan diri ke arah pondok. Selanjutnya para saksi berusaha memberitahukan kejadian tersebut dan meminta pertolongan kepada warga Kampung Danau Desa Tanjung Simpang.  Selanjutnya sekitar pukul 13.00 kor­ban  berhasil dievakuasi oleh lebih kurang 30 orang warga. Korban ditemukan berjarak lebih kurang 50 meter dari TKP diterkam harimau. Kemudian korban dibawa ke Klinik KPP Pulai PT THIP untuk dilakukan visum.

Sekitar pukul 19.00 korban sampai di klinik KPP Pulai PT THIP dan dilakukan penanganan dari UPT Puskesmas Pelangiran. Dari hasil visum diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan luka robek akibat gigitan/terkaman pada bagian tengkuk. Kemudian tengkuk leher korban mengalami patah, tangan kanan korban putus, dan sebagian lengan kanan korban telah dimakan harimau. Juga terdapat luka bekas gigitan pada bagian kaki kanan korban. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke Desa Pasir Mas Kecamatan Batang Tuaka untuk dimakamkan.

Baca Juga:  Lions Club Jakarta Cosmo Charm Ajak Puluhan Anak Yatim Bukber

Peristiwa yang menimpa Darmawan bukan kali pertama. Sebelumnya, Nang tewas secara mengenaskan di Desa Kampung Danau, Kecamatan Pelangiran,  Ahad (25/8) lalu. Pria 35 tahun ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah luka dibagian tubuh akibat diterkam hewan buas tersebut.

Lalu, giliran Amri (32) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah bagian tubuh mengalami luka luka cakar dan gigitan hewan buas. Seperti pada bagian wajah, leher, kepala, dan punggung, Kamis (23/5) lalu. Warga Sambas, Kalimantan Barat dan beberapa orang rekannya pergi memanen kayu akasia di Kanal Sekunder 41 PT RIA, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran. Amri merupakan korban ketiga akibat konflik antara manusia dan si belang dalam dua tahun terakhir.

Sebelumnya, terdapat dua korban yakni Jumiati diserang harimau pada awal Januari 2018 di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran. Lalu, Yusri Efendi (34) yang diterkam hewan bernama latin Panthera tigris sumatrae. Mereka korban dari harimau sumatera benita yang bernama Bonita. Terhadap Bonita, petugas BBKSD Riau melakukan penangkapan dan mengevakuasinya ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PR-HSD).(egp/rir/ind/dof)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari