Jumat, 5 Juli 2024

Korban Banjir Menanti Bantuan Pemko

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Memasuki hari ketiga, Rabu (28/4), banjir masih merendam ratusan rumah warga yang ada di dekat daerah aliran Sungai Siak. Para korban banjir masih menanti datangnya bantuan dari Pemko Pekanbaru.

Pantauan Riau Pos, kemarin, bangunan Panti Asuhan Hikmah di Jalan Puskesmas ujung, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir masih terendam. Air merendam seluruh bangunan dan barang-barang yang ada di dalam panti asuhan. Di hari ketiga kemarin, ketinggian air mencapai 30-40 centimeter.

- Advertisement -

Pemilik panti asuhan, Zuraida bersama anak-anaknya masih berjibaku menata barang yang masih dapat diselamatkan. Sesekali mereka juga berusaha menguras air yang masuk ke dalam bangunan panti asuhan.

Meski telah diberi pembatas pada pintu masuk agar air tak masuk ke dalam rumah, namun ganasnya banjir tetap menerjang bangunan ini. "Ini kami baru bersih-bersih. Capek ini sampai tertidur sebentar. Tadi ada lintah, makanya saya lari ke kamar, takut," kata Zuraida.

Meski bangunan sudah direndam banjir, mereka masih bertahan di lokasi ini. Mereka enggan meninggalkan panti asuhan untuk pindah ke pengungsian yang telah disediakan pemerintah tidak jauh dari lokasi itu.

- Advertisement -

Wanita berusia 52 tahun ini menyebut, banjir mulai melanda sejak Senin (26/4) subuh lalu saat hujan  deras mengguyur Kota Pekanbaru. Saat itu ketinggian air mencapai 80 sentimeter.

Tak banyak barang yang dapat diselamatkan. Perabotan dan sejumlah buku-buku direndam banjir. Ia di sana tinggal bersama 44 anak asuhnya.

"Semenjak kami di sini sudah lima kali banjir. Tapi kali ini yang paling parah," jelasnya.

Menurutnya, banjir terjadi akibat luapan air Sungai Siak. Ditambah dengan saluran drainase yang tidak berfungsi baik membuat air lama surut.

Diakuinya, sudah tiga hari direndam banjir pihaknya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bantuan baru datang dari warga sekitar.

"Camat sudah datang ke sini. Tapi cuma meninjau saja. Bantuan belum datang. Pemerintah belum ada bantu. Mudah-mudahan dibantu. Kami sangat mengharapkan bantuan pemerintah," ungkapnya.

Selain itu, ia juga berharap agar saluran drainase di sekitar lokasi itu dapat diperbaiki. Agar saat hujan deras datang air bisa mengalir dengan cepat dan tidak membuat banjir.

"Kalau saya tak punya dana, betul-betul tunggu uluran tangan dari orang," tambah wanita asal Kota Pariaman, Sumatra Barat ini.

Baca Juga:  Lagi-Lagi Terdakwa Agung Salim Absen dari Persidangan

Kecamatan Limpuluh Luput dari Perhatian

Banjir tak hanya terjadi di Kecamatan Rumbai. Tapi juga melanda rumah warga di Kecamatan Limpuluh. Tepatnya di Kelurahan Sumber Sari dan Kelurahan Tj Rhu. Warga juga mengaku masih menunggu bantuan dari pemerintah.

Hal ini disampaikan warga saat anggota DPRD Kota Pekanbaru Victor Parulian meninjau langsung salah satu lokasi banjir di Kelurahan Sumber Sari dan Kelurahan Tj Rhu, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru.

Menurut Victor, ada banyak kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir. Dan mereka belum mendapat bantuan dari pemerintah.

Diungkapkannya, korban banjir terbanyak ada di Jalan Arafah, Kelurahan Sumber Sari dan di Jalan AMD, Kelurahan Tj Rhu.

"Sepertinya warga Jalan Arafah luput dari perhatian. Bahkan bantuan belum ada mengalir ke sana. Saya sudah sampaikan ke OPD terkait agar bisa menurunkan bantuan," ungkap Victor, Rabu ( 27/4).

Bantuan yang diharapkan masyarakat yang terkena banjir itu seperti makanan, selimut, dan obat-obatan. "Kami minta ini jadi perhatian segera, tidak pakai tunggu, " tegas Victor lagi.

Dari pantauan dan laporan warga yang sampai kepada anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru ini, tidak hanya rumah warga yang direndam air, akan tetapi Masjid Arafah di daerah itu juga dimasuki air.

"Laporan warga hingga Rabu siang ini  terus masuk ke HP saya. Mereka minta bantuan," ungkapnya.

Disampaikannya lagi,  ada warga yang mengungsi. " Intinya, warga di sana sudah ribut karena belum adanya bantuan dari pemerintah," tegasnya.

Ia minta lurah, camat, serta OPD terkait bisa turun ke lapangan melihat langsung penderitaan yang dialami warga Kelurahan Sumber Sari. Sehingga apa yang diharapkan warga kepada pemerintah bisa diwujudkan.

Dan masalah banjir yang terjadi dampak dari hujan ini, Victor meminta, agar penanganan banjir di daerahnya bisa dilaksanakan secara komprehensif. Baik itu melakukan normalisasi, mengalirkan air yang tersumbat di drainase, hingga kepada penanganan yang skala besar, melakukan pengerukan sungai dan sejenisnya.

Perumahan Witayu Masih Terendam

Sementara itu, pantauan Riau Pos, Rabu (28/4) di Perumahan Witayu, Kecamatan Rumbai, tampak sejumlah warga melakukan aktivitas menggunakan sampan dan perahu karet yang diturunkan oleh BPBD Kota Pekanbaru untuk melakukan evakuasi warga.

Baca Juga:  Waspada, Wilayah Riau Masih Berpotensi Cuaca Buruk

Salah seorang warga Futrial mengaku air luapan Sungai Siak sudah mulai masuk ke pemukiman warga sejak sepekan yang lalu. Namun ketinggian air kian meninggi selama tiga hari terakhir dengan ketinggian mencapai 1 meter lebih.

"Air ini masuk secara tiba-tiba tiga hari terakhir lah. Semenjak hujan sering mengguyur Kota Pekanbaru," kata Futrial.

Menurutnya, ada sekitar 100 kepala keluarga (KK) yang rumahnya terendam banjir. Namun tak semua warga yang mau mengungsi di tenda pengungsian yang telah disediakan. Sebagian warga memilih bertahan di dalam rumah dengan cara membuat sejumlah panggung agar dapat tidur.
Saat ditanyai terkait bantuan yang berikan oleh pemerintah kota Pekanbaru. Dikatakan Fitrial, sudah ada bantuan untuk warga yang turun melalui Dinas Sosial Kota Pekanbaru berupa nasi bungkus untuk berbuka dan sahur.

"Ini bukan banjir yang pertama tapi banjir tahunan yang kerap terjadi setiap kali hujan turun. Kami berharap secepatnya ada solusi dari pemerintah," harapnya.

Sementara itu, Linda salah seorang warga mengaku suaminya tetap bertahan di dalam rumah meskipun rumah mereka terendam banjir. Mereka takut barang-barang di dalam rumah akan hilang.

"Kalau saya mengungsi di rumah keluarga. Tapi suami tetap tinggal di dalam rumah untuk menjaga barang-barang. Takut ada yang hilang," katanya.

Rp300 Ribu per KK Terdampak

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan segera mengirimkan pasukan kuning untuk melakukan normalisasi drainase. "Iya, nanti saya cek dulu. Kami akan segera kirim pasukan ke sana," kata dia.

Menurutnya, pihaknya akan melakukan survei terkait aliran drainase di lokasi tersebut. "Jika memang terjadi penyumbatan akan dilakukan normalisasi kembali," imbuhnya.

Terkait bantuan untuk warga, Pemko Pekanbaru menyiapkan sekitar Rp300 ribu per kepala keluarga terdampak. Saat ini validasi data penerima masih dilakukan. "Kami masih validasi. Baru tiga kelurahan yang masuk datanya. Kami targetkan pekan ini sudah tuntas (pendataan, red)," sebut Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru HM Jamil MAg MSi.(ali/gus/ayi/yls)

 

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Memasuki hari ketiga, Rabu (28/4), banjir masih merendam ratusan rumah warga yang ada di dekat daerah aliran Sungai Siak. Para korban banjir masih menanti datangnya bantuan dari Pemko Pekanbaru.

Pantauan Riau Pos, kemarin, bangunan Panti Asuhan Hikmah di Jalan Puskesmas ujung, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir masih terendam. Air merendam seluruh bangunan dan barang-barang yang ada di dalam panti asuhan. Di hari ketiga kemarin, ketinggian air mencapai 30-40 centimeter.

Pemilik panti asuhan, Zuraida bersama anak-anaknya masih berjibaku menata barang yang masih dapat diselamatkan. Sesekali mereka juga berusaha menguras air yang masuk ke dalam bangunan panti asuhan.

Meski telah diberi pembatas pada pintu masuk agar air tak masuk ke dalam rumah, namun ganasnya banjir tetap menerjang bangunan ini. "Ini kami baru bersih-bersih. Capek ini sampai tertidur sebentar. Tadi ada lintah, makanya saya lari ke kamar, takut," kata Zuraida.

Meski bangunan sudah direndam banjir, mereka masih bertahan di lokasi ini. Mereka enggan meninggalkan panti asuhan untuk pindah ke pengungsian yang telah disediakan pemerintah tidak jauh dari lokasi itu.

Wanita berusia 52 tahun ini menyebut, banjir mulai melanda sejak Senin (26/4) subuh lalu saat hujan  deras mengguyur Kota Pekanbaru. Saat itu ketinggian air mencapai 80 sentimeter.

Tak banyak barang yang dapat diselamatkan. Perabotan dan sejumlah buku-buku direndam banjir. Ia di sana tinggal bersama 44 anak asuhnya.

"Semenjak kami di sini sudah lima kali banjir. Tapi kali ini yang paling parah," jelasnya.

Menurutnya, banjir terjadi akibat luapan air Sungai Siak. Ditambah dengan saluran drainase yang tidak berfungsi baik membuat air lama surut.

Diakuinya, sudah tiga hari direndam banjir pihaknya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bantuan baru datang dari warga sekitar.

"Camat sudah datang ke sini. Tapi cuma meninjau saja. Bantuan belum datang. Pemerintah belum ada bantu. Mudah-mudahan dibantu. Kami sangat mengharapkan bantuan pemerintah," ungkapnya.

Selain itu, ia juga berharap agar saluran drainase di sekitar lokasi itu dapat diperbaiki. Agar saat hujan deras datang air bisa mengalir dengan cepat dan tidak membuat banjir.

"Kalau saya tak punya dana, betul-betul tunggu uluran tangan dari orang," tambah wanita asal Kota Pariaman, Sumatra Barat ini.

Baca Juga:  Tjepta Sitohang Bantu Warga Terdampak Corona

Kecamatan Limpuluh Luput dari Perhatian

Banjir tak hanya terjadi di Kecamatan Rumbai. Tapi juga melanda rumah warga di Kecamatan Limpuluh. Tepatnya di Kelurahan Sumber Sari dan Kelurahan Tj Rhu. Warga juga mengaku masih menunggu bantuan dari pemerintah.

Hal ini disampaikan warga saat anggota DPRD Kota Pekanbaru Victor Parulian meninjau langsung salah satu lokasi banjir di Kelurahan Sumber Sari dan Kelurahan Tj Rhu, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru.

Menurut Victor, ada banyak kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir. Dan mereka belum mendapat bantuan dari pemerintah.

Diungkapkannya, korban banjir terbanyak ada di Jalan Arafah, Kelurahan Sumber Sari dan di Jalan AMD, Kelurahan Tj Rhu.

"Sepertinya warga Jalan Arafah luput dari perhatian. Bahkan bantuan belum ada mengalir ke sana. Saya sudah sampaikan ke OPD terkait agar bisa menurunkan bantuan," ungkap Victor, Rabu ( 27/4).

Bantuan yang diharapkan masyarakat yang terkena banjir itu seperti makanan, selimut, dan obat-obatan. "Kami minta ini jadi perhatian segera, tidak pakai tunggu, " tegas Victor lagi.

Dari pantauan dan laporan warga yang sampai kepada anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru ini, tidak hanya rumah warga yang direndam air, akan tetapi Masjid Arafah di daerah itu juga dimasuki air.

"Laporan warga hingga Rabu siang ini  terus masuk ke HP saya. Mereka minta bantuan," ungkapnya.

Disampaikannya lagi,  ada warga yang mengungsi. " Intinya, warga di sana sudah ribut karena belum adanya bantuan dari pemerintah," tegasnya.

Ia minta lurah, camat, serta OPD terkait bisa turun ke lapangan melihat langsung penderitaan yang dialami warga Kelurahan Sumber Sari. Sehingga apa yang diharapkan warga kepada pemerintah bisa diwujudkan.

Dan masalah banjir yang terjadi dampak dari hujan ini, Victor meminta, agar penanganan banjir di daerahnya bisa dilaksanakan secara komprehensif. Baik itu melakukan normalisasi, mengalirkan air yang tersumbat di drainase, hingga kepada penanganan yang skala besar, melakukan pengerukan sungai dan sejenisnya.

Perumahan Witayu Masih Terendam

Sementara itu, pantauan Riau Pos, Rabu (28/4) di Perumahan Witayu, Kecamatan Rumbai, tampak sejumlah warga melakukan aktivitas menggunakan sampan dan perahu karet yang diturunkan oleh BPBD Kota Pekanbaru untuk melakukan evakuasi warga.

Baca Juga:  Mantan Anggota DPRD Bengkalis Divonis Dua Tahun

Salah seorang warga Futrial mengaku air luapan Sungai Siak sudah mulai masuk ke pemukiman warga sejak sepekan yang lalu. Namun ketinggian air kian meninggi selama tiga hari terakhir dengan ketinggian mencapai 1 meter lebih.

"Air ini masuk secara tiba-tiba tiga hari terakhir lah. Semenjak hujan sering mengguyur Kota Pekanbaru," kata Futrial.

Menurutnya, ada sekitar 100 kepala keluarga (KK) yang rumahnya terendam banjir. Namun tak semua warga yang mau mengungsi di tenda pengungsian yang telah disediakan. Sebagian warga memilih bertahan di dalam rumah dengan cara membuat sejumlah panggung agar dapat tidur.
Saat ditanyai terkait bantuan yang berikan oleh pemerintah kota Pekanbaru. Dikatakan Fitrial, sudah ada bantuan untuk warga yang turun melalui Dinas Sosial Kota Pekanbaru berupa nasi bungkus untuk berbuka dan sahur.

"Ini bukan banjir yang pertama tapi banjir tahunan yang kerap terjadi setiap kali hujan turun. Kami berharap secepatnya ada solusi dari pemerintah," harapnya.

Sementara itu, Linda salah seorang warga mengaku suaminya tetap bertahan di dalam rumah meskipun rumah mereka terendam banjir. Mereka takut barang-barang di dalam rumah akan hilang.

"Kalau saya mengungsi di rumah keluarga. Tapi suami tetap tinggal di dalam rumah untuk menjaga barang-barang. Takut ada yang hilang," katanya.

Rp300 Ribu per KK Terdampak

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan segera mengirimkan pasukan kuning untuk melakukan normalisasi drainase. "Iya, nanti saya cek dulu. Kami akan segera kirim pasukan ke sana," kata dia.

Menurutnya, pihaknya akan melakukan survei terkait aliran drainase di lokasi tersebut. "Jika memang terjadi penyumbatan akan dilakukan normalisasi kembali," imbuhnya.

Terkait bantuan untuk warga, Pemko Pekanbaru menyiapkan sekitar Rp300 ribu per kepala keluarga terdampak. Saat ini validasi data penerima masih dilakukan. "Kami masih validasi. Baru tiga kelurahan yang masuk datanya. Kami targetkan pekan ini sudah tuntas (pendataan, red)," sebut Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru HM Jamil MAg MSi.(ali/gus/ayi/yls)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari