PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau memperkirakan dalam beberapa hari ke depan cuaca di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau masih akan mengalami panas terik yang mencapai 34 derajat celcius.
Masyarakat pun harus tetap waspada terhadap sejumlah potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi, di mana kejadian angin kencang, puting beliung dan hujan es merupakan kondisi yang cukup dominan terjadi di periode transisi musim atau pancaroba.
"Fenomena hujan deras dalam waktu yang singkat dan tidak merata ini juga harus diwaspadai. Pasalnya, fenomena hujan ini dapat terjadi disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang," ujar Forecaster On Duty Bibin S, Senin (28/3).
Bibin menjelaskan saat ini seluruh wilayah di Provinsi Riau masih masuk dalam peralihan ke musim penghujan. "Normalnya, April itu merupakan puncak musim hujan di wilayah Riau. Tetapi akibat adanya gangguan tekanan udara rendah sehingga awan banyak yang tertarik ke Samudera Hindia sehingga dalam beberapa hari ke depan cuaca panas masih akan ada di seluruh Provinsi Riau, " ujarnya.
Lebih lanjut Bibin menjelaskan, untuk beberapa hari ini memang diprakirakan wilayah Riau kering hampir sebagian besar. Hujan lebih berpotensi terjadi di wilayah Riau bagian pesisir timur dengan intensitas ringan hingga sedang.
Sementara untuk titik panas, berdasarkan pantauan satelit BMKG di Pulau Sumatera tercatat ada sebanyak 411 titik panas yang tersebar di sejumlah Provinsi yaitu Sumatera Barat (191 titik), Riau (68 titik), Bengkulu (52 titik), Sumatera Utara (31 titik), Jambi (30 titik), Sumatera Selatan (22 titik), Aceh (8 titik), Lampung (6 titik), Bangka Belitung (4 titik), dan Kepulauan Riau (1 titik).
Sedangkan untuk di Provinsi Riau sendiri titik panas terdeteksi di Kabupaten Kampar (20 titik), Kabupaten Rokan Hulu (20 titik), Kabupaten Kuantan Singingi (13 titik), Kabupaten Indragiri Hulu (8 titik), Kabupaten Kepulauan Meranti (4 titik), Kabupaten Siak (2 titik), dan Kabupaten Indragiri Hilir (1 titik).
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengirimkan surat permintaan bantuan peralatan kepada pemerintah pusat melalui BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Surat tersebut dikirimkan setelah Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat karhutla.
"Kami sudah kirimkan surat ke BNPB dan KLHK. Surat tersebut meminta bantuan peralatan seperti helikopter water boombing dan patroli," kata Kepala BNPB Riau, M Edy Afrizal, Senin (28/3).
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pihaknya masih menunggu bantuan tersebut sampai ke Riau. Karena memang perlu administrasi sebelum pengiriman bantuan tersebut. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera dikirim, karena saat ini disiapkan dokumennya. Beberapa kru helikopter tersebut juga ada yang dari luar negeri," ujarnya.
Dijelaskan Edy saat ini sedang terjadi karhutla di beberapa daerah. Tim lapangan saat melakukan pemadaman juga mengalami kendala karena lokasinya berada di kawasan perbukitan dan jauh sumber air.
"Pada kondisi seperti ini kita perlu helikopter. Namun karena belum datang. Pemadaman dilakukan melalui satgas darat terlebih dahulu," sebutnya.
Lahan Mengkapan Terbakar
Lahan warga di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit terbakar, Kamis (24/3). Luas lahan yang terbakar sekitar 0,8 hektare. Kepala Daops Manggala Agni Wilayah Riau Ihsan Abdillah mengatakan lahan yang terbakar itu dapat dipadamkan pada Jumat (25/3) malam.
Tim yang turun merupakan tim terpadu, tidak hanya Manggala Agni tapi juga Polri, TNI, BPBD, masyarakat peduli api (MPA) dan warga lainnya. "Setelah padam, kami langsung melakukan pendinginan agar api tidak menyebar. Sebab lahan gambut memang harus diwaspadai," ucap Ihsan.
Cuaca yang terik dalam beberapa waktu terakhir membuat pihaknya sangat waspada. Tidak hanya melakukan patroli rutin tapi juga patroli bersama, melipatkan lembaga terkait. "Bagi kami, hal ini permasalahan bersama. Jadi, memang harus ditangani secara bersama-sama," kata Ihsan.
Ihsan juga tidak hanya menurunkan tim patroli ke wilayah yang rawan karhutla di wilayah Siak, tapi juga di Mengkikip Kepulauan Meranti, Sungai Linau Siak Kecil, dan Bengkalis. Sesuai data, beberapa hari terakhir tidak ada titik api, yang ada hanya titik panas. Dan hal itu bisa diatasi dengan patroli terpadu.
Sementara Kepala BPBD Siak Kaharuddin mengatakan pihaknya menurunkan tim untuk mengatasi karhutla di Mengkapan. Tidak hanya menurunkan tim, pihaknya juga melakukan koordinasi kepada pihak desa, kecamatan, dan MPA.
Sementara Kapolres AKBP Gunar Rahadiyanto menjelaskan koordinasi dengan Polsek, MPA dan pemilik kebun tak henti dilakukan. "Kami terus ingatkan warga untuk tidak membakar saat membersihkan kebun atau lahan. Sebab akan sangat membahayakan lingkungan terutama pada musim kemarau seperti ini," katanya.
Tim Karhutla Inhu Turun Lapangan
Sementara itu, di Indragiri Hulu tim Karhutla Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) bergerak cepat menyikapi indikasi ada titik panas di daerah itu. Apalagi, Senin (28/3) terpantau sebanyak 8 titik panas.
"Tim Karhutla tetap waspada dan selalu melakukan pemantauan di sejumlah titik rawan," ujar Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Ergusfian SSos.
Dijelaskannya, dari 8 titik panas yang terpantau itu di antaranya di Desa Sungai Akar Kecamatan Batang Gansal satu titik. Namun, setelah dilakukan turun lapangan, ternyata cerobong asap pabrik milik PT RSJ.
Kemudian tiga titik di Kecamatan Batang Gansal dan Kecamatan Batang Cenaku. Namun, tim tidak berhasil mencapai lokasi tersebut karena tidak ada akses jalan menuju lokasi yang terpantau titik panas.
Selanjutnya, satu titik panas terpantau di Desa Kelayang Kecamatan Kelayang dan hanya ditemukan bekas kebakaran lahan tetapi api sudah padam. Hal yang sama juga terjadi di Desa Cenaku Kecil Kecamatan Batang Cenaku. "Dua lokasi ini hanya terpantau bekas kebakaran dan api sudah padam," ungkapnya.
Di Desa Anak Talang, terpantau satu titik panas, namun tidak dapat diketahui akibat tidak adanya akses jalan. Satu lagi titik panas di Desa Dusun Tua Pelang Kecamatan Kelayang. Namunn ternyata cerobong asap pabrik milik PT SIR. "Bagi masyarakat masyarakat yang mengetahui adanya titik panas agar dapat berkoordinasi dengan tim karhutla atau pihak kecamatan setempat," terangnya.