Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tingkatkan Pengawasan Anak sejak Dini

(RIAUPOS.CO) — MARAKNYA kasus kriminalitas di Kota Pekanbaru yang melibatkan semua usia, dapat menyeret pelakunya ke ranah hukum. Kondisi ini bukan hanya  cerita kosong semata, namun ini disampaikan  langsung oleh pengamat Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR), Syahrul Akmal.

Menurutnya, anak-anak maupun remaja yang melakukan tindakan kriminalitas dikarenakan kurangnya perhatian dari orangtua dan atau keluarga. “Anak-anak yang menginjak remaja sangat rentan, khususnya usia 13 tahun hingga 15 tahun yang sedang mencari jati diri. Jadi jika orangtua lepas kontrol, tidak menutup kemungkinan anaknya melakukan tindak kriminal,” sebutnya pada Riau Pos.

Lebih lanjut ia mengatakan, anak-anak itu pun bukan dari kalangan ekonomi bawah, bahkan ada pula kalangan menengah dan juga atas atau berpunya. “Anak itu ditelantarkan secara dua dimensi. Pertama, ditelantarkan secara primer yang bapak ibu tidak tau siapa dan ada di mana. Dulu dikenal street cryme (kejahatan anak jalanan). Kedua, secara sekunder yaitu anak-anak yang mempunyai bapak ibu namun tidak memberikan perhatian secara maksimal. Bisa saja karena faktor ekonomi atau karena sibuk,” jelasnya.

Baca Juga:  Telkomsel Dorong Komunitas UMKM Go Digital

Jadi, karena kesibukan orangtua, anak-anak itu tidak ada tempat berbagi cerita. Sehingga mengalihkan perhatian ke luar. Salah satunya melalui gawai. “Sehingga ketika memberi alat elektronik, orangtua pun harus kontrol atau patroli Hp anaknya,” jelasnya.

Artinya, jika gawai si anak tidak dipatroli, besar kemungkinan berisiko melakukan tindakan menyimpang.

“Semua rencana atau kegiatan apapun ada di gawai. Namun, sebagai orangtua pun harus tau apa yang dilakukan anaknya lewat gawai,” tuturnya.

Kemudian, sesibuk apapun pekerjaan orangtua, luangkan waktu ke buah hati untuk memberi kasih sayang, sehingga merasa diperhatikan. Saling bertegur sapa dan memberi motivasi.

Sementara itu, Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) juga mengkampanyekan kesehatan mental saat car free day (CFD) di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Ahad (27/10).

Baca Juga:  Perbaiki Jalan Rusak Karena Proyek

Menurut Kordinator ILMPI Riau ismi, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat pentingnya kesehatan mental. Menurutnya, selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga harus diperhatikan.(*3/*2/ksm)

Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru

 

 

(RIAUPOS.CO) — MARAKNYA kasus kriminalitas di Kota Pekanbaru yang melibatkan semua usia, dapat menyeret pelakunya ke ranah hukum. Kondisi ini bukan hanya  cerita kosong semata, namun ini disampaikan  langsung oleh pengamat Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR), Syahrul Akmal.

Menurutnya, anak-anak maupun remaja yang melakukan tindakan kriminalitas dikarenakan kurangnya perhatian dari orangtua dan atau keluarga. “Anak-anak yang menginjak remaja sangat rentan, khususnya usia 13 tahun hingga 15 tahun yang sedang mencari jati diri. Jadi jika orangtua lepas kontrol, tidak menutup kemungkinan anaknya melakukan tindak kriminal,” sebutnya pada Riau Pos.

- Advertisement -

Lebih lanjut ia mengatakan, anak-anak itu pun bukan dari kalangan ekonomi bawah, bahkan ada pula kalangan menengah dan juga atas atau berpunya. “Anak itu ditelantarkan secara dua dimensi. Pertama, ditelantarkan secara primer yang bapak ibu tidak tau siapa dan ada di mana. Dulu dikenal street cryme (kejahatan anak jalanan). Kedua, secara sekunder yaitu anak-anak yang mempunyai bapak ibu namun tidak memberikan perhatian secara maksimal. Bisa saja karena faktor ekonomi atau karena sibuk,” jelasnya.

Baca Juga:  Minta Kepala OPD yang Baru Dilantik Gesa Pekerjaan

Jadi, karena kesibukan orangtua, anak-anak itu tidak ada tempat berbagi cerita. Sehingga mengalihkan perhatian ke luar. Salah satunya melalui gawai. “Sehingga ketika memberi alat elektronik, orangtua pun harus kontrol atau patroli Hp anaknya,” jelasnya.

- Advertisement -

Artinya, jika gawai si anak tidak dipatroli, besar kemungkinan berisiko melakukan tindakan menyimpang.

“Semua rencana atau kegiatan apapun ada di gawai. Namun, sebagai orangtua pun harus tau apa yang dilakukan anaknya lewat gawai,” tuturnya.

Kemudian, sesibuk apapun pekerjaan orangtua, luangkan waktu ke buah hati untuk memberi kasih sayang, sehingga merasa diperhatikan. Saling bertegur sapa dan memberi motivasi.

Sementara itu, Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) juga mengkampanyekan kesehatan mental saat car free day (CFD) di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Ahad (27/10).

Baca Juga:  BKKBN Raih Penghargaan Kependudukan dari PBB

Menurut Kordinator ILMPI Riau ismi, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat pentingnya kesehatan mental. Menurutnya, selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga harus diperhatikan.(*3/*2/ksm)

Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari