Komando Kampanye Nonjudi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pengurus Provinsi (Pengprov) Komunitas Ayam Kontes Indonesia (Komando) Riau melaksanakan pelatihan penjurian bagi anggota Pengurus Cabang Komando Pekanbaru dan Latihan Prestasi untuk pencinta ayam kontes, Sabtu dan Ahad (26-27/3).

Ketua Komando Riau Harianto Saputra mengatakan, kegiatan pelatihan penjurian yang mereka laksanakan adalah salah satu kegiatan internal menuju kampanye nonjudi.

- Advertisement -

"Kami melatih anggota untuk jadi juri saat kontes. Pelatihan juri dilakukan untuk dasar terlaksananya acara kontes ayam. Jika tidak ada juri yang memiliki sertifikat, maka kontes tidak bisa dilaksanakan karena juri yang memimpin pertandingan wajib bersertifikat. Dalam kontes, ini adalah kegiatan nonjudi," ungkap Harianto.

Kampanye nonjudi inilah yang paling penting agar para peternak ayam laga memiliki wadah yang secara sah menurut hukum serta undang-undang yang berlaku di Indonesia. "Peternak dan pencinta ayam laga bisa melakukan kegiatan hobi perayaman nonjudi yang berizin, bukan sembunyi di semak-semak karena melakukan tindak pidana," ungkapnya.

- Advertisement -

Disampaikannya, dalam kondisi kekinian, banyak masyarakat yang berhenti kerja atau di PHK kemudian memilih menjadi peternak. Untuk meningkatkan kualitas hasil peternakan, juga diperlukan sebuah wadah.

"Kontes ketangkasan ayam ini seperti kegiatan olahraga tinju. Semakin tangkas ayam maka semakin diminati dan semakin tinggi nilai jualnya. Dengan adanya wadah untuk menyalurkan ketangkasan ayam kontes maka membuka potensi meningkatkan pendapatan dari hasil peternakan," ujar Harianto.

Kontes bertujuan untuk menampung hobi para penggemar ayam tangkas dan sebagai salah satu bentuk upaya untuk mengurangi kegiatan judi ayam secara ilegal.

Kontes ayam tangkas memiliki aturan main sendiri yang diatur oleh juri sehingga sangat berbeda dengan sabung ayam ilegal.

"Ayam kontes ini dilatih, dipersiapkan untuk uji ketangkasan. Ayam ditimbang agar berlawan dengan bobot yang imbang. Jalu atau taji ditutup atau dibungkus, jumlah pukulan dihitung, dilakukan penilaian oleh juri. Ada batasan waktu, jika ayam tidak sanggup, pertandingan dihentikan. Pemenangnya ditentukan dengan jumlah dan nilai pukulan. Bukan sampai mati seperti sabung ayam ilegal," kata Harianto.

Arena pertandingan untuk uji ketangkasan juga dibuat agar aman. Lantainya dialas karpet, ring dibuat dari spon sehingga aman untuk ayam.

Pelatihan juri agar anggota bisa melaksanakan kontes dengan mematuhi aturan dan menetukan juara. Ayam tangkas yang juara juga akan diberikan penghargaan berupa dana untuk pembinaan, piala dan sertifikat sebagai bukti juara. Jadi bukan perjudian, tapi perlombaan," sebut Harianto.(rul/c)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pengurus Provinsi (Pengprov) Komunitas Ayam Kontes Indonesia (Komando) Riau melaksanakan pelatihan penjurian bagi anggota Pengurus Cabang Komando Pekanbaru dan Latihan Prestasi untuk pencinta ayam kontes, Sabtu dan Ahad (26-27/3).

Ketua Komando Riau Harianto Saputra mengatakan, kegiatan pelatihan penjurian yang mereka laksanakan adalah salah satu kegiatan internal menuju kampanye nonjudi.

"Kami melatih anggota untuk jadi juri saat kontes. Pelatihan juri dilakukan untuk dasar terlaksananya acara kontes ayam. Jika tidak ada juri yang memiliki sertifikat, maka kontes tidak bisa dilaksanakan karena juri yang memimpin pertandingan wajib bersertifikat. Dalam kontes, ini adalah kegiatan nonjudi," ungkap Harianto.

Kampanye nonjudi inilah yang paling penting agar para peternak ayam laga memiliki wadah yang secara sah menurut hukum serta undang-undang yang berlaku di Indonesia. "Peternak dan pencinta ayam laga bisa melakukan kegiatan hobi perayaman nonjudi yang berizin, bukan sembunyi di semak-semak karena melakukan tindak pidana," ungkapnya.

Disampaikannya, dalam kondisi kekinian, banyak masyarakat yang berhenti kerja atau di PHK kemudian memilih menjadi peternak. Untuk meningkatkan kualitas hasil peternakan, juga diperlukan sebuah wadah.

"Kontes ketangkasan ayam ini seperti kegiatan olahraga tinju. Semakin tangkas ayam maka semakin diminati dan semakin tinggi nilai jualnya. Dengan adanya wadah untuk menyalurkan ketangkasan ayam kontes maka membuka potensi meningkatkan pendapatan dari hasil peternakan," ujar Harianto.

Kontes bertujuan untuk menampung hobi para penggemar ayam tangkas dan sebagai salah satu bentuk upaya untuk mengurangi kegiatan judi ayam secara ilegal.

Kontes ayam tangkas memiliki aturan main sendiri yang diatur oleh juri sehingga sangat berbeda dengan sabung ayam ilegal.

"Ayam kontes ini dilatih, dipersiapkan untuk uji ketangkasan. Ayam ditimbang agar berlawan dengan bobot yang imbang. Jalu atau taji ditutup atau dibungkus, jumlah pukulan dihitung, dilakukan penilaian oleh juri. Ada batasan waktu, jika ayam tidak sanggup, pertandingan dihentikan. Pemenangnya ditentukan dengan jumlah dan nilai pukulan. Bukan sampai mati seperti sabung ayam ilegal," kata Harianto.

Arena pertandingan untuk uji ketangkasan juga dibuat agar aman. Lantainya dialas karpet, ring dibuat dari spon sehingga aman untuk ayam.

Pelatihan juri agar anggota bisa melaksanakan kontes dengan mematuhi aturan dan menetukan juara. Ayam tangkas yang juara juga akan diberikan penghargaan berupa dana untuk pembinaan, piala dan sertifikat sebagai bukti juara. Jadi bukan perjudian, tapi perlombaan," sebut Harianto.(rul/c)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya