Rinaldi, seorang sopir taksi daring (online) tak pernah menduga mobilnya akan menjadi tempat persalinan dadakan. Seorang ibu melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KAMIS (27/2) pagi sekira pukul 07.00 WIB, Rinaldi mendapat orderan dari calon penumpang. Titik jemput di PT Rapi dan tujuan Jalan Rusa, Sukajadi.
Tiba-tiba, calon penumpangnya menelepon untuk minta dijemput di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki. “Saya meluncur ke sana. Karena kata mereka busnya harus masuk ke Terminal AKAP,” ungkapnya kepada Riau Pos, kemarin.
Calon penumpangnya adalah pasangan suami istri. Aminuddin dan Revi. Sang istri, Revi sedang hamil besar.
Dari terminal, Rinaldi membawa pasangan ini Proses Cepat, 15 Menit ke tujuan di Jalan Rusa, Kecamatan Sukajadi. Di tengah perjalanan, sang istri yang hamil besar merasakan kontraksi. Ia pun meminta Rinaldi untuk lebih cepat melajukan kendaraan.
“Saya bilang diusahakan, karena jalanan macet di pagi hari,” tutur Rinaldi.
Saat di Simpang SKA, Revi meminta Rinaldi untuk mencari klinik bersalin. Rinaldi pun membawa penumpangnya ke salah satu klinik bersalin di Jalan Durian.
Namun, belum sempat turun dari mobil, Revi sudah tidak bisa menahan sehingga harus melakukan persalinan di dalam mobil. Rinaldi pun mengizinkan. Dan akhirnya, proses persalinan pun dilakukan di dalam mobil Rinaldi dengan bantuan para bidan klinik bersalin tersebut.
Ditemui Riau Pos di ruang persalinan klinik bersalin di Jalan Durian, Revi terlihat bahagia sambil menggendong bayi perempuannya. Sesekali ia memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya.
Pasangan ini pun menceritakan kisah mereka. Meraka datang dari Simpang Selaro Berseri, Kecamatan Bayunglincir, Kabupaten Banyu Asin, Palembang. Mereka sebenarnya dalam perjalanan menuju rumah orangtua Revi di Sosa, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
“Kami kemarin Rabu (26/2) berangkat dari Palembang mau ke Sosa, tempat mamak. Untuk lahiran di sana. Namun, sebelum ke Sosa, kami mau ke tempat abang dari suami sampai hari Ahad,” sebut Revi.
Namun, ia tak menduga jika harus melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Menurut perkiraan bidan di kampungnya, ia akan melahirkan pada 28 Maret mendatang. “Kata bidan di kampung tanggal 28 Maret lahirannya. Ternyata, kata bidan di sini, salah hitung. Jadi lahirlah sekarang,” ucapnya.
Beruntung, pasutri tersebut membawa perlengkapan bayi. Sehingga tidak kaget jika harus lahir lebih awal. Meski demikian, baik Amin maupun Revi mengaku mengalami kesusahan di dana.
“Kami hanya membawa uang untuk perjalanan ke Sosa. Karena lahir duluan, tadi pinjam sama saudara di sini. Untuk biaya awalnya Rp1.350.000. Karena ada BPJS , jadi Rp 700 ribu,” tuturnya sambil meninabobokan bayi perempuannya yang memiliki berat 3,8 kg itu.
Saat ditanya ada tidaknya tanda-tanda akan melahirkan? Revi menjawab pada malam harinya ia tidak bisa tidur di bus. “Ada terasa dan saya tidak bisa tidur di bus. Kemudian ada tanda-tanda keluar lendir. Kira-kira seperti itu,” ucapnya.
Sang suami, Amin bekerja sebagai pekerja deres karet. Rencananya, Kamis sore, mereka akan ke rumahnya. “Sore nanti nginap ke rumah abang dulu. Besok baru balik ke Sosa. Soalnya keluarga yang di Sosa lagi perjalanan ke sini (Pekanbaru, red),” ujar Amin.
Ia pun mengatakan, perihal penamaan anak masih dipikirkannya. Karena ternyata beda dari perkiraan awal. “Kalau kata orang-orang di kampung, karena lebih ke sisi kanan laki-laki. Ternyata setelah lahir perempuan. Jadi sekarang masih memikirkan nama,” sebutnya.
Sementara itu, bidan Susi Zaini Amd Keb mengatakan, saat berada di mobil, Revi sudah bukaan 10. Sehingga harus diatasi dengan cepat. “Bukaan 10 itu sudah lengkap, kepala bayi sudah di luar. Itu sebabnya saya meminta izin Mas taksi online-nya untuk bisa melahirkan di mobilnya,” ulasnya.
Disebutkannya, Revi melahirkan bayi perempuan pukul 08.05 WIB dengan berat 3,8 kg, panjang 30 cm, lingkar kepala 32 cm. “Waktu melahirkan bagus. Proses persalinannya cepat. 15 menit selesai. Tensi juga bagus,” urainya.***
Laporan: SOFIAH