PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Palen Peter Aritonang (56) ditemukan tewas mengenaskan di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Syarif Hasyim II, dekat Desa Rantau Bertuah, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Kamis (27/1). Petani sawit warga Desa Koto Garo ini temukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa di kebun sawit miliknya oleh salah seorang pekerja, Juliater Manurung (45).
Kuat dugaan korban tewas diserang kawanan gajah liar. Pasalnya saksi mata pertama yang menemukannya, Juliater ada banyak jejak-jejak berukuran raksasa, seperti jejak gajah. Korban mengalami luka parah dengan beberapa bagian tubuhnya patah. Saksi bercerita, pada pagi pukul 07.30 WIB pergi ke kebun Palen untuk mendodos sawit. Dirinya mengetahui korban sudah berada di kebun, namun sesampai di pondok korban tidak terlihat.
Sebelum menemukan korban bersimbah darah, saksi sempat melakukan pencarian dengan memanggil korban. Namun tidak ada sahutan, sampai dirinya berkeliling di sekitar kebun tersebut. "Ada banyak bekas tapak kaki gajah di belakang pondok, tidak jauh dari sana, mendiang sudah tergeletak tidak bernyawa. Lebih banyak jejak tapak kaki gajah di sana, pohon kelapa di situ juga dirusak," sebut saksi sesuai keterangan yang disampaikan Polsek Minas.
Atas temuan itu, Juliater kembali ke desa, melaporkan ke keluarga korban dan RT setempat, Jenson Aritonang. Mereka kemudian kembali ke tempat kejadian setelah melapor ke Polsek dan Puskesmas setempat untuk proses evakuasi.
Sementara itu, Kapolsek Minas Kompol Sawaludin Pane membenarkan kejadian tersebut. Korban ditemukan di kebun sawit miliknya sendiri dan jauh dari pemukiman warga. "Berdasarkan keterangan para saksi dan pengecekan di lapangan, tidak ada orang lain di tempat kejadian perkara. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kuat dugaan diserang gajah," kata Kapolsek.
Lanjut Kapolsek, korban sudah dievakuasi ke Puskesmas Minas. Saat ditemukan di tempat kejadian, korban mengalami luka berat. Dari pemeriksaan awal, korban mengalami patah tulang bagian punggung, patah tangan dan usus terburai. Sementara itu, Tim Balai Besar KSDA dan KPH Tahura Minas langsung turun ke lokasi. Imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk menghindari lokasi. Karena ada indikasi merupakan jalur lintasan gajah.
Setelah mendapatkan laporan dari para saksi Juliarti, Kapolsek Minas Kompol Sawaluddin Pane, bersama Kanit Reskrim personel Polsek Minas dan personel lainnya melakukan pengecekan TKP di Tahura SSH II Desa Rantau Bertuah untuk mencari tahu kebenaran tentang keterangan warga.
"Saat ditemukan korban Palen Peter Aritonang telah meninggal dunia diduga karena diinjak kawanan gajah. Korban telah dibawa oleh keluarganya untuk dikebumikan," jelas Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto didampingi Kapolsek Minas Kompol Sawaluddin dan Kanit Reskrim AKP Darfis.
Darfis menjelaskan saksi Juliater akan bekerja memanen sawit di kebun korban. Namun sesampai di lokasi tepatnya di pondok dia tidak melihat ada orang, yang mana sepengetahuanya korban berada di kebun tersebut.
"Saksi Juliater mencari di sekitar kebun. Pada saat itu dia melihat ada bekas tapak kaki gajah di belakang pondok milik korban. Melihat korban tergeletak sudah meninggal dunia," ungkapnya.
Plt Kepala Balai Besar KSDA Riau Fifin Arfiana Jogasara menyebutkan, hasil komunikasi Tim Balai Besar KSDA, Polsek Minas dan KPH Tahura Minas dengan keluarga korban, pada prinsipnya mereka tidak menyalahkan siapapun. Keluarga hanya meminta kehadiran pada saat pemakaman yang akan dilaksanakan pada Sabtu (29/1) besok. "Balai Besar KSDA Riau dan KPHP Tahura Minas sudah menjadwalkan untuk menghadiri acara pemakaman tersebut pada hari Sabtu mendatang," kata Fifi.(end/wik/mng)