PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus corona di Riau menemukan adanya klaster baru penularan di Pekanbaru. Kembali ditemukan ada satu keluarga yang terjangkit coronavirus disease atau Covid-19.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yopi mengatakan, klaster baru tersebut setelah ditemukan kasus positif dua anggota keluarga dari pasien dalam pengawasan (PDP) berinisial EN (45) yang sudah meninggal dan kemudian diketahui positif terinfeksi virus corona.
“Dengan adanya penambahan dua pasien positif tersebut, total positif corona di Riau menjadi 38. Pasien 37 yakni N (48) yang merupakan warga Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru. Pasien N (48) merupakan hasil tracing kontak erat dari pasien nomor 21, positif Covid-19 EN (45),” katanya.
Untuk pasien 38 adalah M (74) yang merupakan warga Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru. Pasien M (74) merupakan juga hasil tracing kontak erat dari pasien nomor 21, EN (45) yang positif Covid-19.
“Sebelumnya, dua pasien positif ini berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah anggota keluarganya positif corona. Selama ODP, mereka menjalani isolasi mandiri di rumah. Ini merupakan klaster baru yang ditemukan di Pekanbaru. Untuk itu, dinas kesehatan juga langsung melakukan tracing kontak,” jelasnya.
Kemarin, Yopi juga menyampaikan kabar baik yakni terdapat penambahan empat pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh, yakni HN (38) asal Kampar serta HMS (43), JB (48), dan AT (33) yang berasal dari Pekanbaru. “Dengan demikian maka total pasien positif corona yang akhirnya sembuh menjadi 13 orang,” ujarnya.
Terkait Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad, Yopi juga menyampaikan, hingga 24 April 2020, telah menerima 459 sampel dan telah menguji 192 spesimen swab. Hasilnya terdapat empat spesimen positif, di antaranya dua pasien positif yang diumumkan kemarin. Kemudian 188 spesimen swab lainnya hasilnya negatif.
“Untuk PDP, total yang masih dirawat sebanyak 226 pasien. Sebanyak 244 PDP negatif dan dipulangkan serta 64 PDP meninggal dunia. Dari 64 PDP yang meninggal, 31 di antaranya negatif corona, 29 lainnya masih menunggu hasil dan empat positif yang meninggal dunia. Kemudian untuk ODP yang masih dalam pemantauan sebanyak 14.064, di mana yang sudah selesai pemantauan 33.598 orang,” jelasnya.
Tiga Jenis Peralatan PCR Mulai Terdistribusi ke Daerah
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tiga jenis peralatan uji sampel Covid-19 tiba di Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (25/4) pagi. Peralatan tersebut didatangkan dari Cina. Setibanya di gudang berpendingin, BNPB dan Balitbang Kementerian Kesehatan mendistribusikan peralatan uji sampel tersebut kepada BPBD DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seperangkat peralatan yang digunakan untuk menguji sampel tersebut berupa kit viral RNA isolation, kit multiplex real-time PCR dan viral transport medium. Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, ketiga komponen tersebut sangat membantu untuk mengidentifikasi secara cepat kasus Covid -19.
Ketiga komponen tersebut memiliki kegunaan yang saling berkaitan. Kit Viral RNA Isolation merupakan kit ekstraksi RNA. Alat ini digunakan untuk membuat RNA virus dapat diamplifikasi. Reverse transcription polymerase chain Reaction atau reagen RT-PCR digunakan untuk mengetahui adanya virus SARS-CoV-2 pada sampel yang diambil dari pasien.
Peralatan ketiga yakni viral transport medium sebagai media pemindahan sampel setelah dilakukan swab. Swab merupakan sampel lendir atau dahak yang diambil dari hidung atau tenggorokan. Pengadaan kit RT-PCR ini diharapkan untuk mencapai target pengujian sampel swab sebanyak 10.000 per hari.
Sehari sebelumnya , Pemerintah Republik Korea mendonasikan alat uji RT-PCR yang mampu memeriksa 32.200 kasus dalam penanganan Covid- 19. Data uji PCR per 25 April 2020 mencatat jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 67,828 spesimen. Jumlah tersebut merupakan spesimen yang diperiksa terhitung sejak 1 April 2020. Dari jumlah tersebut, satu kasus dapat dilakukan lebih dari satu kali pengambilan sampel dengan lebih dari satu jenis spesimen.
Batuan alat tes PCR dari Korea Selatan tersebut diserahkan Duta Besar Korea Selatan H E Kim Changbeom kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Jumat (24/4) malam. Kim menyampaikan bantuan ini merupakan komitmen pemerintahnya kepada Indonesia, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19. “Bantuan alat tes ini merupakan tindak lanjut dari komitmen Pemerintah Korea Selatan untuk memprioritaskan Indonesia dalam kerja sama penanganan Covid- 19,” katanya.
Kim menambahkan bahwa pemerintah Republik Korea Selatan memprioritaskan Indonesia dalam kerja sama penanganan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini. Dalam menghadapi masa sulit di tengah pandemi Covid-19 di kedua negara. Ia mengungkapkan sebuah ungkapan ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. “Senang dan susah dilalui bersama,” ujarnya.
Kim juga menyampaikan bahwa alat tes tersebut diharapkan mampu untuk memberikan kontribusi kapasitas pemeriksaan Covid-19 di Indonesia. Bantuan senilai 429.870 dolar AS dari total 500.000 dolar AS diterima oleh Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB Ibnu Asur. Tes PCR merupakan tes yang akurat untuk mendeteksi virus corona dibandingkan rapid test.
Jubir Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan WHO mensyaratkan bahwa standar tes untuk deteksi penyebaran Covid-19 adalah dengan uji antigen melalui real-time PCR. Bukan dengan tes antigen darah dalam rapid tes.
Sampai saat ini, kata Yuri pemerintah masih bekerja keras untuk mendapatkan alat tes PCR tersebut dari beberapa negara. Saat ini semua negara sedang berlomba untuk mendapatkannya. “Sampai sekarang gugus tugas bekerja keras untuk mendatangkan alat tersebut dari luar negeri,” katanya.
Yuri mengungkapkan, pada 16 April 10 ribu alat tes sudah didatangkan. Pada 19 April ada 50 ribu tes. Pada 21 April tercatat 12.300 tes. Pemerintah berharap menerima hingga 400.000 alat tes. Selain tes PCR, kemarin, Kemenko Kemaritiman dan Investasi bersama TNI Angkatan Udara (AU) berhasil mendatangkan bantuan alat pelindung diri (APD) dari Phnom Penh, Kamboja.
APD sebanyak 140 ribu itu dipesan oleh Yayasan Ishihara, Taiwan langsung ke pabriknya yang berada di Phnom Penh, Cambodia. Bantuan ini adalah bagian dari program bantuan yayasan tersebut untuk penanganan wabah Covid-19 di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, pihaknya menyampaikan permohonan pada Panglima TNI Hadi Tjahjanto untuk dapat melakukan penjemputan menggunakan fasilitas TNI AU.
Jumat (24/4), pesawat TNI AU Hercules C130 bersama 13 awaknya berangkat dari Pangkalan AU Halim Perdanakusumah untuk menjemput bantuan seberat 12.256 kg tersebut. Setelah bermalam di Pangkalan Udara Kepulauan Natuna, Sabtu pagi pesawat langsung melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Seperti diketahui, krisis pandemi yang melanda dunia saat ini menyebabkan krisis APD di seluruh dunia. Hampir semua negara yang terjangkit pandemi ini mengalami kelangkaan APD. “Hal ini lah yang kami apresiasi. Di tengah langka dan sulitnya mendapatkan APD, kita masih bisa mendapatkannya, bahkan dengan kualitas yang terbaik,” ujarnya.
Apresiasi tertinggi, lanjut dia, juga disampaikan kepada pimpinan TNI AU yang telah membantu mengirimkan pesawat Hercules beserta awaknya ke Phnom Penh untuk menjemput bantuan ini.
Bantuan senilai 540 ribu dolar AS atau setara Rp8,41 miliar itu terdiri dari 15 set ventilator, 140 ribu set APD, 20 ribu alat pelindung wajah dan 300 ribu masker medis yang dipesan dari beberapa negara yakni, Kamboja, Filipina dan Taiwan. ”Menurut Yayasan tersebut bantuan medis yang dikirimkan dalam tiga gelombang tersebut adalah produk-produk dengan kualitas terbaik,” ungkapnya.(tau/mia/jpg/das)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru