PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Teka-teki hilangnya, Syamsul Bahri (39) selama lima hari, akhirnya terjawab. Pengusaha tepung itu sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah luka kekerasan di tubuhnya. Kuat dugaan Syamsul merupakan korban pembunuhan.
Jasad warga Pekanbaru ini ditemukan di pinggir jalan lintas Petapahan-Simpang TB KM 89 wilayah Dusun I Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Senin (24/2) siang. Penemuan mayat itu berdasarkan laporan dari masyarakat yang diterima oleh Bhabinkamtibmas Desa Kasikan, Brigadir Jasman Heri.
Atas informasi tersebut, Polsek Tapung Hulu mendatangi lokasi dan melakukan tempat kejadian perkara (TKP). Di sana, petugas mendapati pria berusia 39 tahun itu dalam posisi telentang dan hanya menggunakan celana dalam. Posisi tangannya terhimpit badan, kulit mengelupas, mata ditutup lakban dan kepala dipenuhi belatung dan di samping korban ditemukan sehelai jaket warna hitam.
Terhadap mayat itu, selanjutnya dievakusi dan dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau, Jalan Kartini. Langkah itu, visum serta otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban. Karena kuat dugaan pengusaha tepung ini merupakan korban pembunuhan.
"Korban diketahui bernama Syamsul Bahri. Sebelumnya ada laporan di Polresta Pekanbaru terkait laporan orang hilang dan setelah dicocokkan, ternyata benar," ujar Kapolsek Tapung Hulu Iptu Try Widyanto Fauzal SIK ditemuai RS Bhayangkara Polda Riau, Senin (24/2) malam.
Penemuan jasad pengusaha tepung itu, akhirnya sampai ke telinga Elsa Mega Firman. Perempuan 36 tahun ini tak lain merupakan istri Syamsul Bahri. Informasi itu, kata Elsa, diterimanya ketika dalam perjalanan menuju pulang ke rumah dari Kantor PWI Pekanbaru, Jalan Sumatra.
Oleh adik iparnya, lanjut ibu rumah tangga (IRT), dirinya meminta untuk difotokan mayat yang ditemukan warga di Desa Kasikan itu. Akan tetapi, diakui dia, tak bisa dikenali lantaran kondisi tubuh korban sudah membengkak. Merasa penasaran, Elsa bersama pihak keluarga memutuskan pergi ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk memastikan jasad korban pembunuhan. Setiba di sana, rasa penasaran itu akhirnya terjawab sudah. Jenazah yang terbujur kaku di dalam ruang forensik adalah suaminya setelah melihat secara langsung tanda-tanda pada tubuh korban.
"Iya, suami saya. Saya lihat dari gigi, bekas luka operasi dan pakaian dalam yang dikenakannya," lirih Elsa terbata-bata.
Saat ini, disampaikan Elsa, dirinya tengah menunggu proses visum dan autopsi yang dilakukan pihak rumah sakit. Direncanakan jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dikebumikan.(rir/end/s)