Dilewati Alat Berat Proyek Galian, Jalan Jadi Kubangan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jalan Payung Sekaki di Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya rusak parah. Jalan tanah ini menjadi lintasan alat berat untuk ke lokasi proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Akibatnya, jalan tersebut kini menjadi kubangan kerbau. Kondisi ini sudah terjadi sejak satu setengah bulan yang lalu.

Persoalan ini pun diadukan warga RW 12, Kelurahan Bambu Kuning kepada anggota DPRD Kota Pekanbaru Dapil Sail-Tenayan Raya, Arwinda Gusmalina. Arwinda pun langsung meninjau ke lapangan, Rabu (22/12).

- Advertisement -

Dari aduan warga, disampaikan Arwinda, sekitar lebih kurang 500 meter jalan yang dalam status pengerasan dengan pasir dan batu ini rusak berat. Saat hujan,  14 kepala keluarga (KK) yang tinggal di sekitar jalan tersebut merasakan dampaknya. Jalan tidak bisa dilewati karena becek dan licin. Ada kubangan kerbau dadakan berdiameter lebih kurang 4 meter dengan kedalaman 1 meter.

Disampaikan Arwinda, warga suah menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan kontraktor pembangunan IPAL. Namun belum ada respon positif.

- Advertisement -

"Saya sudah dua kali ini turun melihat ke lokasi. Sebulan lalu saat mendapat laporan dan aduan pertama juga sudah ke sini. Saat itu alat beratnya masih terperosok. Dan ternyata sampai saat ini belum direspon pihak kontraktornya, " kata Arwinda kepada Riau Pos, Rabu (22/12).

Sementara itu, Ketua RW 12 Bambu Kuning Istiqori juga menyampaikan kontraktor pembangunan IPAL adalah PT Adhi Karya. Dan alat-alat berat perusahaan tersebut melintasi Jalan Payung Sekaki untuk bisa sampai ke lokasi pembangunan IPAL.

"Mereka masuk dan melintas tanpa izin. Jalan rusak tidak pula diperbaiki. Ini jalan lintasan warga. Ada sekitar 500 meter jalan menuju lokasi mereka bekerja di tempat pembuangan akhir IPAL di Sungai Teleju dan Sungai Siak," sebut Istiqori.

Dibandingkan Istiqori, dulu sebelum alat berat masuk dan merusak jalan serta memberikan dampak banjir dan jalan hancur, Jalan Payung Sekali ini aman untuk dilewati mesti masih dalam pengerasan. "Jalan kami di sini pengerasan pakai pasir batu. Sekarang hancur dari ujung aspal sampai pertengahan jalan ini," keluh Istiqori.

Disampaikannya, Jalan Payung Sekaki menjadi lintasan warga setiap hari. Apalagi di ujung jalan  terdapat dua sekolah negeri, yakni SMPN 38 dan SDN 140 Pekanbaru.

"Informasinya, memang ada anak-anak muda di sini sudah ketemu dengan perwakilan PT Adhi Karya. Tapi perangkat RW dan RT tidak dilibatkan serta. Hasilnya, pemuda sini dijanjikan dikasih kerjaan untuk menimbun sekitar 150 mobil, tapi tidak jelas juga. Kami sudah peringati juga anak-anak muda di sini, kalau ada pertemuan kayak gitu mesti dikasih tahu," paparnya.

Dikatakan Istiqori, masyarakat kemarin sudah sempat mau gelar aksi, namun ditahan sembari menunggu pihak kontraktor ada itikat baiknya memperbaiki lagi jalan itu. "Kami tak minta macam-macam lah. Pihak kontraktor harus bertanggung jawab. Itu saja," pintanya.

Sedangkan Ketua RT 04/RW 12 Rauzi yang juga diwawancarai wartawan menyatakan, sejauh ini niat PT Adhi Karya selaku yang punya alat berat tersebut tidak ada. "Rumah warga di sini banyak. Sekarang memang sekitar 14 rumah yang banjir kalau hujan. Tapi kalau dibiarkan, bisa tambah banyak. Belum lagi anak sekolah," ujarnya kesal.

Terhadap keluhan warga ini, Arwinda pun menegaskan akan membawa persoalan warga ini ke lembaga DPRD. Ia minta DPRD supaya memanggil kontraktor untuk mempertanggungjawabkan kerusakan yang sudah dibuat.

"Saya sudah komunikasi dengan komisi terkait yaitu Komisi IV untuk memanggil kontraktor dan minta pertanggungjawaban, " tambah Arwinda.

Sementara itu, upaya konfirmasi ke perwakilan PT Adhikarya Niko untuk mempertanyakan pertanggungjawaban terhadap keluhan warga, Riau Pos tidak berhasil. Berulang kali dihubungi, nomor handphone yang bersangkutan tidak aktif.(gus)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jalan Payung Sekaki di Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya rusak parah. Jalan tanah ini menjadi lintasan alat berat untuk ke lokasi proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Akibatnya, jalan tersebut kini menjadi kubangan kerbau. Kondisi ini sudah terjadi sejak satu setengah bulan yang lalu.

Persoalan ini pun diadukan warga RW 12, Kelurahan Bambu Kuning kepada anggota DPRD Kota Pekanbaru Dapil Sail-Tenayan Raya, Arwinda Gusmalina. Arwinda pun langsung meninjau ke lapangan, Rabu (22/12).

Dari aduan warga, disampaikan Arwinda, sekitar lebih kurang 500 meter jalan yang dalam status pengerasan dengan pasir dan batu ini rusak berat. Saat hujan,  14 kepala keluarga (KK) yang tinggal di sekitar jalan tersebut merasakan dampaknya. Jalan tidak bisa dilewati karena becek dan licin. Ada kubangan kerbau dadakan berdiameter lebih kurang 4 meter dengan kedalaman 1 meter.

Disampaikan Arwinda, warga suah menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan kontraktor pembangunan IPAL. Namun belum ada respon positif.

"Saya sudah dua kali ini turun melihat ke lokasi. Sebulan lalu saat mendapat laporan dan aduan pertama juga sudah ke sini. Saat itu alat beratnya masih terperosok. Dan ternyata sampai saat ini belum direspon pihak kontraktornya, " kata Arwinda kepada Riau Pos, Rabu (22/12).

Sementara itu, Ketua RW 12 Bambu Kuning Istiqori juga menyampaikan kontraktor pembangunan IPAL adalah PT Adhi Karya. Dan alat-alat berat perusahaan tersebut melintasi Jalan Payung Sekaki untuk bisa sampai ke lokasi pembangunan IPAL.

"Mereka masuk dan melintas tanpa izin. Jalan rusak tidak pula diperbaiki. Ini jalan lintasan warga. Ada sekitar 500 meter jalan menuju lokasi mereka bekerja di tempat pembuangan akhir IPAL di Sungai Teleju dan Sungai Siak," sebut Istiqori.

Dibandingkan Istiqori, dulu sebelum alat berat masuk dan merusak jalan serta memberikan dampak banjir dan jalan hancur, Jalan Payung Sekali ini aman untuk dilewati mesti masih dalam pengerasan. "Jalan kami di sini pengerasan pakai pasir batu. Sekarang hancur dari ujung aspal sampai pertengahan jalan ini," keluh Istiqori.

Disampaikannya, Jalan Payung Sekaki menjadi lintasan warga setiap hari. Apalagi di ujung jalan  terdapat dua sekolah negeri, yakni SMPN 38 dan SDN 140 Pekanbaru.

"Informasinya, memang ada anak-anak muda di sini sudah ketemu dengan perwakilan PT Adhi Karya. Tapi perangkat RW dan RT tidak dilibatkan serta. Hasilnya, pemuda sini dijanjikan dikasih kerjaan untuk menimbun sekitar 150 mobil, tapi tidak jelas juga. Kami sudah peringati juga anak-anak muda di sini, kalau ada pertemuan kayak gitu mesti dikasih tahu," paparnya.

Dikatakan Istiqori, masyarakat kemarin sudah sempat mau gelar aksi, namun ditahan sembari menunggu pihak kontraktor ada itikat baiknya memperbaiki lagi jalan itu. "Kami tak minta macam-macam lah. Pihak kontraktor harus bertanggung jawab. Itu saja," pintanya.

Sedangkan Ketua RT 04/RW 12 Rauzi yang juga diwawancarai wartawan menyatakan, sejauh ini niat PT Adhi Karya selaku yang punya alat berat tersebut tidak ada. "Rumah warga di sini banyak. Sekarang memang sekitar 14 rumah yang banjir kalau hujan. Tapi kalau dibiarkan, bisa tambah banyak. Belum lagi anak sekolah," ujarnya kesal.

Terhadap keluhan warga ini, Arwinda pun menegaskan akan membawa persoalan warga ini ke lembaga DPRD. Ia minta DPRD supaya memanggil kontraktor untuk mempertanggungjawabkan kerusakan yang sudah dibuat.

"Saya sudah komunikasi dengan komisi terkait yaitu Komisi IV untuk memanggil kontraktor dan minta pertanggungjawaban, " tambah Arwinda.

Sementara itu, upaya konfirmasi ke perwakilan PT Adhikarya Niko untuk mempertanyakan pertanggungjawaban terhadap keluhan warga, Riau Pos tidak berhasil. Berulang kali dihubungi, nomor handphone yang bersangkutan tidak aktif.(gus)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya