PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Memperingati Hari Jadi ke-240 Pekanbaru, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau beserta forkopimda menggelar kegiatan gotong royong (goro) massal, Kamis (20/6). Dalam giat tersebut, dijumpai banyak parit atau drainase yang sudah penuh dengan tanah lumpur dan sampah.
Ada enam lokasi yang menjadi titik goro massal, kemarin. Yaitu, Jalan Arifin Achmad, Jalan HR Soebrantas, Pasar Pagi Arengka, Jalan Riau, Jalan Kaharuddin Nasution, dan Jalan Sekolah depan Pasar Rumbai.
Dinas PUPR Pekanbaru turunkan sejumlah alat berat dan pasukan kuning di enam titik lokasi yang memang rawan banjir tersebut.
Pantauan Riau Pos, di Jalan Arifin Achmad, terlihat puluhan petugas pasukan kuning dengan menggunakan alat seadanya serta dua unit alat berat dan tiga mobil pengangkut sampah dikerahkan. Diketahui banyak saluran air yang dangkal dan tidak bisa mengalirkan air akibat banyaknya endapan tanah dan juga sampah.
Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru Edward Riansyah mengatakan, dalam kegiatan gotong royong massal kali ini pihaknya menerjunkan 40 petugas kebersihan.
Diakuinya, pihaknya tak hanya menurunkan pasukan kuning. Tapi juga alat berat untuk mengeruk parit yang sudah dangkal dan tertutup dengan tanah dan sampah.
Lebih lanjut Edu menjelaskan, lewat kegiatan gotong royong bersama ini, sejumlah titik drainase yang sebelumnya tertutup oleh sampah dan tanah kini sudah bersih kembali.
”Termasuk juga drainase yang sebelumnya tertutup dan ada penyempitan karena ada box culvert dan gorong- gorong juga sudah kita gali dengan alat berat,” ujarnya.
Sementara itu, PPTK Binamarga Dinas PUPR Kota Pekanbaru Wan Abdul Karim yang ikut melakukan proses normalisasi di Jalan Arifin Ahmad kepada Riau Pos menjelaskan, fokus dalam kegiatan gotong royong ini di antaranya pembersihan drainase Diungkapkannya, dari normalisasi parit di Jalan Arifin Ahmad tepatnya di depan Kantor DPW Partai Demokrat, tampak seluruh parit tertutup dengan tanah dan juga sampah.
”Kendala yang kami hadapi di lapangan itu harus mengeruk semua aliran drainase dan parit karena sudah tertutup dan hanya tersisa setengah meter saja, padahal seharusnya 2 meter agar arus air bisa bermuara ke parit besar yang ada sehingga tidak ada genangan di badan jalan,” terangnya.(ayi)