PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dua peristiwa penganiayaan terjadi di Kota Pekanbaru berturut-turut di wilayah yang berbeda. Ahad (15/5) sore, seorang pelatih sepak bola ditusuk anak latihnya. Dan Senin (16/5), seorang ayah dibacok anak kandungnya sendiri.
Peristiwa penganiayaan terhadap ayah kandung sendiri terjadi di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki. AP, pemuda berusia 25 tahun nekat membacok sang ayah bernama Ojim Pardede (50), Senin (16/5).
Seperti dijelaskan Kapolsek Payung Sekaki Iptu Bayu Efendi melalui Kanit Reskrim Syafril, aksi ini bermula pada Ahad (15/5) lalu, di mana saat itu AP ribut dengan neneknya. Bukan keributan biasa. Nenek yang merupakan ibu kandung sang ayah mendapat makian dan lemparan benda tumpul dari AP.
Mengetahui kejadian tersebut dari warga sekitar, Ojim langsung mendatangi anaknya dengan maksud untuk menegur, Senin (16/5). Mendapat teguran dari sang ayah, AP bukannya merubah sikapnya dan meminta maaf, Ia malah terlibat perang mulut dengan ayahnya itu.
"Pelaku tidak terima ditegur ayahnya. Ia memberontak sambil berteriak-teriak. Terjadi keributan di sana. Pelaku langsung mengambil sebilah parang kemudian langsung mengejar korban," jelas Syafril, kemarin.
Melihat anaknya seperti sudah kerasukan setan, korban langsung melarikan diri, namun kalah cepat. Setelah jarak mereka berdua cukup dekat, pelaku langsung mengayunkan parang. Korban coba menghindar, namun sabetan parang tetap tidak bisa dihindari.
"Korban sempat melakukan perlawanan, sehingga parang itu mengenai tangan kirinya hingga menyebabkan luka parah dan berdarah. Pelaku kembali mengayunkan parangnya lagi hingga mengenai kaki korban," jelas Syafril.
Mendengar keributan dan suara minta tolong, warga sekitar kejadian langsung berdatangan. Melihat banyak orang, AP ciut dan langsung melarikan diri.
Begitu mendapat laporan, Kapolsek Payung Sekaki Iptu Bayu Efendi langsung memerintah Kanit Reskrim untuk melakukan penyelidikan. "Pelaku berhasil ditangkap ketika bersembunyi di sebuah gudang bersama sebilah parang yang digunakan melakukan penganiayaan. Pelaku dan barang bukti langsung kami amankan untuk proses hukum lebih lanjut," kata Syafril. Sementara itu, korban harus mendapatkan perawatan di rumah sakit pasca kejadian.
Dendam Tak Dimainkan, Pemain Tikam Pelatih
Sehari sebelumnya, seorang pelatih sepakbola, Deri (36) ditikam oleh anak latihnya pada Ahad (15/5). Pelaku berinisial Im (26) nekat menikam pelatihnya karena tidak diikutsertakan dalam pertandingan.
Pelaku merupakan warga Jalan Guru Sulaiman, Kecamatan Payung Sekaki. Setelah ditangkap polisi, barulah terungkap bahwa Im punya dendam kepada pelatihnya itu. Motif dendam ini dibenarkan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan.
"Motif pelaku melakukan penusukan terhadap korban karena pelaku adalah anggota klub bola yang bergabung dengan korban dalam latihannya. Sesuai keterangan pelaku, dia merasa sakit hati terhadap korban karena sebagai pelatih tim sepakbola Sure FC tidak pernah memainkan pelaku," sebut Kompol Andrie, Senin (16/5).
Penikaman tersebut terjadi pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB. Dengan mengendarai sepeda motor, pelaku mendatangi rumah korban di Perumahan Perdana, Jalan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir. Sesampainya di depan rumah korban, pelaku mengetuk pintu. Korban lalu datang dan sempat menanyakan maksud kedatangan pelaku. Namun ketika korban belum sempurna membukakan pintu, pelaku tiba-tiba mengambil pisau dari bagian pinggang dan langsung menghujam perut korban.
Usai penikaman dan korbannya menjerit, pelaku langsung lari. Tapi dia tidak bisa lari jauh karena keluarga korban dan warga sekitar langsung menangkapnya untuk diserahkan ke kepolisian.
Akibat peristiwa penusukan tersebut, korban shock karena serangan tersebut tidak disangka-sangka. Namun tusukan itu tidak berakibat fatal bagi diri korban.
Seperti disebutkan Kompol Andrie, korban hanya mengalami goresan di perut dan pada Ahad (16/5) itu, kondisi korban dalam keadaan baik.
Kompol Andrie menyebutkan, motif lain pelaku selain soal sakit hati atau dendam, sedang didalami. "Masih kami dalami, ada indikasi gangguan jiwa," sebut Kompol Andrie. (yls)
Laporan HENDRAWAN, Pekanbaru