PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gubernur Riau (Gubri) H Edy Natar Nasution terus mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid melalui kegiatan Gerakan Salat Subuh Berjemaah (GSSB).Pada akhir pekan lalu, Gubri kembali melakukan gerakan dakwah sekaligus GSSB di Masjid Al-Kahfi Jalan Hang Tuah Ujung Gang Sopoyono, Kota Pekanbaru, Sabtu (13/1).
Disebutkan Gubri Edy Natar, gerakan subuh berjemaah ini merupakan program andalan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama tokoh agama yang terus menyiarkan ajaran keislaman setiap akhir pekan.
Gerakan tersebut telah di selenggarakan sebanyak 174 kali ke sejumlah kabupaten/kota di Bumi Lancang Kuning.
Dalam penyampaian tausiahnya, Gubri Edy Nasution mengatakan, sebagai manusia jangan pernah meninggalkan sedikitpun hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan. Menurutnya, karena kebaikan ini nanti menjadi sesuatu yang amat sangat berarti ketika sudah meninggal dunia.
“Ini yang selalu kami sampaikan, bahwa kebaikan-kebaikan itu nanti baru kita tahu dan kita rasakan setelah kita meninggalkan dunia ini. Begitu banyak orang menyesal minta dikembalikan ke dunia hanya sekadar untuk melakukan kebaikan. Yang kita tahu bahwa penyesalan itu sudah Allah bocorkan di dalam Al-Qur’an,” katanya.
Dijelaskannya, dalam berbagai ayat di Al-Qur’an, begitu banyak orang-orang menyesali perbuatannya selama hidup dan minta kembali ke dunia hanya sekadar untuk membuat sebuah kebaikan. Dengan begitu, ia mengajak seluruh masyarakat tetap selalu melakukan kebaikan-kebaikan.
“Hari ini kita masih ada di dunia, oleh karena itu jangan pernah tinggalkan dan hilangkan kesempatan berbuat baik sekecil apapun. Kita tidak pernah tahu, kebaikan yang mana, yang akan mengantarkan kita nanti masuk ke dalam surga. Oleh karena itulah dalam kesempatan-kesempatan seperti ini, saya selalu mengajak kita semua untuk tidak pernah meninggalkan kebaikan di manapun berada,” jelasnya.
Gubri mengimbau seluruh warga jangan pernah meninggalkan masjid dan tetap selalu beribadah, meski dalam keadaan dan kesulitan apapun.
“Hujan pun kalau perlu kita tetap melangkahkan kaki. Kalau dihadapkan kepada nikmat yang sudah kita terima, kemudian dengan halangan yang kita hadapi pasti tidak ada apa-apanya,” ujarnya.
“Karena itu ukuran kesetiaan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Kalau kita bisa melihat itu dengan jernih, rasanya itu kita yang hari ini masih Allah SWT berikan kesehatan bisa melangkahkan kaki menuju ke tempat yang mulia ini, itu tidak bisa dihitung nikmatnya,” pungkasnya.(gem)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru