PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rendy Permata berteriak histeris begitu manteri khitan mulai menanganinya. Tapi sejurus kemudian dia tertawa-tawa. Apakah sakit? "Tidak. Kata kawan-kawan saja sakit,” ujar siswa kelas IV SD 114 Jalan Cempedak itu, Ahad (12/9).
Dia adalah satu dari 25 anak yang ikut ambil bagian dalam khitanan massal yang dilaksanakan Relawan Covid-19 Trec Pekanbaru bersama Riau Care Indonesia (RCI), PWI Pokja Pekanbaru dan PWI Riau di Jalan Pinang Pekanbaru.
Kendati ditemani ayahnya Irlazanto, dia tak berhenti berteriak dalam proses itu. Warga RT 3 RW 5 Kelurahan Wonorejo Kecamatan Marpoyan Damai itu tetap menunggu. Seperti juga orang tua anak-anak lainnya.
Berbeda dengan Baim, dia justru membaca ayat Alquran selama proses khitan. Mulai dari Al-Fatihah, Al-Ikhlas, hingga An-Nas dibacanya. Mulutnya tak berhenti dari bacaan Alquran. Tidak ada keluhan yang keluar dari bibirnya. "Tidak sakit. Tak ada terasa apa-apa," ujar anak bernama lengkap Hamka Ibrahim Hasan ini. Dia ditemani ibunya ketika itu.
Rendy dan Baim mewakili 25 anak. Kebanyakan memang tak ada reaksi, baik menangis atau teriak. Tapi satu dua ada juga yang bersikap begitu. Termasuk Rendy dan Bilal yang sudah lebih dulu menjalani ritual itu.
Ketua PWI Pokja Pekanbaru, Ardiansyah MZ Tanjung menyebutkan, tak hanya anak-anak sekitar Jalan Pinang, tempat pelaksanaan khitanan ini yang mengikuti, tapi juga beberapa anak lainnya di luar lokasi.
"Ada informasi juga yang menyebar dari grup-grup WA. Sehingga beberapa anak yang tinggal tak berjauhan seperti di Jalan Gelugur, Jalan Nuri, juga mendaftar dan ikut," ujar Ian Tanjung, panggilan akrabnya.(muh)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rendy Permata berteriak histeris begitu manteri khitan mulai menanganinya. Tapi sejurus kemudian dia tertawa-tawa. Apakah sakit? "Tidak. Kata kawan-kawan saja sakit,” ujar siswa kelas IV SD 114 Jalan Cempedak itu, Ahad (12/9).
Dia adalah satu dari 25 anak yang ikut ambil bagian dalam khitanan massal yang dilaksanakan Relawan Covid-19 Trec Pekanbaru bersama Riau Care Indonesia (RCI), PWI Pokja Pekanbaru dan PWI Riau di Jalan Pinang Pekanbaru.
- Advertisement -
Kendati ditemani ayahnya Irlazanto, dia tak berhenti berteriak dalam proses itu. Warga RT 3 RW 5 Kelurahan Wonorejo Kecamatan Marpoyan Damai itu tetap menunggu. Seperti juga orang tua anak-anak lainnya.
Berbeda dengan Baim, dia justru membaca ayat Alquran selama proses khitan. Mulai dari Al-Fatihah, Al-Ikhlas, hingga An-Nas dibacanya. Mulutnya tak berhenti dari bacaan Alquran. Tidak ada keluhan yang keluar dari bibirnya. "Tidak sakit. Tak ada terasa apa-apa," ujar anak bernama lengkap Hamka Ibrahim Hasan ini. Dia ditemani ibunya ketika itu.
- Advertisement -
Rendy dan Baim mewakili 25 anak. Kebanyakan memang tak ada reaksi, baik menangis atau teriak. Tapi satu dua ada juga yang bersikap begitu. Termasuk Rendy dan Bilal yang sudah lebih dulu menjalani ritual itu.
Ketua PWI Pokja Pekanbaru, Ardiansyah MZ Tanjung menyebutkan, tak hanya anak-anak sekitar Jalan Pinang, tempat pelaksanaan khitanan ini yang mengikuti, tapi juga beberapa anak lainnya di luar lokasi.
"Ada informasi juga yang menyebar dari grup-grup WA. Sehingga beberapa anak yang tinggal tak berjauhan seperti di Jalan Gelugur, Jalan Nuri, juga mendaftar dan ikut," ujar Ian Tanjung, panggilan akrabnya.(muh)