Minggu, 7 Juli 2024

8 Titik Terparah Banjir Jadi Prioritas

Riau Pos mendapatkan rancangan masterplan penanganan banjir di Kota Pekanbaru langsung dari seorang ilmuan perancangnya, Dr Muhammad Ikhsan. Ada delapan titik banjir terparah di Pekanbaru yang harus jadi prioritas penanganan. Dr Ikhsan langsung memaparkan saran-saran penanganannya.

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Persoalan banjir merupakan persoalan kompleks nan rumit. Tetapi bukan perkara yang tidak mungkin untuk diselesaikan. Perlu komitmen dan kesediaan penganggaran di APBD. Dan tentu saja harus didahului dengan perencanaan.

Saat ini, Kota Pekanbaru sudah memiliki master plan pengendalian banjir yang dibuat pada 2020 lalu. Dr Ikhsan menyebutkan, master plan itu sudah mengidentifikasi saluran yang ada, ke mana arah alirannya, dan apa permasalahannya.  

Selain itu, juga sudah analisis solusi pengendalian banjirnya. Termasuk saluran mana yang harus diperbaiki dan diperlebar. Juga gorong-gorong mana yang harus diperbesar dan diganti. Seluruh analisis dalam master plan itu, diyakini Ikhsan, jitu dalam menyelesaikan permasalahan yang mulai akut dan terus dialami warga kota ini. Bahkan sudah terususun tahapan prioritas, siapa yang berwenang hingga perkiraan biayanyapun sudah dihitung.

- Advertisement -

Dikatakan Ikhsan, langkah paling cepat yang bisa dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru adalah dengan melakukan pembersihan saluran. Baik itu secara manual maupun dengan alat berat.  Hal itu bisa dimulai dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) untuk beberapa saluran ataupun box.  Pembangunannya bisa dilakukan secara bertahap.

"Di samping itu, penanganan banjir dalam jangka panjang harus juga melakukan pendekatan lingkungan. Seperti pembuatan sumur resapan dan biopori, membangun waduk waterpond dan penataan RTH (Ruang Terbuka Hijau, red) untuk serapan air yang lebih banyak. Termasuk pengelolaan sampah, supaya tidak menyumbat saluran dan sungai, ini juga sangat penting," sebut  Ikhsan.

Baca Juga:  Pengprov PBVSI Riau Jadi Pelaksana Proliga

Dalam pemaparan tertulisnya yang diterima Riau Pos pada Ahad (12/12), setidaknya ada delapan titik banjir terparah yang harus masuk skala prioritas utama Pemko Pekanbaru. Mulai dari banjir di tikungan fly over Pasar Pagi Arengka, banjir di simpang Tobek Godang, banjir di aliran Sungai Sail,  banjir di aliran Sungai Sibam, banjir di persimpangan Jalan Putri Tujuh – Jalan HR Subrantas, banjir di Jalan Arifin Ahmad, banjir kawasan Sigunggung di Jalan Karya Bakti dan banjir di Perumahan Bintungan dan Perumahan sekitar Jalan Datuk Tunggul.

Sebagai praktisi tata kota sekaligus salah seorang perancang master plan penanganan banjir, Ikhsan membahas satu per satu penyebab atau pemicu banjir. Sekaligus, membahas cara penanganannya seperti tertuang dalam master plan tersebut.

Banjir Fly Over Pasar Pagi Arengka, Box Culvert Tersumbat

Banjir yang terjadi dekat Pasar Pagi Arengka ini sudah lama terjadi, namun makin parah sejak fly over satu arah itu selesai dibangun. Tidak tanggung-tanggung, saat hujan lebat terjadi seperti Jumat (10/11) lalu, genangan di titik ini bisa mencapai ketinggian 50 cm. Lokasi ini harus menjadi prioritas, karena banjirnya terus berulang dan dalam seketika hujan lebat turun.  

Menurut Ikhsan, sumber air banjir di tikungan fly over ini berasal dari arah barat, yaitu dari arah Baterai P Arhanud di Jalan Subrantas. Air yang menumpuk di titik tersebut juga berasal dari arah utara yaitu SPBU Jalan Soekarno-Hatta. Ikhsan menyebutkan, genangan itu terjadi karena posisi tikungan tersebut sangat cekung, hingga air terperangkap.

"Sebetulnya sudah terdapat box culvert yang mengalirkan air dari posisi ini ke arah selatan melintasi bawah fly over Jalan Subrantas.  Tetapi karena tersumbat dan jarang dibersihkan, alirannya menjadi tidak lancar," sebut Ikhsan.  

Baca Juga:  Ginda Burnama Dukung Penutupan Akses Masuk WNA

Box culvert itu, kata Ikhsan, melintang di bawah Jalan Subrantas sepanjang 45 meter.  Setelah keluar dari saluran box itu, air mengalir ke arah Timur, lalu membelok ke Selatan. Masalahnya, di sekitar belokan itu terdapat reruntuhan dinding beton saluran. Ini menjadi penghambat lain aliran air di titik banjir ini. Maka sumbatan tersebut harus dibersihkan.

"Pendek kata, banjir di tikungan fly over Pasar Pagi Arengka ini bisa diselesaikan dengan mengerahkan tenaga manusia untuk mengangkat endapan, sampah, batu, dan hambatan lainnya di sepanjang saluran.  Tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, untuk lokasi ini, kalau punya tenaga 10 orang, dikerjakan sepekan akan stuntas. Asal tepat sasaran," ungkapnya.

Banjir Persimpangan Jalan Putri Tujuh–Jalan HR  Subrantas

Titik lain yang menjadi langganan banjir adalah di persimpangan Jalan Putri Tujuh – Jalan HR Subrantas. Tidak jarang banyak kendaraan roda dua yang mati mesin ketika air menerobos banjir di lokasi ini.

Genangan air yang cukup dalam di kawasan ini berasal dari sisi utara Jalan Subrantas, kemudian menyeberang melalui box culvert yang melintasi Jalan Subrantas. Air terhambat di titik ini. Selain itu terlalu kecilnya saluran di Jalan Putri Tujuh yang menuju ke selatan, hanya selebar 1,2 meter, juga menjadi penyebab genangan air cukup dalam di kawasan ini.  

Masalah kecilnya diameter tempat air lewat ini, menurut Ikhsan harus ditangani segera. Berdasarkan analisis yang juga dipaparkan di master plan penanganan banjir Kota Pekanbaru, lebar diameter saluran di sini harusnya antara 2,5 sampai 3 m.  "Panjang saluran air yang harus diperlebar ini sekitar 400 meter," kata Ikhsan.(bersambung)

Riau Pos mendapatkan rancangan masterplan penanganan banjir di Kota Pekanbaru langsung dari seorang ilmuan perancangnya, Dr Muhammad Ikhsan. Ada delapan titik banjir terparah di Pekanbaru yang harus jadi prioritas penanganan. Dr Ikhsan langsung memaparkan saran-saran penanganannya.

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Persoalan banjir merupakan persoalan kompleks nan rumit. Tetapi bukan perkara yang tidak mungkin untuk diselesaikan. Perlu komitmen dan kesediaan penganggaran di APBD. Dan tentu saja harus didahului dengan perencanaan.

Saat ini, Kota Pekanbaru sudah memiliki master plan pengendalian banjir yang dibuat pada 2020 lalu. Dr Ikhsan menyebutkan, master plan itu sudah mengidentifikasi saluran yang ada, ke mana arah alirannya, dan apa permasalahannya.  

Selain itu, juga sudah analisis solusi pengendalian banjirnya. Termasuk saluran mana yang harus diperbaiki dan diperlebar. Juga gorong-gorong mana yang harus diperbesar dan diganti. Seluruh analisis dalam master plan itu, diyakini Ikhsan, jitu dalam menyelesaikan permasalahan yang mulai akut dan terus dialami warga kota ini. Bahkan sudah terususun tahapan prioritas, siapa yang berwenang hingga perkiraan biayanyapun sudah dihitung.

Dikatakan Ikhsan, langkah paling cepat yang bisa dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru adalah dengan melakukan pembersihan saluran. Baik itu secara manual maupun dengan alat berat.  Hal itu bisa dimulai dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) untuk beberapa saluran ataupun box.  Pembangunannya bisa dilakukan secara bertahap.

"Di samping itu, penanganan banjir dalam jangka panjang harus juga melakukan pendekatan lingkungan. Seperti pembuatan sumur resapan dan biopori, membangun waduk waterpond dan penataan RTH (Ruang Terbuka Hijau, red) untuk serapan air yang lebih banyak. Termasuk pengelolaan sampah, supaya tidak menyumbat saluran dan sungai, ini juga sangat penting," sebut  Ikhsan.

Baca Juga:  Insentif Nakes Dibayarkan hingga Juni

Dalam pemaparan tertulisnya yang diterima Riau Pos pada Ahad (12/12), setidaknya ada delapan titik banjir terparah yang harus masuk skala prioritas utama Pemko Pekanbaru. Mulai dari banjir di tikungan fly over Pasar Pagi Arengka, banjir di simpang Tobek Godang, banjir di aliran Sungai Sail,  banjir di aliran Sungai Sibam, banjir di persimpangan Jalan Putri Tujuh – Jalan HR Subrantas, banjir di Jalan Arifin Ahmad, banjir kawasan Sigunggung di Jalan Karya Bakti dan banjir di Perumahan Bintungan dan Perumahan sekitar Jalan Datuk Tunggul.

Sebagai praktisi tata kota sekaligus salah seorang perancang master plan penanganan banjir, Ikhsan membahas satu per satu penyebab atau pemicu banjir. Sekaligus, membahas cara penanganannya seperti tertuang dalam master plan tersebut.

Banjir Fly Over Pasar Pagi Arengka, Box Culvert Tersumbat

Banjir yang terjadi dekat Pasar Pagi Arengka ini sudah lama terjadi, namun makin parah sejak fly over satu arah itu selesai dibangun. Tidak tanggung-tanggung, saat hujan lebat terjadi seperti Jumat (10/11) lalu, genangan di titik ini bisa mencapai ketinggian 50 cm. Lokasi ini harus menjadi prioritas, karena banjirnya terus berulang dan dalam seketika hujan lebat turun.  

Menurut Ikhsan, sumber air banjir di tikungan fly over ini berasal dari arah barat, yaitu dari arah Baterai P Arhanud di Jalan Subrantas. Air yang menumpuk di titik tersebut juga berasal dari arah utara yaitu SPBU Jalan Soekarno-Hatta. Ikhsan menyebutkan, genangan itu terjadi karena posisi tikungan tersebut sangat cekung, hingga air terperangkap.

"Sebetulnya sudah terdapat box culvert yang mengalirkan air dari posisi ini ke arah selatan melintasi bawah fly over Jalan Subrantas.  Tetapi karena tersumbat dan jarang dibersihkan, alirannya menjadi tidak lancar," sebut Ikhsan.  

Baca Juga:  Paripurna DPRD Riau Sering Tak Kuorum

Box culvert itu, kata Ikhsan, melintang di bawah Jalan Subrantas sepanjang 45 meter.  Setelah keluar dari saluran box itu, air mengalir ke arah Timur, lalu membelok ke Selatan. Masalahnya, di sekitar belokan itu terdapat reruntuhan dinding beton saluran. Ini menjadi penghambat lain aliran air di titik banjir ini. Maka sumbatan tersebut harus dibersihkan.

"Pendek kata, banjir di tikungan fly over Pasar Pagi Arengka ini bisa diselesaikan dengan mengerahkan tenaga manusia untuk mengangkat endapan, sampah, batu, dan hambatan lainnya di sepanjang saluran.  Tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, untuk lokasi ini, kalau punya tenaga 10 orang, dikerjakan sepekan akan stuntas. Asal tepat sasaran," ungkapnya.

Banjir Persimpangan Jalan Putri Tujuh–Jalan HR  Subrantas

Titik lain yang menjadi langganan banjir adalah di persimpangan Jalan Putri Tujuh – Jalan HR Subrantas. Tidak jarang banyak kendaraan roda dua yang mati mesin ketika air menerobos banjir di lokasi ini.

Genangan air yang cukup dalam di kawasan ini berasal dari sisi utara Jalan Subrantas, kemudian menyeberang melalui box culvert yang melintasi Jalan Subrantas. Air terhambat di titik ini. Selain itu terlalu kecilnya saluran di Jalan Putri Tujuh yang menuju ke selatan, hanya selebar 1,2 meter, juga menjadi penyebab genangan air cukup dalam di kawasan ini.  

Masalah kecilnya diameter tempat air lewat ini, menurut Ikhsan harus ditangani segera. Berdasarkan analisis yang juga dipaparkan di master plan penanganan banjir Kota Pekanbaru, lebar diameter saluran di sini harusnya antara 2,5 sampai 3 m.  "Panjang saluran air yang harus diperlebar ini sekitar 400 meter," kata Ikhsan.(bersambung)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari