PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pendataan lokasi rawan banjir di Kota Pekanbaru dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru. Ada 30 titik dinilai rawan. Hingga kini peta induk drainase dan anak sungai yang sedang disusun belum juga selesai.
Belum adanya peta induk drainase dan anak sungai di Kota Pekanbaru membuat penanganan banjir menjadi tidak maksimal. Apalagi, banjir yang muncul saat musim hujan terjadi salah satunya karena tidak efektifnya saluran air atau drainase yang ada.
Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Senin (10/2) mengatakan, pihaknya mendata ada 30 titik rawan banjir yang menjadi perhatian. Di sisi lain, pihaknya belum memiliki peta induk drainase dan sungai untuk penanganan permasalahan banjir. "Sekarang, ka-mi sedang menyusun peta induk drainase dan anak sungai. Peta ini akan menjadi perhatian kami di mana di titik-titik yang biasa banjir. Ada 30 titik rawan banjir yang jadi perhatian," katanya.
Dengan dibuatnya peta drainase dan sungai, maka konsultan bisa memberikan solusi terhadap penanganan banjir secara tepat. 30 titik rawan banjir itu tersebar di seluruh Kecamatan di Pekanbaru. Namun, yang paling banyak masih terdapat di Kecamatan Tampan. "Di Kecamatan Tampan di Jalan Cipta Karya, Suka Karya, dan sekitarnya," urainya.
Selain itu, titik rawan banjir juga terdapat di depan Awal Bros Sudirman, di depan dealer Suzuki Jalan Riau, di depan Hotel Premiere Jalan Sudirman, di depan Awal Bros Jalan Soebrantas, di persimpangan Tabek Gadang, di depan Family Box Jalan Soebrantas, di Terminal AKAP Jalan Tuanku Tambusai Ujung dan di depan Pasar Buah Jalan Jenderal Sudirman.
Dengan peta induk yang masih dalam proses, Dinas PUPR Pekanbaru melakukan upaya penanganan dengan pembersihan drainase. Sejumlah drainase dan anak sungai dilakukan normalisasi agar laju air tidak terhambat. "30 titik rawan banjir yang harus kita bebaskan, dan di 2020 ini kita menyu-sun masterplant penanganan banjir," ucapnya.
Sebelumnya, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT beberapa waktu lalu mengakui, dalam penanggulangan banjir, Kota Pekanbaru sendiri masih memiliki kekurangan, yakni belum diperbaharuinya peta induk sungai dan drainase. "Peta induk memang mesti disempurnakan," kata dia.
Penyempurnaan tegas dia perlu dilakukan karena kondisi awal saat peta dibuat dan Kota Pekanbaru saat ini yang sudah berkembang sudah berbeda jauh. "Kota berubah. Banyak sungai yang mati dan tidak berfungsi dengan baik. Karena itu ini (peta induk sungai dan drainase, red) tahun ini harus selesai," tegasnya.(yls)
Laporan: M ALI NURMAN